Dark/Light Mode

Kudu Intens Seperti Taufik Kiemas

Pengamat: Mbak Puan Bisa Jembatani PDIP Dengan Kekuatan Islam

Senin, 18 April 2022 14:00 WIB
Ketua DPR Puan Maharani (Foto: Instagram)
Ketua DPR Puan Maharani (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Politik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Kacung Marijan mengapresiasi sikap Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang rajin berkunjung ke markas Nahdlatul Ulama (NU),  hingga ke ranting terkecil.

Sebab sepeninggal ayahnya, Taufik Kiemas, hubungan Banteng dan NU jarang terdengar. 

"Sebetulnya bukan hanya NU. Tetapi juga yang lain. Karena setelah kepergian Pak Taufik Kiemas, itu kan ada semacam kekosongan. Nyaris tak ada yang menjembatani PDIP dengan kekuatan Islam,” ujar Kacung dalam keterangannya, Senin (18/4).

Namun, Kacung mengatakan, upaya tersebut tidak bisa dilakukan secara instan dan temporer.

"Kalau mau ikut Pak Taufik, harus lebih intens lagi. Butuh proses yang cukup panjang, untuk bisa membangun jembatan antara PDIP dan NU," tegas Kacung.

Baca juga : Kemenkeu: Barang Yang Diterima Penonton MotoGP Tak Ada Kaitannya Dengan Lelang

"Nggak bisa sekali jalan. Prosesnya cukup panjang. Ini baru simpul-simpul formal. Baru langkah awal. Kalau mau seperti Pak Taufik, ya harus lebih intens dilakukan. Bukan hanya sekedar momen Ramadan atau apa,” lanjutnya.

Semasa hidup, mendiang Taufik Kiemas memang dikenal dekat dengan kalangan Islam.

Sehingga, sebagai anak, Puan diharapkan bisa melanjutkan upaya ayahnya dalam membangun hubungan dengan kekuatan-kekuatan Islam. Seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya.

"Kalau Mbak Puan mau melakukan itu, saya pikir bagus untuk menjembatani kembali PDIP dengan kekuatan Islam,” ucap Kacung, yang juga Guru Besar Ilmu Politik Universitas Airlangga.

Hubungan Puan dengan kekuatan Islam juga tidak terbatas pada isu keagamaan dan kebangsaan. Karena kedua isu tersebut dianggap telah selesai.

Baca juga : BUMN Dan BUMD Banyak Jadi Korban Mafia Impor

Saat ini, Puan harus bisa membawa isu-isu bidang ekonomi, pendidikan, sosial, kesejahteraan, dan lain-lain.

“Jadi, ketika Mbak Puan mengunjungi NU, Muhammadiyah, itu tidak sekadar mengunjungi. Tetapi juga membicarakan isu-isu yang lebih substansial. Itu akan lebih baik," tutur Kacung.

"Kalau itu dilakukan, maka Mbak Puan akan bisa menjadi kelanjutan, dari apa yang telah dilakukan oleh Pak Taufik Kiemas sekian tahun lalu,” tandasnya.

Di mata Kacung,  kunjungan Puan ke organisasi Islam tak hanya sebatas kontestasi Pemilu 2024.

Dia bilang, itu hanya simpul kecil, yang semestinya berlanjut pada upaya yang lebih substantif.

Baca juga : Sama-sama Pimpin Forum Internasional, Puan Disamakan Dengan Bung Karno

“Saya melihat ini lebih ke substansinya lagi. Bukan sekedar Pemilu. Kalau sekedar Pemilu, nanti malah susah didapat. Karena ini butuh kerja panjang. Seperti dulu Pak Taufik," beber Taufik.

Pemilih dalam Pemilu adalah individu. Bukan organisasi. Sementara pilihan individu, dipengaruhi banyak faktor. Terutama persepsi.

Yang harus dibangun adalah persepsi keseriusan dari Puan untuk membangun jembatan dengan kekuatan-kekuatan Islam, pandangan PDIP terhadap ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an, serta kemampuan Puan sebagai pemimpin yang mampu menjawab masalah bangsa di masa datang.

“Saya kira ini akan menjadikan persepsi, bahwa Mbak Puan bukan hanya pemimpin kaum nasionalis. Tetapi juga kaum agamis,” pungkas Kacung. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.