Dark/Light Mode

Lestari: Generasi Muda Paling Siap Hadapi Perubahan

Kamis, 4 November 2021 19:31 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat menyampaikan Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Maluku di Ambon, Provinsi Maluku, Kamis (4/11). (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat menyampaikan Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Maluku di Ambon, Provinsi Maluku, Kamis (4/11). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbagai perubahan yang terjadi akibat disrupsi dan pandemi harus dijawab dengan mengubah pola pikir kita agar menjadi bangsa pembelajar. Sehingga mampu mewujudkan Indonesia Emas, adil dan makmur yang dicita-citakan bangsa Indonesia.

"Dengan berbagai perubahan yang terjadi saat ini menjadi bangsa pembelajar adalah sebuah keniscayaan. Generasi muda yang akan menjadi pelaku utama dalam mengisi kemerdekaan harus mampu mewujudkannya dalam menjawab berbagai tantangan di masa datang," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat saat menyampaikan Kuliah Umum di Universitas Muhammadiyah Maluku di Ambon, Provinsi Maluku, Kamis (4/11).

Hadir dalam acara tersebut Drs. Muhammad Saleh (Asisten I Pemprov Maluku, mewakili Gubernur Maluku), Drs. Abduk Haji Latua (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku), Dr. Djalaludin Salamoessy (Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Maluku), Dra. Aisa Manilet (Ketua Aisyiah Maluku), Dr. Mohdar Yanlua (Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku), seluruh civitas akademika Universitas Muhammadiyah Maluku, dan sejumlah anggota DPRD Maluku dari Fraksi Nasdem.

Baca juga : Wasit Jangan Jadi Pemain

Menurut Lestari, sumber pembelajaran tidak hanya berasal dari berbagai peristiwa di saat ini, tetapi juga bisa didapat dari peristiwa sejarah di masa lalu.

Disrupsi dan pandemi Covid-19 yang kita hadapi saat ini, jelas Rerie, sapaan akrab Lestari, memberi pelajaran bagi kita bahwa bangsa ini harus siap beradaptasi dalam situasi apa pun, tentu dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memadai.

Sedangkan berbagai persitiwa sejarah di masa lalu, ujar Rerie, memberi pemahaman bagi kita bahwa para pendahulu kita mampu mengatasi berbagai tantangan berbangsa dengan mengedepankan nilai-nilai luhur yang dipraktikkan mereka antara lain seperti gotong royong, persatuan, cinta tanah air dan mengedepankan keberagaman.

Baca juga : Bertemu Menag, Kongres Pemuda Katolik Siap Digelar Di Semarang

"Generasi muda, harus mampu mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa tersebut untuk menjadi bekal menghadapi tantangan di masa datang," imbaunya.

Pada kesempatan itu, Rerie memperkenalkan metode manajemen Teori U, karya Otto Scharmer, kepada para mahasiwa agar mampu beradaptasi dalam sejumlah proses perubahan. Teori U, menurut Rerie, mampu membantu individu maupun para pemangku kepentingan melakukan transformasi yang mengakar dan mendorong inovasi.

Pada kesempatan tanya jawab, sejumlah pertanyaan terkait pembelajaran tatap muka dan upaya mengatasi pengangguran mengemuka. Rerie menilai pembelajaran offline atau tatap muka memang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar.

Baca juga : Lestari Moerdijat: Tangani Stunting Harus Keroyokan

Namun, jelasnya, untuk merealisasikannya membutuhkan kesiapan semua pihak, agar tidak memicu kembali penyebaran Covid-19. Sedangkan untuk mengatasi pengangguran di Ambon, salah satu yang diusulkan Rerie adalah mengedepankan kearifan lokal dalam pengembangan perekonomian daerah. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.