Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wisuda SMA 8 Jakarta

Bamsoet Ingatkan Milenial Harus Raih Visi Indonesia Emas 2045

Minggu, 25 Juli 2021 17:38 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan, 24 tahun lagi Indonesia akan memasuki masa emas bertepatan dengan usia 100 tahun kemerdekaan. Karena itu, pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 harus benar-benar serius diraih seluruh elemen bangsa, khususnya generasi milenial.

"Masih ada waktu mempersiapkan pencapaian visi Indonesia 2045 yang didukung empat pilar utama, yaitu pembangunan SDM dan penguasaan Iptek, perkembangan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Pendidikan menjadi kunci utama agar bonus demografi yang dimiliki bangsa Indonesia menjadi berkah dalam menggapai visi Indonesia Emas 2045," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet itu saat wisuda SMA Negeri 8 Jakarta secara virtual, di Jakarta, Minggu (25/7).

Baca juga : Kemasukan 8 Kasus Impor Dari Jakarta, Brunei Tutup Penerbangan Dari Indonesia

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi, periode tahun 2030-2040 Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi. Saat itu, jumlah penduduk usia produktif berusia 15-64 tahun mencapai 64 persen atau sekitar 190 juta dari total penduduk yang diproyeksikan mencapai 297 juta jiwa. 

"Yang menjadi tantangan adalah, apakah bonus demografi ini nantinya akan dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pembangunan, atau malah menjadi kemubaziran, bahkan menjadi beban? Nilai kemanfaatan bonus demografi hanya dapat dioptimalkan apabila terpenuhi dua prasyarat. Pertama, jumlah usia produktif tersebut adalah SDM yang berkualitas. Kedua, adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang memadai dan mampu menyerap tenaga kerja yang berlimpah," urai Bamsoet.

Baca juga : Lagi, 1,4 Juta Dosis Vaksin Sinopharm Tiba Di Indonesia

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menambahkan, tantangan baru yang harus dihadapi para pelajar saat ini terkait sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19. Tidak hanya Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai saat ini pendidikan di dunia mengalami disrupsi terbesar sepanjang sejarah, dengan 1,6 miliar pelajar dari 190 negara terkena dampaknya.

PJJ, lanjutnya, membuat lahirnya masalah baru. Yakni memperlebar ketimpangan akses terhadap pendidikan. Tidak semua peserta didik memiliki akses terhadap internet. Jikapun memiliki akses, tidak semua daerah memiliki sinyal telepon dan perangkat digital yang memadai. 

Baca juga : Tiga Juta Vaksin Moderna Dari AS Tiba Di Indonesia

“Masalah juga dimiliki bagi peserta didik yang bisa menerapkan PJJ, mereka belum tentu bisa belajar optimal karena kondisi tempat tinggal maupun lingkungan keluarga yang tidak kondusif. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin kita mengalami kehilangan satu generasi akibat pandemi (the pandemic's lost generation)," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.