Dark/Light Mode

Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Ini Strategi Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional

Sabtu, 9 Oktober 2021 08:55 WIB
Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Ini Strategi Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri baja nasional yang mandiri diharapkan mampu mendukung tumbuhnya ekonomi nasional. Dengan metode Three Circular Economy, pengamat optimis tujuan itu dapat segera terwujud.

Three Circular Economy ini sendiri adalah sebuah analisa umum antara peningkatan produksi dalam negeri, konsumsi produk dalam negeri, penurunan impor serta adanya investasi, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga : PT Pertamina Lubricants Perkuat Ekosistem Industri Nasional

Dalam diskusi online Infrastructure Connect Digital Series 2021 dengan tema “Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional” pada Kamis (7/10).

Direktur logam Dirjen ILMATE Kemenperin, Budi Susanto mengungkapkan, Kemenperin sudah memiliki rencana induk pengembangan industri besi dan baja nasional. Rencana itu dibuat dari tahun 2015 sampai tahun 2035. Pada rencana tahap dua (tahun 2020-2024), target kapasitas produksi di akhir tahun 2024 sebesar 17 juta ton.

Baca juga : Kemenhub Cabut Aturan Pembatasan Penerbangan Internasional

“Di bulan ke 4 tahun 2021 ini sudah mencapai 11,7 ton. Ini juga kalau dilihat dari targetnya (2021) ini 11,9 juta ton. Jadi kita sekarang masih kekurangan 0,2 juta ton. Mudah-mudahan dengan beroperasinya fasilitas LSM dari Gunung Rajapaksi yang 11 juta ton ini nanti bisa terpenuhi," ujar Budi Susanto.

Ia menambahkan, Cilegon karena kita sudah sebut sebagai kota baja kita juga canangkan ada cluster 10 juta ton. Ini merupakan bagian dari yang 17 juta ton. "Nah ini di tahun 2019 sampai 2022 ini juga sudah ditetapkan sebesar 6,9 juta ton. Dan ini mudah-mudahan juga bisa terpenuhi, ” ujar Budi.

Baca juga : PMI Manufaktur RI Di Atas China, Menperin: Industri Bangkit Lagi

Budi menyebut, Kemenperin sudah memiliki strategi untuk menekan laju impor dengan menerapkan smart supplay demand. Jadi jika ada produk yang belum ada industrinya di tanah air, impor masih boleh dilakukan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.