Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Smelter Di Morowali Meledak
Usut Tuntas, Cegah Kasus Kecelakaan Kerja Terulang
Selasa, 26 Desember 2023 07:20 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Senayan menyoroti peristiwa ledakan hebat di smelter PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Minggu (24/12). Pemerintah diminta menghentikan sementara (moratorium) semua operasional smelter perusahaan asal China di Indonesia.
Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengatakan, moratorium itu diperlukan agar Pemerintah bisa mengaudit semua smelter tersebut secara ketat. Hal ini untuk mencegah terulangnya kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban jiwa.
Baca juga : Kemenperin Turunkan Tim Penanganan Kecelakaan Kerja Di Pabrik Nikel Morowali
“Audit harus dilakukan secara profesional, objektif dan menyeluruh terhadap aspek keamanan dan keselamatan kerja. Jangan sampai karena ada pertimbangan politik, Pemerintah mengabaikan aspek keamanan dan keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan itu,” ujar Mulyanto.
Mulyanto menambahkan, sudah menjadi rahasia umum kalau sebagian besar alat kerja di smelter-smelter milik China diimpor dari China juga. Bahkan sampai komponen terkecil seperti baut dan mur.
Baca juga : Sri Mul Happy, Sistem Keuangan Kita Terjaga
“Karena itu kita perlu tahu kualitas barang yang selama ini dipakai untuk menunjang operasional smelter. Jangan-jangan barang dan suku cadang yang dipakai tidak memenuhi syarat yang ditentukan,” kata Mulyanto.
Mulyanto sangat prihatin kecelakaan kerja terjadi lagi di smelter perusahaan China. Kali ini menyebabkan paling sedikit 35 orang korban, di mana sebanyak 13 orang meninggal dunia. Padahal beberapa waktu sebelumnya terjadi kecelakaan kerja di smelter PT. GNI yang mengakibatkan 2 orang meninggal dunia.
Baca juga : Bamsoet Diangkat Jadi Dosen Tidak Tetap Pascasarjana Unhan
Dia bilang, peristiwa PT ITTS merupakan ledakan terbesar dalam sejarah pengoperasian smelter milik perusahaan China di Indonesia. Pemerintah agar sungguh-sungguh untuk menindaklanjuti kasus ini.
“Kita perlu tahu apa penyebab dari ledakan smelter tersebut. Apakah karena faktor lemahnya keandalan pabrik, murni faktor kelalaian manusia, atau ada sebab-sebab lain. Pemerintah bertanggung jawab untuk mengusut tuntas kasus ini,” kata Mulyanto.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya