Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Demokrat Protes, Anggap Survei Lingkungan Belajar Berbau SARA
Selasa, 27 Juli 2021 13:42 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi X DPR Debby Kurniawan memprotes pertanyaan dalam Desain Survei Lingkungan Belajar (DSLB) dalam Asesmen Nasional untuk para guru dan kepala sekolah menuai polemik yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset, Teknologi (Kemendikbudristek). Politisi Partai Demokrat itu menilai, pertanyaan dalam DSLB itu berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dan bias gender.
Atas hal itu, Debby meminta Kemendikbudristek mengevaluasi survei tersebut. “Kami mengingatkan Kemdikbudristek agar membuat survei yang tidak bersifat tendensius kepada guru dan kepala sekolah,” kata politisi Partai Demokrat ini, Selasa (27/7).
Ia lalu membeberkan beberapa pertanyaan yang terkesan tidak relevan. Di antaranya, laki-laki lebih perlu meraih pendidikan yang tinggi daripada perempuan? Kemudian, presiden lebih baik dijabat seorang laki-laki daripada perempuan?
Baca juga : Latih Persija, Angelo Siap Belajar Bahasa Indonesia
Lalu, di dalam organisasi perempuan lebih baik berperan sebagai pendukung (seperti wakil atau sekretaris) daripada menjadi ketua? Saya lebih senang mengajar dan membimbing siswa yang berlatar belakang etnis sama dengan saya?
Kemudian, ada juga pertanyaan, guru dari etnis minoritas harus merasa bersyukur jika bisa mengajar di sekolah negeri. Dalam pemilihan kepala daerah dan presiden, saya hanya mau mendukung calon yang beragama sama dengan saya.
Debby mengatakan, dalam survei tersebut sebaiknya dimasukkan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan ke-Indonesia-an serta kesepahaman atas kearifan lokal yang ada. Sehingga bisa berkontribusi menciptakan harmoni dalam proses belajar-mengajar. “Kami sangat menyayangkan variabel-variabel dan pertanyaan dalam survei untuk guru dan kepala sekolah yang berbau SARA,” ujarnya.
Baca juga : Perkuat Tembok, Gudang Peluru Bidik Bek Timnas Jerman
Dia menegaskan, pertanyaan dan variabel dalam survei lingkungan belajar untuk guru dan kepala sekolah harus dicabut dan dievaluasi. Sebab, bisa menjadi pelunturan atas karakter bangsa.
Ia menjelaskan, evaluasi terhadap mutu pendidikan haruslah bersifat holistik dengan mengedepankan pendidikan karakter yang bercirikan karakter religius, cinta kebersihan dan lingkungan, jujur, peduli serta cinta Tanah Air. Dia menilai, Asesmen Nasional melalui survei lingkungan belajar ini terobosan yang baik. Tapi harus ada pedoman dalam pelaksanaannya.
“Agar bisa memecahkan permasalahan perbedaan dengan cara damai dan tidak mencari kambing hitam atas perbedaan. Berpijak pada kesepahaman atas kearifan lokal, sehingga karakter menutup diri, mengasingkan diri, saling mencerca atas perbedaan tidak ada dalam lingkungan sekolah," terangnya. [KW]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya