Dark/Light Mode

Gempa Kaltim, Ustad Hidayat Kemakan Hoaks

Sabtu, 24 Agustus 2019 09:03 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid. (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, tak setuju Kalimantan Timur (Kaltim) dipilih jadi ibu kota baru. Hidayat beralasan, Kaltim juga daerah rawan gempa. Alasan Hidayat didasarkan atas adanya info gempa 4,8 skala richter yang melanda Kaltim, kemarin. Namun, setelah ditelusuri, info gempa di Kaltim itu hoaks. Karena, gempa itu terjadinya di Sulawesi. Jadilah, Ustad Hidayat kemakan hoaks.

Kamis pagi kemarin, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Sofyan Djalil, sempat mengumumkan, lokasi ibu kota baru itu di Kaltim. Namun, kemarin, Sofyan sudah mengklarifikasi pernyataannya itu. Kata dia, Kaltim hanya salah satu alternatif. Resminya akan diumumkan presiden Jokowi.

“Pak Jokowi mengatakan masih ada satu-dua kajian yang belum selesai. Ya mungkin kajian itu juga karena kemarin terjadi gempa juga di Kaltim. Katanya di Kaltim itu sangat tidak ada gempa,” ucap Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Hidayat kemudian bicara urut-urutan pemindahan ibu kota. Menurut pria yang kini menjawab Wakil Ketua MPR itu, rencana pemindahan ibu kota harus didiskusikan dengan MPR. Tidak boleh diputuskan sendiri.

Dia kemudian menyitir pasal yang tertuang dalam UUD 1945. Misalnya, di Pasal 2 ayat 2 dijelaskan, MPR bersidang sedikitnya 5 tahun sekali di ibu kota negara. “Ibu kota negara sekarang Jakarta. Kalau akan melakukan pemindahan, harusnya MPR di-sounding dong,” ucap politisi yang akrab disapa HNW ini.

Baca juga : Gempa 3,1 SR Getarkan Cilacap

Dia berharap, Pemerintah segera mengirimkan naskah RUU tentang pemindahan ibu kota ke DPR. Agar bisa segera dipelajari. “Tentu DPR akan sangat profesional mempertimbangkan dari segala sisi. Karena DPR adalah wakil rakyat,” tambahnya.

Hidayat juga menyinggung tidak adanya anggaran pemindahan ibu kota dalam RUU APBN 2020. Terkait kabar gempa di Kaltim, awalnya diumumkan oleh Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC). Menurut catatan EMSC, gempa itu terjadi pada Kamis siang, pukul 1.15.

Kabar gempa ini pun langsung menghangatkan jagat dunia maya. Sebagian warganet mengaitkan dengan Kaltim sebagai tempat yang aman dari gempa.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemudian mengklarifikasi kabar gempa ini. 

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengatakan, kabar gempa di Kaltim adalah hoaks. Dia lalu menceritakan kronologi kejadian gempa itu. Kata dia, pada Kamis siang memang terjadi gempa. Sistem otomatis dari BMKG pun juga mendeteksi adanya gempa. Setelah dilakukan pembacaan oleh operatior dan mengupdate data, diketahui pusat gempa bukan di Kaltim.

Baca juga : Latihan Militer, Saudi Siap Amankan Pelaksanaan Haji

“Episenternya tidak di Kalimantan, tapi ada di Sulawesi,” kata Rahmat, kemarin. Atas informasi itu, BMKG melakukan pemutakhiran data. Sayangnya, EMSC tidak update data lagi. Rahmat sadar, banyak warganet menyoroti gempa Kaltim karena daerah itu disebut sebagai calon ibu kota baru.

Apakah Kaltim aman dari gempa dan tsunami? BMKG mengungkap, tak ada daerah yang sepenuhnya aman. Termasuk Kalimantan. Dalam sejarahnya, Kalimantan pernah di- guncang gempa besar.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, secara geologi dan tektonik, di wilayah Kaltim terdapat 3 struktur sesar sumber gempa yaitu Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster. BMKG mengatakan, Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat masih aktif. Hasil monitoring kegempaan BMKG terhadap Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur menunjukkan masih sangat aktif. [BCG]

 

 

Baca juga : Gempa Banten, Layanan Telkomsel Normal

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.