Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jadikan Hasil UN Sebagai Bahan Perbaikan Pendidikan

Sabtu, 27 April 2019 23:38 WIB
Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amalia (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amalia (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amalia menilai, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini berlangsung lancar. Namun demikian, dia meminta hasil UN tetap dievaluasi untuk menghadirkan sistem kurikulum yang lebih mengena bagi generasi berikutnya.

“Ujian Nasional ini kan sudah beberapa tahun terakhir tidak menjadi penentu lagi bagi kelulusan. Tapi, Ujian Nasional ini tetap harus menjadi evaluasi dari keseluruhan proses pembelajaran. Masalahnya, selama ini proses evaluasi ini tidak ditindaklanjuti,” kata Ledia.

Politisi perempuan PKS ini menegaskan, evaluasi tidak boleh sekadar menghitung persentase kelulusan siswa, setelah itu tidak mendapat perlakuan apa-apa dari pengambil kebijakan. Padahal, evaluasi UN ini merupakan wadah yang sangat penting untuk menghadirkan sistem pembelajaran dan kurikulum pendidikan yang lebih baik.

Baca juga : Kementan Jamin, Pasokan Cabe dan Bawang Selama Puasa dan Lebaran Aman

“Jadi (UN) ini menjadi suatu hal yang sangat penting. Bukan cuma sekadar evaluasi, dihitung berapa yang lulus, terus dianggap selesai. Tapi bagaimana agar sistem (pendidikan nasional) menjadi lebih baik. Bukan cuma sistemnya, ujiannya, tapi juga pembelajarannya,” jelas dia.

Atas dasar itu, Ledia meminta hasil UN tahun ini bisa ditindaklanjuti dengan melakukan evaluasi terhadap pendidikan nasional yang ada. Termasuk sistemnya. Dengan begitu, diharapkan, kualitas pendidikan nasional akan semakin baik.

“Pembelajaran itu bukan cuma sekadar teori. Tapi juga mekanisme pembelajaran. Guru-guru juga diberi pelatihan memadai. Jika ingin siswa mampu berpikir pada tingkat lebih tinggi berarti harus gurunya dulu diberikan sejak awal. Guru jadi satu hal yang penting untuk selalu ditingkatkan,” kata polisi asal Jawa Barat ini.

Baca juga : Anggota DPR Tak Perlu Diberi Uang Pensiun

Dia menegaskan, masalah pendidikan tidak hanya menyangkut masa depan siswa. Lebih dari itu adalah masalah depan bangsa. Karena itu, setiap kebijakan yang diambil dalam sektor pendidikan, tidak bisa tiba-tiba. Tapi harus berkaca dari hasil evaluasi atas pelaksanaan pendidikan dan UN selama ini.

Ledia kemudian berbicara mengenai pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Kata dia, kelemahan dan kekurangan pelaksaan sistem ini masih kerap dijumpai di sana-sini. Salah satunya sarana dan prasarana.

“Kesulitan kita kalau Ujian Nasional Berbasis Komputer, setidaknya sekolah harus menyiapkan komputer sepertiga dari jumlah peserta ujian. Misalnya rombongan ada 300 anak. Berarti minimal harus ada 100 komputer,” jelas dia.

Baca juga : Oesman Sapta : Semoga Pemilu Berjalan Lancar

Sayangnya, kata Ledia, masih ada Pemerintah Daerah yang belum bisa memenuhi kebutuhan ini. Seperti di daerah-daerah yang APBD-nya masih kecil. Dia berharap, kondisi ini bisa diperhatikan Pemerintah Pusat.

“Ini yang harus diperhatikan. Untuk di perkotaan, Ujian Nasional Berbasis Komputer bisa terlaksana dengan baik karena masih banyak orang tua yang bisa meminjamkan komputernya. Namun, bagaimana dengan masyarakat yang jauh, yang ada di pedesaan sana. Ini juga harus dipikirkan lebih mendalam,” katanya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.