Dark/Light Mode

Digarap 5 Jam, Taufik Hidayat Dicecar Soal Menpora

Kamis, 1 Agustus 2019 16:13 WIB
Mantan pebulutangkis Taufik Hidayat, usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih, KPK, Jakarta, Kamis (1/8). (Foto: Oktavian Surya Dewangga/Rakyat Merdeka)
Mantan pebulutangkis Taufik Hidayat, usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih, KPK, Jakarta, Kamis (1/8). (Foto: Oktavian Surya Dewangga/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan pebulutangkis Taufik Hidayat akhirnya selesai menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Taufik yang tiba di markas komisi antirasuah tadi pagi, Kamis (1/8) pukul 10.05 WIB itu, keluar dari lobi gedung pukul 15.40 WIB.

Taufik mengaku dimintai keterangan dalam kapasitasnya sebagai staf khusus Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pada tahun 2017-2018. "Saya (ditanya) di situ tupoksinya sebagai apa," ujar Taufik yang mengenakan kemeja putih dan celana biru. "Sebagai apa, ini siapa, kenal ini, kenal ini," imbuhnya.

Selain sebagai eks Stafsus Menpora, Taufik juga mengaku diperiksa sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Wasatlak Prima). "Saya sebelum di situ (stafsus) kan di Wasatlak Prima, 2016," tutur pria kelahiran 10 Agustus 1981 itu.

Soal dana hibah Kemenpora untuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Taufik mengaku tak disinggung penyidik. "Cuma itu aja, saya sebagai stafsus, saya sebagai Wasatlak Prima, kerjaanya apa di situ," beber Taufik.

Baca juga : Kasus Suap Kemenpora, Eks Pebulutangkis Taufik Hidayat Digarap KPK

Total ada sekitar 8 hingga 9 pertanyaan yang diajukan penyidik KPK dalam pemeriksaan itu. Yang ditanya seputar Menpora Imam Nahrawi. "Kenal Pak Imam di mana, itu-itu aja ya. Terkait Menpora aja sih, yang lain nggak ada. Kemenpora sama Satlak Prima, kalau Satlak Prima bisa diminta di stafsus, itu aja," terang peraih medali emas Olimpiade Athena pada 2004 ini.

Selain Menpora Imam, Taufik juga dicecar penyidik soal Stafsus Menpora, Miftahul Ulum. "Ya ditanya, kenal, ya kenal," tutur Taufik yang dua kali menjuarai Piala Thomas pada tahun 2000 dan 2002. Soal penerimaan dana, Taufik mengaku tak tahu. Sebab, dia tak mengurusi soal itu. Penyidik tak menanyakannya soal itu.

"Oh nggak.. nggak ditanya masalah itu sih cuma ditanya kenal ini nggak, kenal ini nggak, ya kenal. Itu aja ya. Makasih," tutup Taufik sembari berjalan meninggalkan lobi Gedung KPK.

Diketahui, Satlak Prima pernah disinggung dalam sidang kasus dana hibah Kemenpora di Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta Pusat. Saat itu Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Mulyana menyinggung soal permintaan uang Menpora Imam Nahrawi.

Baca juga : DPD Berharap IKPS Mampu Tekan Kemiskinan di Pesisir Selatan

Mulyana mengaku mengingat momen, di mana Imam meminta jatah mengenai Satlak Prima. Kejadian itu, aku dia, terjadi di sebuah lapangan badminton. Mulyana menambahkan, dirinya merealisasikan permintaan tersebut dengan uang sejumlah Rp 400 juta.

Uang itu diberikan kepada Staf Pribadi Menpora, Miftahul Ulum melalui Bendahara Pengeluaran Pembantu Kemenpora, Supriyono. Sumber uang Rp 400 juta itu diketahui ternyata berasal dari Sekjen KONI Ending Fuad Hamidy.

Selaku bendahara, Supriyono dalam persidangan mengaku berinisiatif meminta uang kepada KONI dengan dalih pinjaman.

Terpisah, Juru Bicara KPK Febri Diansyah membenarkan, Taufik Hidayat dimintai keterangan dalam penyelidikan sebagai Wakil Ketua Satlak Prima dan Staf Khusus di Kemenpora.

Baca juga : Hiy...Serem, Ada Mayat di Depan Rumah Elneny

Penyelidikan ini merupakan pengembangan perkara suap dana hibah Kemenpora untuk KONI, yang sudah ditangani komisi pimpinan Agus Rahardjo Cs itu.

"Pengembangan dari perkara sebelumnya yang telah diproses sebelumnya di Pengadilan Tipikor," ungkap Febri. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.