Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Flu Babi Afrika Tak Menular Ke Manusia
DPR: Atasi, Jangan Anggap Remeh Lho
Minggu, 21 Mei 2023 07:50 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Senayan meminta Pemerintah mewaspadai munculnya wabah penyakit yang menyerang hewan African Swine Fever (ASF) atau yang biasa disebut virus demam babi Afrika. Kendati tidak menular ke manusia, penyakit ini tidak boleh dianggap remeh.
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani mengatakan, temuan virus ASF di Pulau Bulan (Batam) sangat memprihatinkan, mengingat daerah ini sebelumnya ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF dengan Keputusan Menteri Pertanian tahun 2021.
“Jangan anggap enteng kalau kita tidak ingin kecolongan lagi,” ungkap Netty, kemarin.
Baca juga : Sahabat Ganjar Kian Aktif Gelar Kegiatan Edukatif Di Jateng Dan Jatim
Sebagaimana diketahui, virus flu babi kembali muncul di Tanah Air. Virus flu babi ini ditemukan di Batam, Kepulauan Riau, dan Singkawang (Kalimantan Barat). Adapun kemunculan virus flu babi Afrika ini dilaporkan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WHO) pada Selasa (9/5).
Wabah tersebut telah menewaskan 35.297 babi dalam total 285.034 babi di sebuah peternakan yang terletak di Pulau Bulan, Batam. Virus ini terdeteksi pada 1 April dan dikonfirmasi pada 28 April.
Netty menuturkan, ini memang belum ditemukan menular ke manusia. Akan tetapi virus ini memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi pada babi hingga dapat menyebabkab kematian 100 persen pada komunitas ternak yang terjangkiti.
Baca juga : Tidak Menular Ke Manusia, Tapi Harus Tetap Waspada
Virus babi Afika ini dapat bertahan lama pada babi yang sudah mati atau di lingkungan. Ternak sehat yang memakan sisa-sisa makanan bercampur daging babi terinfeksi ASF akan langsung terpapar.
Sayangnya, tingkat pengetahuan masyarakat akan penyakit yang juga sering disebut Flu Babi ini terbilang cukup kurang. Di Luwu Timur (Sulawesi Selatan) belasan ribu ternak babi mati setelah diberi sisa makanan. Ini menunjukkan bahwa masyarakat belum paham betul ciri-ciri hewan yang terinfeksi.
Ciri-ciri daging terinfeksi, gejala ternak yang terpapar dan bagaimana penanganan awal yang cepat harus disosialisasikan pada masyarakat terutama di daerah dengan populasi ternak babi yang tinggi,” ujarnya.
Baca juga : Jangan Bentak Jemaah!
Netty juga meminta kementerian atau lembaga Pemerintah terkait agar saling bersinergi dan berkoordinasi guna memperbaiki tata kelola kesehatan hewan di Indonesia. Kasus flu babi ini harus menjadi momentum memperbaiki tata kelola kesehatan berbagai jenis hewan di Indonesia.
“Jangan sampai kelalaian kita menyebabkan potensi peternakan sebagai penyumbang pendapatan negara terganggu,” wantinya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya