Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Harga Bawang Putih Melonjak

Komisi VI Tanya Kemendag Kok Bulog Dipersulit Impor

Kamis, 16 Mei 2019 09:22 WIB
Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo. (Ist)
Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo. (Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi IV DPR heran dengan sikap Kementerian Perdagangan yang sampai saat ini enggan menerbitkan izin impor bawang putih sebanyak 100 ton kepada Bulog.

DPR curiga apakah izin impor ini tak keluar karena tak ada setoran dari Bulog dari selisih keuntungan dalam impor bawang putih.

Anggota Komisi IV DPR Hasanuddin menilai sikap Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita yang tak kunjung menerbitkan izin impor bawang putih sebanyak 100 ribu ton kepada Bulog patut dipertanyakan.

Sebab keputusan tersebut merupakan keputusan yang diambil dalam Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Kementerian Perekonomian yang dipimpin oleh Darmin Nasution.

“Jadi Kemendag yang seharusnya ikuti perintah Presiden berikan izin impor ke Bulog ternyata tidak terbit. Justru (izin impor) diberikan kepada 8-11 importir. Pertanyaan saya kenapa Bulog impor untuk kebutuhan masyarakat dipersulit,” heran Hasanuddin dalam Rapat Komisi IV DPR bersama Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Bulog di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.

Baca juga : Harga Bawang Putih Sudah Turun, Kementan Tegas Terhadap Importir Nakal

Politisi PPP ini menuturkan, Kemendag per 18 April lalu telah menerbitkan impor bawang putih sebanyak 115 ton kepada pengusaha. Rencananya, dalam waktu dekat ini, Kemendag akan menerbitkan lagi izin impor 120 ton bawang putih kepada 11 pengusaha.

Impor tersebut diberikan kepada perusahaan yang telah menunaikan kewajiban wajib tanam 5 persen dari kuota impor yang diperoleh sebelumnya.

Hanya saja menjadi aneh bin ajaib, dari ratusan ribu ton tersebut, Kemendag tetap kukuh menolak menerbitkan izin impor yang jelas-jelas merupakan penugasan dari pemerintah.

“Apakah ada selisih dari pengusaha ke X itu sementara dari Bulog tidak. Ada apa di balik ini semua padahal Presiden sudah instruksikan kepada Bulog untuk impor tetapi tetap tidak dikasih juga,” katanya.

Akibatnya, bawang putih di pasaran melonjak sangat tinggi jelang puasa lalu bahkan mencapai titik tertinggi Rp 120 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram. Menurutnya, ini tidak lepas dari lambatnya Kemendag mengluarkan izin impor kepada Bulog untuk segera lakukan penetrasi di pasaran.

Baca juga : Kementan Sudah Operasi Pasar di 40 Pasar di DKI

Agar persoalan ini klir, Hasanuddin meminta Pimpinan Komisi IV DPR mengagendakan rapat gabungan dengan Komisi VI DPR, mitra Kementerian Perdagangan, dan Kementerian BUMN untuk menuntaskan karut marut dalam perizinan impor bawang putih ini.

“Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman terutama pada Kementan yang sudah sedemikian rupa berupaya jelaskan kepada kita untuk swasembada bawang putih hingga 2021,” katanya.

Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo mengakui, bawang putih ini merupakan komoditas yang masih sangat rentan untuk dipermainkan. Maklum saja, harga bawang putih dari negara importir ternyata sangat murah cuma Rp 1 dolar Amerika Serikat (kurs Rp 14 ribu per dolar). Sementara di dalam negeri, harga bawang putih bisa mencapai Rp 120 ribu per kilogram.

“1 dolar jadi Rp 120 ribu itu berarti 10 kalinya. Apa sistem komunikasi atau pembinaan perdagangan dan pengusaha seperti ini yang kita harapkan,” katanya.

Wakil Ketua Umum Gerindra ini menjelaskan, meski Komisi IV DPR beririsan dengan produksi di komoditas pertanian, tetap saja punya kewajiban agar komoditas yang berasal dari produsen tetap tiba ke konsumen dengan harga terjangkau.

Baca juga : Dua Menteri Koalisi Jokowi Terancam Keok Di Jabar VI

“Sebagai produsen kita juga tidak mau tiba-tiba harga yang kita jual melonjak 10 kalinya di pasaran, ini akan membunuh sistem ekonomi kita sendiri. Konsep utama dagang adalah sustainable, keberlanjutan. Kalau tiba-tiba jomplang pasti ada yang jatuh habis-habisan. Kalau naiknya tinggi sekali, pasti turunnya turun sekali,” katanya.

Karena itu, dia meminta pemerintah untuk membuat kontrak tertulis dengan pengusaha untuk tidak mempermainkan harga.

“Harga Rp 40 ribu saja per kilogram, naiknya sudah hampir tiga kali sudah tidak sehat. Memang rakyat Indonesia ini tanpa bawang putih tidak nikmat. Saya merasakan itu karena ada masalah di darah saya makanya makan bawang putih terus,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi menjelaskan, impor bawang putih ini sudah diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas Kementerian Perekonomian yang dipimpin Darmin Nasution pada 18 Maret lalu.

Dalam rapat itu diputuskan untuk memberi penugasan kepada Bulog untuk segera melakukan impor sebanyak 100 ton. “Selanjutnya Kemendag tidak melaksanakan putusan dalam Rakortas itu,” katanya. (KAL)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.