Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Diskusi Digital Merajut Nusantara
Komisi I Imbau Masyarakat Bijak Gunakan Media Sosial
Sabtu, 14 Agustus 2021 07:12 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi I DPR Rizki Aulia Rahman Natakusumah menyoroti perilaku pengguna media sosial yang tidak bertanggung jawab. Mereka hanya berani berargumen di media sosial, melontarkan kritik, bahkan fitnah.
Rizki mengatakan, sekarang ini memang banyak pendengung alias buzzer berseliweran di jagat maya. Dia mengumpamakan perilaku buzzer ini seperti bertemu sekelompok orang di jalan dengan di kafe. Galaknya bukan main.
Baca juga : Lestarian Patungan Bantu Masyarakat Bali Selama Pandemi
“Bertemu orang di jalan, kadang lebih galak. Kalau ketemu orang di kafe, tidak mungkin kita katakan saya tidak suka nih sama perilakunya, sombong, sok pintar. Tidak mungkin. Pasti senyum-senyum saja. Tapi begitu masuk mobil, baru tuh omongan keluar, muncul kata-kata yang nggak berfaedah,” kata Rizki.
Rizki mengungkap hal itu saat menjadi pembicara dalam seminar Merajut Nusantara bertajuk “Interaksi dan Kolaborasi di Ruang Digital Sesuai Etika” yang diselenggarakan secara virtual, kemarin. Acara tersebut juga menghadirkan Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Henry Subiakto dan praktisi komunikasi Muslihatus Solihah sebagai pemateri.
Baca juga : Basuki Pastikan Tidak Ada Bahan Impor Dalam Infrastruktur
Politisi muda Partai Demokrat ini bilang, buzzer ini sebenarnya orang yang tidak terlalu berani mengutarakan pendapatnya atau argumennya di status miliknya dengan gamblang. Kalaupun ada kritik, tidak tersampaikan dengan jelas. Yang terjadi malah mengeluarkan argumen yang tidak berdasar dan cenderung fitnah.
“Itu banyak buzzer komen-komen nggak jelas, atau direct message yang kalau dilihat, waduh, sementara kita tidak tahu ini sumbernya siapa,” katanya.
Baca juga : Ginting: Medali Ini Untuk Masyarakat Indonesia
Karena itu, dia mengajak para peserta seminar untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Tidak masalah mengeluarkan kritik atau pendapat di media sosial, namun hendaknya dengan referensi yang jelas. “Sumber informasi harus dicek, referensi harus jelas, tudingannya harus berdasar, baru bisa mengutarakan,” jelasnya.
Politisi asal Banten ini juga mengaku kesal mendengar politisi atau pejabat yang ngoceh soal bonus demografi yang dimiliki Indonesia, Indonesia Emas, atau soal Revolusi Industri 4.0. Namun, mereka sebenarnya tidak paham mengenai hal-hal tersebut.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya