Dark/Light Mode

Bamsoet Ajak PPI Malaysia Kembangkan Semangat Kebangsaan

Sabtu, 7 Agustus 2021 14:35 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sesaat lagi bangsa Indonesia akan memperingati 76 tahun usia kemerdekaan. Ketua MPR Bambang Soesatyo mengungkapkan, selama lebih dari tiga perempat abad perjalanan, kehidupan kebangsaan telah mengalami pasang-surut dan dinamika sejarah. Beragam tantangan kebangsaan telah dihadapi dan berkali-kali komitmen kebangsaan diuji dan ditempa. Tantangan ini terasa begitu nyata, di tengah realita keberagaman dan kemajemukan sebagai sebuah bangsa.

Misalnya, hasil survei CSIS mencatat  masih ada sekitar 10 persen generasi milenial yang setuju mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Kemudian, survei Komunitas Pancasila Muda yang dirilis pada akhir Mei 2020 juga mencatat, ada sekitar 19,5 persen generasi muda menganggap bahwa Pancasila tidak relevan bagi kehidupan. Bahkan, sebagian responden berpandangan Pancasila hanyalah istilah yang tidak benar-benar dipahami maknanya.

"Secara statistik dan angka-angka tersebut memang terlihat minoritas. Namun, jika tidak disikapi dengan hati-hati dan bijaksana, akan menjadi duri dalam daging dalam pembangunan wawasan kebangsaan. Bahkan dapat menjadi bom waktu yang dapat meledak ketika mendapatkan momentum," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Malaysia (PPI Malaysia), secara virtual dari Jakarta, Sabtu (7/8).

Turut serta antara lain Anggota DPD/MPR Jimly Ashiddiqqie, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Mokhammad Farid Ma'ruf, Dosen Fakultas Bahasa dan Komunikasi UPSI Malaysia Makmur Haji Harun, Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Inna Junaenah, dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Pamulang Chessa Ario Jani Purnomo. Yang menjadi peserta Webinar Sosialisasi Empat Pilar MPR ini adalah kalangan mahasiswa Indonesia, diaspora, akademisi dan masyarakat Indonesia.

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, semakin derasnya arus globalisasi yang menawarkan gaya hidup dan berbagai paham yang tidak selaras dengan jati diri ke-Indonesiaan. Muncul kekhawatiran bahwa semangat kebangsaan di kalangan generasi muda akan semakin memudar. Kemudian tergeser oleh sikap hidup hedonis, individualis, egois, dan pragmatis, yang terlanjur dianggap sebagai sebuah modernitas.

"Saya sangat mengharapkan partisipasi pelajar dan mahasiswa di Malaysia agar turut berperan aktif menyampaikan narasi kebangsaan dalam rangka menumbuh-kembangkan semangat nasionalisme, membangun karakter dan wawasan kebangsaan. Saya meyakini, narasi kebangsaan tersebut akan membuahkan hasil yang optimal jika dimanifestasikan dalam karya nyata, tidak berkutat pada pusaran wacana dan retorika semata," ujar Bamsoet.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.