Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bamsoet Dukung Jokowi Angkat Usmar Ismail Jadi Pahlawan Nasional

Kamis, 28 Oktober 2021 23:15 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Dok. MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR Bambang Soesatyo mendukung langkah Presiden Jokowi yang akan menganugerahkan Usmar Ismail sebagai Pahlawan Nasional pada saat perayaan Hari Pahlawan 10 November 2021 di Istana Bogor. Selain dikenal sebagai Bapak Perfilman Nasional yang menghasilkan film 'Darah dan Doa' (The Long March of Siliwangi) pada 1950 sebagai film pertama yang secara resmi diproduksi Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat, Usmar Ismail juga terkenal aktif sebagai sastrawan dan wartawan. Bahkan, ia juga menjadi anggota TNI di Yogyakarta dengan pangkat mayor.

Khusus di bidang jurnalistik, Usmar Ismail pernah menjadi pendiri dan redaktur Harian Patriot, redaktur majalah bulanan Arena, Yogyakarta (1948), dan Gelanggang, Jakarta (1966-1967). Ia juga pernah menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (1946-1947). Bahkan saat menjadi wartawan, ia pernah dijebloskan ke penjara oleh Belanda karena dituduh terlibat subversi.

Baca juga : Bamsoet Dukung Mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Jadi Pahlawan Nasional

"Sejak dahulu sampai sekarang, wartawan senantiasa memegang peranan penting dalam memajukan perfilman Indonesia. Film juga terbukti berperan besar membangun karakter bangsa. Sebagaimana ditunjukkan Usmar Ismail melalui berbagai karya film yang ia hasilkan. Oleh sebab itu, sudah selayaknya negara memberikan penghargaan besar terhadap insan perfilman, sekaligus membantu mengembangkan industri perfilman menjadi bagian dari ketahanan nasional," ujar Bamsoet, sapaan akrab Bambang, usai menghadiri Malam Anugerah Piala Gunungan Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XI, di Jakarta, Kamis malam (28/10).

Turut hadir antara lain Ketua Panitia FFWI XI Wina Armada Sukardi, Ketua Dewan Juri FFWI XI Shandy Gasella, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, dan Ketua Umum PWI Pusat Atal Depari. Hadir pula para aktor ternama seperti Slamet Rahardjo, Anwar Fuadi, dan Deddy Mizwar.

Baca juga : Jokowi: Indonesia Harus Jadi Pusat Gravitasi Ekonomi Syariah Global

Ketua DPR ke-20 ini menjelaskan, FFWI XI melahirkan sejarah baru dalam perfilman Indonesia. Sebab, tidak hanya menilai karya film yang telah ditayangkan di bioskop, tetapi juga memberikan penilaian terhadap karya film yang ditayangkan di media over the top atau OTT, yang kini juga menjadi saluran utama bagi penonton dalam menyaksikan karya film. Bedanya dengan festival film lain, dalam FFWI XI dibuat tiga genre atau kategori penilaian. Terdiri dari genre komedi, horor dan drama.

"Dari setiap genre, ada sembilan unsur yang dinilai oleh Dewan Juri FFWI. Sehingga ada 27 piala untuk masing-masing pemenang. Ada juga 3 piala khusus yang diberikan kepada tokoh khusus. Dengan demikian FFWI menyiapkan 30 piala, terbanyak dibandingkan festival film lainnya. Dewan juri FFWI 2021 merupakan wartawan aktif dari 35 media dengan komposisi usia dan asal kota yang beragam. Ada kelompok usia muda 25-40 tahun dan usia matang 41-50 tahun. Ada yang berasal dari Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Solo, Medan, hingga Makassar," jelas Bamsoet.

Baca juga : Mendag Ingin Indonesia Jadi Pusat Industri Halal

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, tingginya minat masyarakat menonton film hasil karya anak bangsa harus diimbangi dengan semakin lahirnya berbagai film berkualitas. Jangan sampai kualitas perfilman menjadi turun lantaran tidak adanya dukungan dari pemerintah maupun stimulus dari berbagai stakeholder.

"Di tahun 2018 dan 2019, jumlah penonton film Indonesia selalu menembus diatas angka 50 juta penonton. Pertumbuhan layar bioskop juga selalu meningkat. Dari 1.600 layar pada 2017, menjadi 2.000 layar pada 2018, dan naik sedikit menjadi 2.060 hingga triwulan 2020. Karena pandemi Covid-19 melanda mulai Maret 2020 hingga kini, menjadikan jumlah penonton dan layar bioskop stagnan. Namun kini seiring mulai terkendalinya pandemi Covid-19, bioskop juga sudah mulai bisa didatangi penonton," pungkas Bamsoet. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.