Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menilai peningkatan pengguna narkoba di Indonesia, sebagaimana dilaporkan Badan Narkotika Nasional (BNN), di 2019 sebesar 0,03 persen menjadi 3,6 juta orang merupakan hal yang sangat serius untuk ditangani. Transaksi narkoba juga sangat luar biasa. Di 2015 saja, menurut BNN, jumlahnya mencapai Rp 48 triliun. Indonesia menyumbang 30 persen dari total Rp 160 triliun transaksi narkoba di kawasan Asia Tenggara.
"Belum lagi jika ditambah transaksi yang lolos dari jeratan hukum, jumlahnya akan sangat fantastis. Tak heran jika para bandar dan mafia tak kapok memasarkan narkoba ke Indonesia. Namun demikian, kita tak boleh kalah. Jihad melawan narkoba merupakan bagian dari perjuangan membangun bangsa," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini saat menerima pengurus Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) dan G-Millenial Indonesia, di Ruang Kerja Ketua MPR, Jakarta, Rabu (29/1).
Baca juga : Garuda Select Bersiap Kembali ke Inggris, Ini Lawan Pertamanya
Pengurus JBMI yang hadir antara lain Ketua Umum Albiner Sitompul, Bendahara Umum Jefri, Wakil Bendahara Deasy, Kepala Departemen Kerjasama Ardian, Media Departemen Dhony, serta Divisi Sosialisasi Sahrul Darsono.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini memaparkan data United Nation Office and Drugs and Crime (UNODC) yang mencatat konsumsi heroin dunia telah mencapai 340 ton. Laporan UNODC dalam World Drug Report 2019 memperkirakan pada tahun 2017 terdapat 271 juta orang di dunia, dimana 5,5 persen dari populasi global berusia 15-64 tahun, telah menggunakan narkoba. Sementara 35 juta orang diperkirakan hingga kini masih menderita gangguan penggunaan narkoba.
Baca juga : YLKI: Menhub Jangan Mau Naikin Lagi Tarif Ojol
"Laporan tersebut juga memperkirakan secara global hanya 1 dari 7 orang pengguna Narkoba yang ingin terlepas dari jerat Narkoba dan bisa mengakses pengobatan. Di Indonesia sendiri, karena keterbatasan anggaran rehabilitasi dibawah Rp 100 miliar, BNN baru memiliki sekitar enam lokasi rehabilitasi yang berkapasitas 1.850 orang. Sehingga masih banyak korban Narkoba yang belum bisa mengakses rehabilitasi," ucap Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, peran masyarakat seperti Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) yang berkolaborasi dengan berbagai organisasi kemasyarakatan untuk membangun rehabilitasi Narkoba gratis, patut didukung dan diapresiasi. Memanfaatkan lahan seluas 12 hektar di daerah Kebon Jeruk, Jakarta, rehabilitasi Narkoba yang tak memungut biaya tersebut akan menjadi wujud nyata peran masyarakat dalam upaya jihad melawan Narkoba.
Baca juga : Bamsoet Ajak AS Jaga Kondusifitas Keamanan Dunia
"Global Burden of Disease Study 2017 memperkirakan pada tahun 2017 secara global terdapat 585.000 kematian dan 42 juta tahun kehidupan manusia yang sehat hilang akibat penggunaan Narkoba. Perjuangan melawan Narkoba adalah perjuangan panjang yang tak bisa dilakukan oleh negara sendirian. Peran masyarakat menjadi kunci. Partisipasi masyarakat seperti yang ditunjukan JBMI seharusnya bisa ditiru dan ditumbuhkembangkan oleh berbagai elemen masyarakat lainnya," pungkas Bamsoet. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya