Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berbaju Militer Saat Tes Andika

Anggota DPR Dinyinyirin

Senin, 8 November 2021 07:40 WIB
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid (kanan) melakukan salam komado dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa sebelum mengikuti fit and proper test calon Panglima TNI di Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11/2021). (Foto: Antara/Galih Pradipta)
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid (kanan) melakukan salam komado dengan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa sebelum mengikuti fit and proper test calon Panglima TNI di Komisi I DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/11/2021). (Foto: Antara/Galih Pradipta)

RM.id  Rakyat Merdeka - Fit and proper test terhadap calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa oleh Komisi I DPR menuai kritik. Yang dikritik bukan yang dites, tapi yang ngetesnya itu, yang dinyinyirin. Pemicunya, saat ngetes Andika, semua personel Komisi I DPR kompak memakai baju hijau army seperti militer.

Dalam setiap menggelar rapat-rapat di parlemen, biasanya wakil rakyat kerap memakai pakaian formal, seperti kemeja lengkap dengan dasi dan jaz, atau batik. Namun, saat menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap Jenderal Andika pada Sabtu (6/11), pakaian yang dipakai para wakil rakyat itu, justru berbeda.

Mulai dari pimpinan komisi hingga anggota Komisi I DPR, kompak mengenakan seragam yang sama. Yakni, kemeja warna hijau army lengan panjang dengan dua kantong di bagian depan. Lengkap dengan nama di atas kantong, sesuai yang memakainya.

Baca juga : BPIP Apresiasi Perubahan Mentalitas Anggota Polri

Gaya berpakaian para wakil rakyat ini mendapat kritik dari peneliti Imparsial, Husein Ahmad. Menurutnya, tidak lazim anggota dewan memakai baju hijau army saat uji kelayakan Panglima TNI. Sekalipun tidak ada aturan baku yang melarang pengenaan seragam tersebut.

“Boleh aja (pakai baju hijau army). Tapi, nggak lazim di parlemen negara-negara demokrasi,” kata Husein, kemarin.

Menurutnya, baju militeristik seperti itu cuma dipakai di negara-negara otoriter. Yaitu, negara-negara yang mengadopsi militerisme seperti Tiongkok dan Kuba.

Baca juga : Enam Anggota DPRD DKI Dipelototin KPK

“Biasanya, parlemen yang pakai baju yang militeristik cuma ada di negara-negara yang otoriter atau fasis. Karena negara-negara tersebut mengadopsi militerisme ke dalam kehidupan bernegaranya,” bebernya.

Makanya, dia terheran-heran melihat anggota parlemen di negara demokrasi seperti Indonesia, mengadopsi gaya busana negara otoriter. Apalagi digunakan saat menyeleksi pejabat. “Dalam negara demokrasi, lazimnya wakil rakyat menampilkan dirinya sebagai representasi yang diwakili (rakyat). Kalau begini kan ada kesan anggota DPR bukan wakili rakyat, tapi wakili kelas yang gaya berpakaiannya mereka pakai itu,” tegasnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari merespons kritik Imparsial. Kata dia, baju militer yang dipakai dirinya dan teman-temannya di Komisi I bukan army look.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.