Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Terima Wakil Ketua CPPCC
Bamsoet Tertarik Pelajari Kesuksesan China Terapkan Haluan Negara 100 Tahun
Senin, 11 September 2023 19:02 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama Wakil Ketua National Committee of The Chinese People's Political Consultative Conference (CPPCC) sekaligus Ketua Komite Sentral Partai Zhi Gong China Jiang Zuojun menjajaki kerja sama antara MPR dengan CPPCC.
MPR akan melakukan studi banding ke CPPCC untuk mempelajari perumusan, perealisasian, sekaligus keberhasilan China menjalankan program pembangunan mikro dan makro dengan jangka waktu 5 tahun, 15 tahun, hingga 100 tahun. Studi banding ini akan dijadika sebagai bahan pertimbangan MPR menyusun Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) sebagai bintang/pedoman penunjuk arah pembangunan Indonesia.
Baca juga : Kongres FPMM, Bamsoet Ajak Pemuda Maluku Terapkan Nilai-nilai Kebangsaan
"Program pembangunan mikro dan makro tersebut merupakan kekuatan Tiongkok bisa menjadi negara besar dunia. Bahkan pada periode tahun 1970-an/1980-an saja, Tiongkok telah memiliki rencana pembangunan hingga tahun 2050, yakni pada saat usia kemerdekaan Tiongkok memasuki usia ke-100 tahun," ujar Bamsoet, usai menerima Jiang Zuojun, di Ruang Kerja Ketua MPR, Gedung Nusantara III MPR, Jakarta, Senin (11/9).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, sasaran pembangunan mikro dan makro di China terdiri dari tiga tahap. Pertama, mewujudkan masyarakat China yang sejahtera. Kedua, China menjadi negara maju. Ketiga, China menjadi negara modern. Tiga tahap tersebut memakan waktu 100 tahun dari mulai kemerdekaan China pada 1 Oktober 1949 hingga perayaan ulang tahun ke-100 pada 1 Oktober 2050.
Baca juga : Bamsoet Kembali Dorong MPR Jadi Lembaga Tertinggi Negara
"Dalam fifth plenary session of the 19th Central Committee of the Communist Party of China (CPC) yang ditutup pada 29 Oktober 2020, Tiongkok telah merumuskan Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025) serta Tujuan Jangka Panjang 15 tahun pada 2035. Salah satu tujuan yang akan dicapai pada 2035 tersebut adalah Tiongkok menjadi negara dengan kekuatan ekonomi dan militer terbesar di dunia," jelas Bamsoet.
Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Alumni Doktor Ilmu Hukum UNPAD ini menerangkan, pola pembangunan China tersebut, yang memiliki rencana pembangunan 5 tahun, 15 tahun, hingga 100 tahun, sebetulnya tidak ubahnya seperti Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Soekarno dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana, serta Presiden Soeharto dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Sayangnya, pola tersebut justru dihapuskan pada saat Indonesia memasuki reformasi.
Baca juga : Terima Pengurus FKPPAL, Bamsoet Ajak Gelorakan Semangat Bela Negara
"Akibatnya, kini kita seperti kehilangan arah pembangunan. Karena itu, tidak salah jika kita belajar dari keberhasilan Tiongkok dengan kembali memiliki rencana pembangunan yang terstruktur, sistematis dan masif. Atas dasar itulah MPR kini sedang menyiapkan PPHN sebagai bintang/pedoman penunjuk arah pembangunan bangsa," pungkas Bamsoet.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya