Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Rachmat Gobel: Covid-19 Momentum Penguatan Ekonomi

Selasa, 16 Juni 2020 08:48 WIB
Rachmat Gobel. (Foto: DPR)
Rachmat Gobel. (Foto: DPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Corona alias Covid-19 tidak hanya melahirkan tantangan baru, tapi juga sekaligus melahirkan berbagai peluang baru dalam kegiatan ekonomi dan dunia usaha. 

Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel mengatakan, perlu pola baru pendekatan kebijakan di berbagai sektor ekonomi, baik dalam tataran pemerintah maupun dunia usaha. Tujuannya pandemi ini bisa menjadi momentum untuk melaksanakan pembangunan ekonomi ke depan, dengan mengutamakan national interest.

“National interest harus menjadi kata kunci bagi semua pihak agar berbagai tantangan dan peluang yang muncul akibat pandemi Covid-19 ini bisa menjadi momentum besar menuju negara industri maju, berpenghasilan dan daya tahan tinggi menghadapi krisis,” kata Gobel, kemarin.

Baca juga : Penyaluran PEN Harus Kedepankan Fairness, Transparansi dan Akuntabilitas

Menurut dia, mau tidak mau, pengambil kebijakan, baik di pemerintah maupun di perusahaan harus mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan yang sudah dan akan terjadi dengan cara berpikir kreatif, dan berani melakukan shifting pola kerja baru. Pandemi corona telah menimbukan perubahan yang sangat besar bahkan bisa dikatakan revolusi dalam dinamika ekonomi. 

Menurutnya, cara pandang konsumen terhadap produk dan perdagangan, telah berubah drastis. “Pandemi dalam waktu singkat mengubah perilaku konsumen dari transaksi konvensional ke pola dalam jaringan online,” ujarnya.

Begitu juga pada dunia usaha seperti  di sektor industri manufaktur. Pandemi membuat pelaku industri harus menata ulang supply chainatau rantai pasok. Pasalnya, tuntutan harga jual kian kompetitif, dan sistem transaksi pembayaran dituntut semakin ideal.

Baca juga : Jangan Kendor, Tetap Disiplin Jalankan Protokol Kesehatan

Menghadapi situasi saat ini dan ke depan, menurut Gobel, pengambil kebijakan baik di tataran eksekutif, legislatif dan dunia usaha dituntut melakukan shifting dengan tepat agar perekonomian nasional bisa bertahan untuk terus berkembang. Ini memang tidak mudah, namun berbagai tantangan dan peluang yang lahir pasca pandemi ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik. 

“Optimisme harus dibangun, karena pemerintah bersama pihak terkait, termasuk Bank Indonesia dan lembaga legislatif telah memberikan dukungan maksimal mengatasi krisis. Ditambah lagi dengan supporting teknologi digital yang masif,” katanya.

Melalui strategi shifting diharapkan pelaku usaha dan perekonomian nasional segera bangkit dari depresi ekonomi dalam skala domestik, regional, maupun global. Pelaku usaha semakin cepat beradaptasi terhadap masalah baru yang belum pernah terjadi selama ini.

Baca juga : Dimotori PDIP, Ditolak Ulama, DPR, Tobatlah!

Bagi dunia usaha, lanjut Gobel, melakukan shifting bukan hal yang baru, terutama pasca revolusi perkembangan teknologi informasi dan menguatnya peran intelektual buatan atau artificial intelligence. Berbagai perkembangan ini telah memudahkan pelaku usaha mendapatkan akses ke berbagai sumber kekuatan informasi, baik informasi akses permodalan, informasi bisnis, teknologi, dan pasar, hingga kemudahan mendapatkan sumber bahan baku yang efisien.

Menurut dia, saat ini bagaimana pemerintah mampu mengembangkan kebijakan untuk memberi ruang lebih luas, dan stimulus yang memudahkan pelaku dunia usaha dan masyarakat luas untuk beradaptasi terhadap perubahan aktivitas ekonomi pada tatanan kehidupan baru. 

“Pemerintah harus merancang kebijakan ekonomi dan relaksasi fiskal, maupun moneter dalam prioritas kepentingan nasional yang lebih besar. Untuk itu, berbagai undang-undang seperti RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) yang tengah dibahas bersama-sama dengan berbagai asosiasi dunia usaha para ahli harus menjadi aturan yang realistis, agar bisa diimplementasikan secara maksimal,” tutur Gobel. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.