Dark/Light Mode

Ahmad Basarah: Idul Fitri Momentum Introspeksi Elite Politik Urai Kekusutan Bernegara

Selasa, 9 April 2024 20:58 WIB
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengajak semua elemen bangsa untuk mengambil hikmah semangat halal bihalal yang pernah dipraktikkan kali pertama oleh Presiden Soekarno di Istana Negara pada 1948. Penyelenggaraan halal bihalal tersebut awalnya dilaksanakan atas saran tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Wahab Hasbullah, dengan tujuan meredam konflik di antara elite politik yang sudah mengancam keutuhan bangsa waktu itu.

Ketua DPP PDIP itu menjelaskan, momentum halal bihalal waktu itu mampu menyelamatkan keutuhan Negara Republik Indonesia yang baru berusia tiga tahun dari konflik elite politik yang mulai merebak.

Baca juga : Menghayati Berkah Idul Fitri bagi Harmonisasi Kehidupan Bersama

“Para tokoh politik yang berseteru saat itu duduk satu meja. Dari situ mereka sadar konflik hanya akan membubarkan republik yang sudah mereka perjuangkan dengan darah dan nyawa. Dari halal bihalal itulah mereka saling intropeksi diri dan saling memaafkan demi keselamatan dan kemajuan bangsa di masa depan,’’ jelas Basarah, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/4).

Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) ini menambahkan, secara harfiah, dalam kamus Bahasa Arab Al-Munjid Fil-Lughah wal-A’laam, kata 'halal' berasal dari 'halla' dalam Bahasa Arab dengan tiga kandungan makna, yaitu hallal al-‘uqdata (mengurai benang kusut); halla al-makaan (menempati atau mengendapkan); dan halla as-syai (yakni halalnya sesuatu).

Baca juga : Sambut Ramadan dan Idul Fitri 2024, PHE Pastikan Operasional Terus Berjalan

“Dari ketiga makna itu kita dapat menarik kesimpulan makna halal bihalal berarti bahwa kekusutan, kekeruhan atau kesalahan yang selama ini telah terjadi dapat dihalalkan kembali. Tentu setelah kita melakukan introspeksi diri atas kesalahan yang telah kita perbuat dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya kembali. Setelah saling memaafkan, semua kesalahan dianggap melebur, hilang, dan kembali normal seperti sebelumnya,’’ ucap Basarah.

Dalam konteks Idul Fitri 1445 Hijriah tahun ini, Wakil Ketua Lakpesdam PBNU ini berpendapat, memaknai halal bihalal dapat dimulai dari seorang Kepala Negara yaitu Presiden Jokowi.

Baca juga : Ramadan dan Idul Fitri, J&T Cargo Prediksi Volume Kirim Naik 2 Kali Lipat

“Idul Fitri dengan segenap nilai-nilai kesuciannya idealnya kita jadikan momentum bersama untuk saling introspeksi dalam memperbaiki kehidupan kemanusiaan, kemasyarakatan dan kenegaraan. Selamat Idul Fitri 1445 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin,” tutup Basarah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.