Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Masuk Pasar Sukawati, Iriana Sapa Warga Dan Borong Produk Lokal
- Nakes Nusantara Sehat Dievakuasi Pasca Konflik KKB Vs Aparat Di Papua Barat
- TEKAD Berkontribusi Besar Dalam Penurunan Kemiskinan Ekstrem Di Manggarai
- Potensi Ekonomi Digital Luar Biasa, Yuk Maksimalkan Penggunaan Medsos
- Menpora Jempolin Anak Muda Antusias Ikut Pekan Olahraga Tradisional
Teror Bom Di Mapolsek Astanaanyar
DPR: Napiter Kok Tak Berkurang Radikalnya
Minggu, 11 Desember 2022 07:50 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Kota Bandung. Teror dilakukan eks narapidana terorisme (napiter). Kenapa napiter ini tidak berkurang radikalismenya.
Karena itu, Komisi III DPR bakal memanggil Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sesudah masa sidang berikutnya (Januari 2023). BNPT patut ditanyakan perihal program pembinaan deradikalisasi yang dijalankan.
“Termasuk koordinasi intelijen institusi tersebut terhadap jaringan terorisme. Kenapa terjadi lagi? Itu kan dia pernah ketangkap kasus yang sama, tapi kok keluar penjara masih ini (melakukan tindakan teror),” ujar Anggota Komisi III DPR Nazaruddin Dek Gam dalam keterangannya, kemarin.
Baca juga : PDI Perjuangan Kutuk Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar Bandung
Politikus PAN ini menyebut, BNPT telah kebobolan karena bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar dilakukan oleh eks napiter. Apalagi pelakunya pernah tertangkap di kasus yang sama.
“Kecuali pendatang baru, berarti mereka (BNPT) kebobolan,” tudingnya.
Nazaruddin meminta BNPT mempertajam intelijen di institusinya terhadap pergerakan jaringan terorisme agar peristiwa bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar tidak terulang kembali. Dia juga meminta Kapolri lebih meningkatkan pengamanan jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Baca juga : Komisi III DPR: Aparat Tidak Kecolongan, Tapi Kurang Waspada
“Saya minta Kapolri lebih menguatkan pengamanan di gereja, tempat keramaian. Termasuk juga pengamanan di jalur lalu lintas padat,” pinta dia.
Anggota Komisi III Santoso menilai, program deradikalisasi para narapidana terorisme oleh BNPT kurang tepat. Sebab, orang yang sudah dibina tetap melakukan tindakan terorisme. Hal ini terjadi dalam kasus bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung yang pelakunya sebagai mantan narapidana terorisme.
“Program pembinaan para narapidana terorisme harus dievaluasi agar mereka tak memiliki dendam kepada negara,” ujar Politikus Demokrat ini dalam keterangannya, kemarin.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya