Dark/Light Mode

Atasi Ekses Pandemi Corona, Kementan Harus Diperkuat Cegah Krisis Pangan

Senin, 13 April 2020 13:32 WIB
Bambang Soesatyo (tengah) saat panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, tahun lalu (Foto: Istimewa)
Bambang Soesatyo (tengah) saat panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, tahun lalu (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo menilai, refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19, salah satunya dengan mengurangi anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) sekitar Rp 3,6 triliun, perlu ditinjau kembali. Mengingat beban berat yang akan dihadapi Kementan untuk mewaspadai ketersediaan pangan sebagai salah satu ekses pandemi Covid-19.

"Food and Agriculture Organization (FAO/Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) mengingatkan berbagai negara dunia bahwa pandemi Covid-19 bisa menyebabkan krisis pangan dunia, baik dalam hal ketersediaan maupun harga yang melonjak tajam. Hal ini lantaran terganggunya aktivitas tenaga kerja dan rantai pasokan. FAO memprediksi jika berbagai negara tak melakukan antisipasi sejak dini, krisis pangan besar kemungkinan mulai terasa pada Mei dan Juni mendatang. Tak menutup kemungkinan akan berlanjut hingga dua tahun ke depan menjelang situasi dunia kembali normal," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, di Jakarta, Senin (13/4).

Baca juga : Tak Terpangaruh Pandemi Covid-19, Petani Kabupaten Wajo Panen Raya dan Langsung Tanam

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, selain mengantisipasi penyebaran Covid-19, pemerintah juga perlu mendukung penguatan peran Kementerian Pertanian sebagai lembaga negara yang berada di garis depan menjaga rantai pasokan pangan nasional. Jangan sampai ketika berhasil keluar dari krisis kesehatan pandemi Covid-19, Indonesia justru malah memasuki krisis baru berupa krisis pangan.

"Vietnam dan Thailand sebagai dua negara pemasok komoditi beras di Asia Tenggara, sudah mulai menangguhkan ekspornya. Begitupun Rusia yang menahan ekspor gandum. Mereka sudah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya krisis pangan. Tak menutup negara lain yang selama ini memiliki keunggulan di komoditas pangan akan turut melakukan hal serupa," ucap Bamsoet.

Baca juga : Siaga Covid-19, Kementan Amankan Produk Pertanian Ilegal di Sejumlah Daerah

Atas dasar itu, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini meminta agar Kementan diperkuat. Sehingga bisa mendorong para petani dan industri pangan lebih bergeliat. Pandemi Covid-19 menjadi pelajaran bagi Indonesia bahwa sudah waktunya Indonesia berdaulat di bidang pangan. Tidak terus mengandalkan impor dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional.

"Terlalu berisiko bagi bangsa dengan penduduk sekitar 267 juta jiwa jika hanya mengandalkan impor untuk mencukupi kebutuhan pangan nasionalnya. Kejadian pandemi Covid-19 menjadi tantangan Kementerian Pertanian untuk menata kembali target kinerjanya mewujudkan kedaulatan pangan," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.