Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bamsoet Luncurkan Buku ke-18, `Tetap Waras, Jangan Ngeres`

Selasa, 10 November 2020 20:02 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat meluncurkan buku terbarunya. (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat meluncurkan buku terbarunya. (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo kembali meluncurkan buku terbaru, 'Tetap Waras, Jangan Ngeres'. Buku ke-18 yang politisi yang akrab disapa Bamsoet ini tulis ini memuat refleksi pemikirannya selama setahun terakhir. Buku ini terbagi dalam dua bagian, sebelum dan sesudah Indonesia didera pandemi Covid-19. Di dalamnya terdapat otokritik dalam menghadapi pandemi Covid-19, yang terkadang justru malah menghilangkan nalar kebangsaan.

"Tetap Waras, Jangan Ngeres, bermakna pemimpin dari tingkat pusat hingga daerah harus memberikan harapan, bukan menimbulkan kecemasan. Pejabat memberikan informasi akurat bukan menutupi kebenaran. Rakyat seharusnya taat pada aturan bukan melanggar," ujar Bamsoet, dalam peluncuran buku 'Tetap Waras, Jangan Ngeres', di Jakarta, Selasa (10/11).

Peluncuran ini dihadiri Wakil Ketua Komisi III DPR/Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni, Anggota Komisi III DPR dan Ketua MKD DPR/Sekjen Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi, Ketua Umum BS Center Ahmadi Noor Supit, Ketua Pelaksana/Ketua Dewan Pakar BS Center Prof Didin Damanhuri, Rektor Universitas Indonesia Prof Ari Kuncoro, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, dan Dosen Universitas Paramadina Prof Abdul Hadi serta Wakapolri 2011-2013 Komjen Pol (Purn) Nanan Soekarna.

Ketua DPR ke-20 ini menekankan, daripada sibuk berwacana tentang rekayasa atau teori konspirasi dibalik pandemi Covid-19, jauh lebih baik jika semua orang mencurahkan waktu dan pikirannya untuk peduli terhadap penanganan pandemi Covid-19. Salah satunya melalui disiplin menjalankan protokol kesehatan. Data kasus Covid-19 di dalam maupun di luar negeri harus dilihat sebagai sebuah fakta, bukan malah dijadikan bahan akrobat untuk berwacana.

Baca juga : Bamsoet: Haluan Negara Dibutuhkan Sebagai Pedoman Arah Pembangunan Bangsa

"Lebih dari satu juta orang di dunia (empat belas ribu lebih diantaranya adalah warga Indonesia) telah meninggal dunia karena Covid-19. Angka ini seharusnya menyadarkan kita bahwa virus Covid-19 adalah sesuatu yang nyata, bukan bagian dari teori konspirasi maupun sekadar wacana. Semua orang harus terdorong mencari solusi menekan penyebarannya. Saling menyalahkan satu sama lain, maupun menuduh pemerintah lamban mengantisipasi penularan Covid-19, bukanlah hal yang patut dilakukan," jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, pandemi Covid-19 telah menimbulkan banyak kecemasan. Masyarakat kebingungan, tenaga medis dan kesehatan kewalahan, para pengusaha kelimpungan, bahkan pemerintah pun terkadang terkesan tidak kompak. Kejadian ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di berbagai belahan negara lainnya. Mengingat tidak ada negara yang punya pengalaman menghadapi pandemi Covid-19 yang bisa dijadikan sebagai rujukan.

"Dalam situasi krisis, khawatir berlebihan atau terlalu menggampangkan masalah merupakan sikap yang tak boleh dilakukan, karena malah akan membuat persoalan tambah runyam. Karena itu saya mengajukan pentingnya kita tetap menjaga kesadaran dan akal sehat. Tetap waras. Waras dalam arti tetap rasional, terukur, namun juga waspada. Serta jangan Ngeres, yang berarti tak melakukan tindakan yang bisa menimbulkan instabilitas," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini mengingatkan, rencana vaksinasi yang akan dimulai akhir 2020, bukan satu-satunya bisa menyelesaikan berbagai keseluruhan masalah yang ditinggalkan akibat pandemi Covid-19. Masih ada pekerjaan rumah menata pondasi perekonomian yang nyaris rusak.

Baca juga : Pacu Pensiunan Berwirausaha, Bank Mantap Kerjasama Dengan Indogrosir

"Pemerintah sedang mengupayakan agar pemulihan ekonomi bisa terjadi pada kuartal IV-2020 dan berakselerasi pada 2021. Optimisme ini tak bisa berdiri sendiri, melainkan dipengaruhi kesadaran masyarakat dalam menekan penyebaran virus Covid-19 melalui kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan," tutur Bamsoet.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menambahkan, tak sekadar optimis, pemerintah juga harus mengantisipasi berbagai kejadian yang bisa mengoyak perekonomian. Misalnya, dampak kredit macet di bank pemerintah dan swasta yang jumlahnya dikabarkan berpotensi menembus Rp 900 triliun. Jika tak diantisipasi sejak dini, dampaknya bisa sangat luar biasa bagi perekonomian.

"Bukannya pulih pada kuartal IV, perekonomian Indonesia malah bisa lebih parah dibanding krisis moneter 1998. Ini pekerjaan rumah yang menuntut kita untuk tetap berpikir waras, dan jangan ngeres. Artinya, berbagai kebijakan yang diambil harus berdasarkan pikiran yang jernih, bukan karena emosi," pungkas Bamsoet.

Sebelum buku Tetap Waras dan Jangan Ngeres, Dewan Pakar KAHMI ini telah melahirkan banyak karya buku. Antara lain, Mahasiswa Gerakan dan Pemikiran (1990); Kelompok Cipayung, Pandangan dan Realita (1991); Ekonomi Indonesia 2020 (1995); Skandal Gila Bank Century (2010); Perang Perangan Melawan Korupsi (2011); Pilpres Abal-Abal Republik Amburadul (2011); Republik Galau (2012); dan Skandal Bank Century di Tikungan Terakhir (2013).

Baca juga : QNETCity Luncurkan Jam Tangan Swiss Cimier

Ada pula buku Presiden dalam Pusaran Politik Sengkuni (2013); 5 Kiat Praktis Menjadi Pengusaha No.1 (2013); Indonesia Gawat Darurat (2014); Republik Komedi 1/2 Presiden (2015); Ngeri-Ngeri Sedap (2017); Dari Wartawan ke Senayan (2018); Akal Sehat (2019), Jurus 4 Pilar (2020), dan Solusi Jalan Tengah (2020). [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.