Dark/Light Mode

Tekan Produk Impor Di E-Commerce

Saatnya, Perkuat Daya Saing Usaha Kecil Menengah Kita

Minggu, 24 Oktober 2021 07:15 WIB
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Dok. DPD RI)
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Dok. DPD RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta pemerintah memperkuat daya saing Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) dalam negeri. Hal ini untuk menekan banyaknya produk impor yang dijual pada platform e-commerce.

LaNyalla bilang, peningkatan dan penguatan daya saing UMKM ini pada akhirnya akan berdampak positif terhadap perekonomian nasional. “UMKM sulit bersaing dengan produk asing. Mereka perlu diperkuat,” kata LaNyalla di sela-sela kunjungan kerja ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kemarin.

Senator asal Jawa Timur itu menguraikan, berdasar data Bank Indonesia (BI), transaksi e-commerce sepanjang 2020 mencapai Rp 253 triliun, dan diperkirakan bisa mencapai Rp 337 triliun pada 2021. Sayangnya, sebanyak 90 persen lebih produk yang dijual di e-commerce Indonesia adalah produk impor.

Baca juga : Koeman Mau Dipecat, Martinez Menguat

Karenanya, sambung dia, angka yang sangat besar itu perlu diimbangi dengan pertumbuhan produk-produk kebutuhan konsumen dengan harga kompetitif dan kualitas barang yang baik. “Bagaimanapun, konsumen mencari barang yang murah, dan UMKM kita harus mampu menyediakan berbagai kebutuhan itu,” tutur dia.

Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur ini menambahkan, UMKM di luar negeri lebih siap dalam memasuki ekosistem ekonomi digital global. Karenanya, UMKM di Indonesia harus memiliki kesadaran, terus diberikan edukasi, serta peningkatan kapasitas dalam produksi, baik SDM maupun kualitas produk.

Menurut dia, salah satu kelemahan pelaku UMKM dalam negeri, banyak yang belum memahami digital knowledge dan skill. Meski pelaku UMKM milenial sudah ada yang merambah pasar internasional melalui kanal media sosial seperti Instagram dan Facebook, namun persentase mereka masih kecil dibanding dengan UMKM konvensional.

Baca juga : Program Pinky Movement Pertamina Sasar Ratusan Usaha Kecil Naik Kelas

“Pelaku UMKM perlu dibekali dengan pemahaman keuangan secara profesional. Mereka juga perlu dibekali dengan akses pembiayaan, dan pengelolaan yang profesional untuk merambah pasar ekspor,” papar LaNyalla.

Lebih lanjut, LaNyalla menguraikan keberhasilan Koperasi Produsen Angudi Logam Abadi, Tulungagung, Jawa Timur. Koperasi tersebut berhasil meluncurkan produk Cangkul Merah Putih berstandar SNI melalui dukungan pembiayaan BRI dan pasokan bahan baku dari Krakatau Steel (KS).

Produksi ini, lanjutnya, merupakan program kolaborasi Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian Perindustrian, LPDB-KUMKM dan BUMN. Langkah ini dilakukan untuk menekan impor cangkul.

Baca juga : Minuman Herbal Bantu Perkuat Daya Tahan Tubuh di Masa Pandemi

“Pemerintah perlu melakukan langkah yang serius melalui kebijakan yang strategis untuk mendorong UMKM mem­produksi berbagai kebutuhan dalam negeri. Sebab, pelaku UMKM tidak dapat berjalan sendiri,” tandasnya. [ONI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.