Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Permintaan Komisi XI Ke Platform E-Commerce
Hentikan Praktik Predatory Pricing
Jumat, 17 September 2021 07:05 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Senayan masih menyoroti praktik predatory pricing atau menjual barang dengan harga murah untuk menyingkirkan para pesaing di pasar digital (e-commerce). Pelaku platform e-commerce diminta menghentikan praktik usaha tak sehat ini.
Anggota Komisi XI DPR Darmadi Durianto mengatakan, predatory pricing ini dilakukan secara terang-terangan. Tidak hanya menjual produk ke konsumen lewat online, tapi juga menjual barang ke distributor dan retailer dengan harga yang sangat murah, jauh di bawah harga pasaran.
“Istilahnya, membakar-bakar uang sehingga membuat kerugian cukup besar. Tujuannya, untuk memukul (mematikan persaingan usaha), menaikkan omzet mereka. Untuk performa keuangan,” kata Darmadi dalam rapat kerja Komisi VI DPR bersama pimpinan Perusahaan Tokopedia, Gojek, Bukalapak, Shopee dan perusahaan E-Commerce lainnya di Senayan, Jakarta, kemarin.
Baca juga : Permintaan Keluarga, Jenazah Warga Portugal Akan Dikremasi
Politisi PDIP ini menegaskan, menjual produk jauh di bawah harga pasaran jelas berpotensi melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Dampaknya, pesaing-pesaing terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tidak berkutik.
“Saya minta dalam kesempatan ini semua menghentikan. Saya tidak tahu, apakah Bukalapak, Tokopedia atau Shopee, tapi saya tahu ini betul-betul ada,” katanya.
Baca juga : Bikin Dong, Kajian Soal Buzzer
Darmadi heran jika ada perusahaan e-commerce besar melaporkan merugi hingga triliunan rupiah dalam laporan keuangannya. Tidak masuk di dalam logika jika perusahaan papan atas dengan omzet yang terbilang besar, kemudian menyatakan rugi pada tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020.
“Bapak kalau sudah masuk dalam pemain-pemain besar sebenarnya sulit untuk rugi. Apalagi kalau leader. Apakah di sana Bapak melakukan predatory pricing?” tanya politisi daerah pemilihan DKI Jakarta ini.
Darmadi juga menyoroti soal merger dua platform besar Tokopedia dan Gojek menjadi GoTo. Merger ini jangan sampai murni hanya untuk kepentingan bisnis, menyingkirkan para pesaing sehingga memicu persaingan usaha tidak sehat.
Baca juga : Permintaan Meningkat, Kapolres Temanggung Pastikan Stok Obat-obatan Aman
“Jadi mohon Pak William (CEO Tokopedia William Tanuwijaya) agar dalam pelaksanaannya betul-betul memikirkan yang lain juga. Jangan sampai tujuannya ingin menyingkirkan pesaing. Murni karena menganut sistem paham kapitalis,” wantinya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya