Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Panen Raya Di Berbagai Daerah

Semoga Harga Jagung Stabil

Senin, 27 September 2021 07:15 WIB
Petani memanen jagung di persawahan Desa Donorojo, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (26/9/2021). (Foto: Antara/Anis Efizudin)
Petani memanen jagung di persawahan Desa Donorojo, Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (26/9/2021). (Foto: Antara/Anis Efizudin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Politisi Senayan berharap, polemik harga dan stok jagung segera diakhiri, agar kesejahteraan petani dan peternak tetap terjaga. Pasalnya, berbagai daerah sentra penghasil jagung dilaporkan sudah mulai panen raya.

Anggota Komisi VI DPR, I Nyoman Parta mengingatkan pentingnya Pemerintah mengeluarkan kebijakan hati-hati dalam menjaga stabilisasi harga dan pasokan jagung di masyarakat. Karena, jagung merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang tidak boleh diserahkan ke mekanisme pasar.

Baca juga : DPR Heran Anggaran Buat Nelayan Kok Cuma Secuil

Politisi PDI Perjuangan ini lalu menyoroti penyebab gonjang-ganjingnya harga jagung. Salah satunya, perbedaan data antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Kementan mengklaim stok jagung sampai pekan kedua September ini mengalami surplus 2,37 juta ton. Kemendag malah menampik data tersebut, dengan menyebut stok jagung menipis, sehingga berimbas ke harga di tingkat petani yang kini menyentuh Rp 6.100 per kilogram.

Baca juga : BKSAP DPR Bareng SEAPAC Perdalam Isu Suap Lewat Studi Perbandingan

“Yang lebih miris, Mendag menyebut jagung diserahkan ke mekanisme pasar,” sesalnya.

Sementara di berbagai daerah melaporkan ketersediaan jagung saat ini cukup melimpah, karena panen raya jagung pada September dan Oktober ini. Panen jagung masih berlangsung di Desa Pesangrahan, Kecamatan Sukamandi. Dari panen tersebut, Kabupaten Garut mampu menyumbang 40 persen kebutuhan jagung untuk Provinsi Jawa Barat.

Baca juga : Kominfo Diminta Tertibkan Akun-akun Penista Agama Di Medsos

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Garut, Endang Junaidi menyampaikan, produktivitas jagung rata-rata di Garut ada pada angka 7,6 ton per hektare. “Sementara rata-rata luas tanah per tahun mencapai 70.000 hektare lebih. Sehingga setiap tahunnya kita dapat menyumbangkan produksi ke tingkat Jawa Barat sebesar 500.000 ton,” ujarnya.

Endang menceritakan, para petani merasakan keuntungan yang cukup besar dari semua proses budi daya jagung. Karena itu dia berharap, agar ke depan Pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan impor, demi menyelamatkan nasib petani dan peternak ayam mandiri.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.