Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
TNI AD Dan US Army Latihan Bareng
MPR: Sinergi Hadapi Perkembangan Geopolitik Kawasan
Jumat, 6 Agustus 2021 12:41 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mengapresiasi dan mendukung latihan bersama TNI Angkatan Darat dengan US Army. Latihan bersama ini akan berlangsung dari minggu (1/8) sampai sabtu (14/8), dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD di Martapura (Sumatera Selatan), Amborawang (Balikpapan), dan Makalisung (Manado).
Sinergi ini penting untuk meningkatkan profesionalisme, kesiapsiagaan, dan kesepahaman menyikapi perkembangan geopolitik dan geostrategis global, terutama perkembangan regional di Laut Cina Selatan.
"Saya mendukung langkah TNI AD dan US Army yang melakukan latihan tempur bersama. Hal ini penting untuk membagi pengalaman, sinergi, serta kesepahaman bersama dalam upaya mewujudkan perdamaian global. Bagi Indonesia, hal ini sekaligus simbol bahwa militer Indonesia selalu siap siaga dalam menyikapi berbagai perkembangan global, terutama ketegangan di Laut Cina Selatan," ungkap Anggota Komisi Pertahanan DPR ini, Jumat (6/8).
Baca juga : Sinergi Bareng Pertamina NRE, Pupuk Indonesia Jajaki Pengembangan Hidrogen
Lebih lanjut, politisi senior Partai Demokrat ini menegaskan, ikut mewujudkan perdamaian dunia adalah amanat konstitusi. Oleh karenanya, segala bentuk upaya dan keikutsertaan Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia adalah keniscayaan, terutama bagi TNI yang merupakan penjaga benteng republik.
Dengan latihan gabungan ini, diharapkan militer Indonesia semakin profesional, tangkas, dan menajamkan perannya dalam menyikapi berbagai situasi global yang terjadi.
Sebagaimana diketahui, situasi di Laut Cina Selatan yang semakin memanas memberikan atensi bagi banyak negara. Terbaru, pada senin (2/8) Jerman mengirimkan kapal perangnya ke kawasan Laut Cina Selatan. Sebelumnya Inggris juga mengirimkan kapal perang terbesarnya ke kawasan ini, yakni Kapal Induk HMS Queen Elizabeth. Situasi ini semakin meningkatkan eskalasi militer di salah satu kawasan perairan paling strategis di dunia.
Baca juga : Izinkan Latihan Di Luar, Pelatih Persib Ingatkan Pemain Jauhi Kerumunan
Menurut Syarief, menyikapi situasi terkini di Laut Cina Selatan, latihan militer bersama adalah bentuk solidaritas global dan bukti kesiagaan Indonesia dalam menghadapi kemungkinan yang akan terjadi, bahkan yang terburuk.
Sebagaimana adagium klasik, si vis pacem, para bellum (jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang). Ini adalah konsekuensi logis jika kedaulatan negara terancam oleh klaim sepihak dan pemaksaan oleh negara lain.
Syarief juga menyatakan, pada prinsipnya, Indonesia menganut politik bebas dan aktif. Prinsip ini berimplikasi pada independensi dan hak menentukan nasib sendiri dalam menyikapi perkembangan dunia. Hak otoritatif yang tidak bisa diintervensi oleh negara lain.
Baca juga : Lonjakan Kematian Harus Distop, Testing Tracing Jangan Ditawar
"Latihan militer bersama ini perlu dipandang dalam kerangka solidaritas kolektif untuk menjaga kebebasan navigasi, penghargaan atas hukum internasional, dan menjaga perdamaian global," pungkasnya. [ONI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya