Dark/Light Mode

Launching Universitas Darunnajah, HNW Ajak Akademisi Cetak SDM Unggulan

Selasa, 8 November 2022 10:23 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat Pembukaan Konferensi Internasional Pengasuh Pesantren Se-Asia Tenggara dan Grand Launching Universitas Darunnajah di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Senin (7/11). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat Pembukaan Konferensi Internasional Pengasuh Pesantren Se-Asia Tenggara dan Grand Launching Universitas Darunnajah di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Senin (7/11). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bersyukur dan mendukung Grand Launching Universitas Darunnajah dibarengkan dengan penyelenggaraan Konferensi Internasional Pengasuh Pesantren Se-Asia Tenggara.

Hidayat Nur Wahid mengatakan, pendirian Universitas Darunnajah oleh Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta Selatan, melanjutkan peristiwa sejarah dan semangat para tokoh bangsa dan pimpinan umat untuk menyiapkan satu universitas sebelum Indonesia merdeka.

Agar Indonesia sesudah kemerdekaannya diisi dan dikelola oleh sumberdaya manusia Indonesia yang terdidik dan berkeunggulan.

Menurut HNW, pendirian Universitas Darunnajah ini melanjutkan peristiwa sejarah bahwa sebelum Indonesia berdiri, terlebih dahulu dipersiapkan pendidikan tinggi dalam satu universitas.

Sehingga pada tanggal 8 Juli 1945, satu bulan sebelum Indonesia merdeka, pimpinan umat dan tokoh bangsa sudah mempersiapkan agar Indonesia merdeka nanti diisi para SDM unggul dan akademisi yang hebat-hebat.

Baca juga : Ganjar Ajak Wisudawan Universitas Pancasila Siap Hadapi Persaingan Global

Beberapa tokoh yang mendirikan perguruan tinggi Islam itu antara lain KH. Kahar Muzakir dari Muhammadiyah, KH. Wahid Hasyim dari NU, tokoh PUI KH. Achmad Sanusi yang tahun ini mendapat gelar pahlawan nasional.

Selain itu, tokoh dari partai Islam (Masjumi) yaitu Mr. Mochammad Roem dan Mochamad Natsir serta tokoh dari nasionalis kebangsaan yaitu Drs. Mohammad Hatta, mereka sepakat mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta.

Para tokoh ini memberi keteladanan dan pemaknaan tentang pentingnya universitas Islam untuk mempersiapkan kader bangsa berkeunggulan untuk mengisi kemerdekaan.

Artinya, lanjut Hidayat, sydah sangat sewajarnya bila pendirian dan pengelolaan Universitas Islam menjadi embrio terjalinnya ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah Wathoniah dan Basyariyah.

Maka para tokoh itu berbeda latar belakang ormas dan politik, baik Islam dan nasionalis, tapi mereka bisa sepakat dan berkolaborasi. Sehingga bisa berkontribusi hadirkan Indonesia merdeka, sekaligus menyepakati kreasi agar Indonesia merdeka nanti diisi sumber daya manusia yang berkeunggulan.

Baca juga : Bamsoet Ajak Optimalkan Bonus Demografi Untuk Penguatan Ekonomi

"Karenanya disiapkanlah Sekolah Tinggi Islam yang kemudian berubah menjadi Universitas Islam Indonesia. Kita semua sekarang ini, di kampus Universitas Darunnajah ini, merasakan adanya aura dan spirit kuat, betapa semangat itu akan dilanjutkan dengan berdirinya Universitas Darunnajah," kata HNW dalam Pembukaan Konferensi Internasional Pengasuh Pesantren Se-Asia Tenggara dan Grand Launching Universitas Darunnajah di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta, Senin (7/11).

Pembukan konferensi internasional dan launching Universitas Darunnjah ini dihadiri Ketua Dewan Masjid Indonesia yang juga Ketua Dewan Penyantun Universitas Darunnajah H. Jusuf Kalla, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH. Hasan Abdullah Sahal, Rektor Universitas Islam Madinah Syekh Dr. Hasan bin Abdul Muním Al-Aufi, Pengasuh Pesantren dan Presiden Pesantren Darunnajah Dr. KH. Sofwan Manaf, Presiden Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) Dr. KH. M. Tata Taufik.

Sementara Wakil Presiden Prof. KH. Ma’ruf Amin yang sekarang sedang menjalankan tugas negara di Mesir, hadir secara virtual sekaligus membuka secara resmi konferensi internasional dan grandlaunching Universitas Darunnajah.

HNW, sapaan Hidayat Nur Wahid, menyebutkan pemilihan tanggal 7 November dari Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin sebagai hari launching Universitas Darunnjah, adalah pemilihan yang mempunyai makna sejarah yang baik dan sangat tepat.

Sebab dulu pada tanggal 7-8 November 1945, berlangsung Kongres Umat Islam Indonesia yang pertama di Yogyakarta yang dihadiri NU, Muhammadiyah, Persis, PUI, dan seluruh Ormas dan partai-partai Islam.

Baca juga : Digitalisasi Pendidikan, Telkom Berhasil Cetak Guru Unggul Nasional

Kongres ini menghasilkan keputusan yang sangat penting, yaitu semuanya mendukung Fatwa dan Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari yang disampaikan pada 22 Oktober 1945, para kiai dan santri sepakat menghasilkan fatwa Jihad. Di mana umat Islam di daerah jihad, wajib ain hukumnya memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari kemungkinan dijajah kembali oleh Belanda.

"Keputusan yang kedua adalah mendirikan satu partai Islam, yaitu Madjelis Sjoero Moeslimin Indonesia atau disingkat Masjoemi," jelas HNW.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.