Dark/Light Mode

Putuskan Tahun Ajaran Baru, MPR Minta Pemerintah Dengar Pakar Pendidikan

Jumat, 29 Mei 2020 15:26 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Instagram)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat meminta pemerintah mendengarkan berbagai masukan, seperti dari pakar pendidikan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk menentukan metode belajar mengajar paling efektif di tengah pandemi. Sebelum Tahun Ajaran Baru dimulai.

"Penting juga belajar dari negara lain, untuk melihat metode paling efektif. Termasuk, ke negara yang sudah terlebih dahulu membuka kegiatan di sekolah, sebelum masuk tahun ajaran baru," kata Lestari Moerdijat yang akrab disapa Rerie dalam keterangannya, Kamis (28/5).

Terlepas dari teknis pelaksanaan awal tahun ajaran baru,  Rerie menilai, pemerintah perlu mendengarkan masukan dari berbagai pakar untuk mengambil keputusan secara bijaksana perihal kegiatan belajar.

Baca juga : Menteri PUPR Minta Pegawainya Jangan Remehkan Covid-19

Misalnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang menyebutkan, hingga 18 Mei 2020, total pasien dalam pengawasan (PDP) usia anak berjumlah 3.324. Sedangkan total PDP anak yang 129 meninggal dunia berjumlah 129.

"Jadi, tidak benar,  bila kelompok usia anak tidak rentan terhadap Covid-19. Atau dianggap hanya akan menderita sakit ringan saja.  Harusnya, data tersebut menjadi salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan otoritas pendidikan. Apakah perlu membuka Tahun Ajaran Baru dalam waktu dekat, dengan pelonggaran kebijakan? Atau melanjutkan dan memperkuat sistem belajar jarak jauh, sepanjang pandemi Covid-19 masih berlangsung," papar Legislator Partai NasDem itu.

Rerie memahami, pendidikan  memang merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar karena menyangkut generasi berikutnya. Namun demikian, perlu dipikirkan bagaimana pengaturan jarak bangku di kelas agar sesuai dengan protokol kesehatan.

Baca juga : Usai Lebaran, Kemenhub Minta Stakeholder Antisipasi Lonjakan Penumpang di Bandara Adi Sumarmo

Selain itu, juga harus disiapkan fasilitas tempat cuci tangan di sebanyak mungkin titik di sekolah, mengatur jarak bangku kantin, menyiapkan masker dan sebagainya.

Rerie pun mencontohkan salah satu sekolah di Korea Selatan, yang memodifikasi sedemikan rupa bangku sekolah mereka dengan partisi. “Hal ini perlu dipikirkan sejak jauh hari, sebelum membuka kembali kegiatan di sekolah,” ujar Rerie.

Namun, apabila pemerintah memutuskan untuk tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar dari rumah atau jarak jauh, maka proses belajar jarak jauh yang dalam beberapa bulan terakhir ini dilaksanakan harus segera dievaluasi.

Baca juga : Ketua MPR Minta Pemerintah Konsisten Soal PSBB

Evaluasi dilakukan sampai ke pelosok. Termasuk melihat infrastruktur seperti jaringan internet, ketersediaan komputer, serta kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran secara jarak jauh.

Hasil evaluasi tersebut, akan dipakai sebagai dasar untuk perbaikan sistem belajar mengajar di masa datang.

"Saya kira upaya-upaya produktif untuk mencari solusi meningkatkan kualitas belajar mengajar di masa wabah Covid-19 ini harus segera dilakukan. Jangan sampai, generasi berikut menjadi korban akibat lalai memikirkan dunia pendidikan,” tandas Rerie. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.