Dark/Light Mode

Anggota Komisi Energi DPR Dorong BRIN Teliti Sumber Polusi Di Jakarta

Jumat, 18 Agustus 2023 09:06 WIB
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto. (IST)
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto. (IST)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah dapat menugaskan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan penelitian terhadap polusi di Jakarta agar hasilnya akurat dan yang utama dapat diketahui sumber-sumber polutan yang menyebabkan polusi tersebut.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi Energi DPR Mulyanto, di Jakarta, Kamis (17/8/2023).

Mulyanto mengatakan, pemerintah harus segera mengukur ulang secara cermat tingkat polusi udara yang tinggi di DKI Jakarta.

Menurutnya, monitoring dengan low cost sensor diragukan akurasinya karena teknik ini tidak diketahui sumber atau penyebab utama munculnya polusi tersebut, apakah dari pembakaran sampah, transportasi, industri, PLTU atau lainnya.

“Perlu tindakan kuratif dan preventif yang tepat (research based policy) sehingga masyarakat Jakarta dan sekitarnya dapat segera menghirup udara segar,” ujar Anggota DPR dari Fraksi PKS ini.

Mulyanto menduga PLTU berperan bagi polusi udara, namun dirinya mempertanyakan seberapa besar kontribusi itu?

Baca juga : Anggota Komisi VII DPR Lamhot Sinaga Bantah Ditangkap Kejagung

"Apalagi untuk yang memiliki absorber debu. Hal ini harus diteliti dengan cermat sehingga solusi yang akan diambil dalam rangka menyediakan udara yang segar bagi masyarakat dapat benar-benar tercapai dan tidak mengorbankan sisi pembangunan di sektor lain,” katanya.

Dalam kajian IQAir, perusahaan asal Swiss yang mencatat kualitas udara di setiap negara, Selasa (8/8/2023), Jakarta sebenarnya bukan kota yang paling polutif di Tanah Air.

Kajian IQAir menunjukkan bahwa Jakarta berada di peringkat 10 indeks kualitas udara nasional.

Berdasarkan data IQAir, Kota Serang, Banten malah menjadi wilayah dengan kualitas udara terburuk di level 167 AQI US dengan kategori "Tidak Sehat".

AQI US adalah indeks kualitas udara berstandar Amerika Serikat yang mengukur kandungan polusi di udara dan risiko kesehatan yang akan muncul.

Setelah Kota Serang, kota terpolusi berikutnya adalah Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta: 163 (status tidak sehat), Tangerang, Banten: 163 (status tidak sehat) Tangerang Selatan, Banten: 161 (status tidak sehat) Bogor, Jawa Barat: 156 (status tidak sehat) Malang, Jawa Timur: 133 (status sedang) Medan, Sumatera Utara: 124 (status sedang) Banjarbaru, Kalimantan Selatan: 122 (status sedang) Semarang, Jawa Tengah: 117 (status sedang).

Baca juga : Renatta Moeloek, Keluhkan Polusi Jakarta

Jakarta hanya 114 atau status sedang.

Menurut Ali Ahmudi Achyak, Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS), jika dilihat rerata posisinya terhadap kota-kota besar dunia, Jakarta rerata di posisi ke-7 (rerata : 155) setelah New Delhi - India (rerata : 217), Beijing - China (rerata : 210), New York - USA (rerata : 191), Karachi - Pakistan (rerata : 170), Doha - Qatar (rerata : 164) dan Johannesburg - Afrika Selatan (rerata : 162).

Kondisi tersebut (AQI - IQAir) juga terus berubah seiring pergantian musim dan upaya pemerintah di setiap negara untuk mengatasi polusi di wilayahnya.

“Posisi Jakarta juga berubah-ubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kondisi alam dan lingkungan di sekitarnya. Itu lumrah,” ujarnya.

Menurut Ali, kondisi sebulan terakhir ini polusi udara di Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia memburuk (rerata AQI > 150).

Hal ini harus segera dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan.

Baca juga : Komisi Urusan Politik AIPA Setujui 6 Resolusi

“Salah satunya dengan pengaturan industri, pengendalian konsumsi BBM dan pengkajian kembali energi alternatif untuk mengurangi konsumsi batubara di PLTU,” katanya.

Menurut dia, pengkajian lingkungan (termasuk polusi udara) tidak bisa parsial, harus spasial, komprehensif dan berbasis multiregional.

Termasuk jika ingin mengetahui penyebab polusi di suatu wilayah harus dilakukan riset terlebih dahulu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.