Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemerintah Sebut Kemiskinan Nol 2024, Syarief: Jangan Terjebak Delusi

Jumat, 1 Oktober 2021 07:04 WIB
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Syarief Hasan mendukung target pemerintah dalam menurunkan kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada tahun 2024. Target ini harus betul-betul dijalankan melalui serangkaian aksi kebijakan yang tepat dan terukur sehingga mencapai hasil yang diharapkan.

Sebab, kemiskinan telah menjadi persoalan laten di negeri ini. Jumlah penduduk miskin masih berada di angka 10,14 persen atau sebanyak 27,54 juta orang. Padahal, penurunan kemiskinan adalah tujuan hakiki dari pertumbuhan ekonomi. Tidak ada gunanya ekonomi melesat, namun jurang kesenjangan dan kemiskinan meningkat.

"Saya tentu sangat mendukung target kemiskinan ekstrem nol persen pada 2024. Ini memang sudah menjadi tugas pemerintah. Turunnya angka kemiskinan adalah capaian sebenarnya dari pembangunan ekonomi. Ujung dari pertumbuhan ekonomi adalah perbaikan kesejahteraan rakyat, dan ini berarti menurunnya bahkan nihilnya kemiskinan. Meski memang, agar target ini tidak menjadi ilusif, bahkan terkesan pencitraan, pemerintah mesti melakukan serangkaian kebijakan yang terukur dan tepat arah," ungkap Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini dalam keterangannya, Jumat (1/10).

Baca juga : Menteri Siti Sampaikan RI Komitmen Jaga Sumber Daya Air Di G20

Lebih lanjut, politisi senior Partai Demokrat ini berpandangan, perkara kemiskinan adalah masalah laten yang harus di selesaikan. Karena itu, memberantas kemiskinan tidak bisa hanya sekadar slogan atau terbatas pada target belaka, namun harus ada aksi-aksi konkrit.

Apalagi, target ini dicanangkan di era pandemi, pertumbuhan melambat, bahkan sempat terkontraksi. Wajar jika banyak pihak yang mempertanyakan kebijakan-kebijakan cara pemerintah mencapai target itu.

Dalam banyak riset ekonomi, lanjutnya, semakin tinggi pertumbuhan, maka kemiskinan semakin menurun. Lembaga Riset Indef, misalnya, pada  sepanjang 2015 sampai 2019, karena ekonomi mampu tumbuh rata-rata hanya 5 persen, angka kemiskinan hanya menurun 0,42 persen.

Baca juga : Pemerintah Pastikan PON Papua Digelar Di Zona Aman Covid-19

Sementara sepanjang pemerintahan SBY dari 2004 sampai 2014, angka kemiskinan mampu turun dari 16,69 persen menjadi 10,96 persen. Bandingkan dengan periode kepemimpinan Jokowi, jika di 2015 angka kemiskinan berada pada angka 11,22 persen, posisi Maret 2021 hanya mampu turun menjadi 10,14 persen.

"Ini tentu patut menjadi catatan dalam hal menentukan dan mencapai target pemerintah tersebut," kata Syarief.

Karena itu, lagi-lagi Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengharap pemerintah betul-betul serius mengejar target yang dicanangkannya. Sebab, dengan kondisi pandemi yang menghambat aktivitas perekonomian dan menekan pertumbuhan, menihilkan kemiskinan ekstrem yang berjumlah 10,86 juta orang atau 4 persen dari penduduk pada 2024 menjadi tantangan yang teramat berat.

Baca juga : KPK Buka Kemungkinan Jerat Bank Panin Jadi Tersangka Korporasi

"Jangan sampai target ini hanya sekadar pencitraan belaka, atau hanya menenangkan psikologi hati rakyat," ingatnya.

Dengan tren pertumbuhan yang hanya mampu tumbuh di angka 3,31 persen pada kuartal II 2021, dan prediksi pertumbuhan di bawah 4 persen sepanjang 2021, menihilkan kemiskinan ekstrem 10,86 juta penduduk tentu hal yang teramat berat.

"Target ini tentu baik sekali dan mesti didukung penuh. Namun jika pemerintah hanya berhenti pada target belaka, tetapi tidak mampu melaksanakannya atau tidak juga membereskan berbagai persoalan kebijakan dan dukungan untuk pengentasan kemiskinan, bisa jadi kita akan terjebak delusi. Mengharapkan sesuatu yang mungkin saja tidak akan atau sulit dicapai," tutup Syarief. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.