Dark/Light Mode

Kenaikan Harga Minyak Dunia Bisa Timbulkan Ketidakpastian Ekonomi Global

Kamis, 3 Maret 2022 14:03 WIB
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan. (Foto: Ist)
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyatakan, tren kenaikan harga minyak dunia dalam beberapa waktu terakhir bisa menimbulkan ketidakpastian ekonomi global.

Jika dibandingkan dengan tahun 2020,, sepanjang 2021 kenaikan minyak dunia mencapai 69,5 persen. Begitu juga memasuki awal tahun 2022 ini, harga minyak dunia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

"Terus melambungnya harga minyak ini disebabkan pertumbuhan ekonomi global pasca pandemi Covid-19. Selain itu, kenaikan ini dipengaruhi masih ketatnya penambahan produksi oleh kartel minyak OPEC+," ujar Mamit, di Jakarta, Kamis (3/3).

Baca juga : Harga Minyak Dunia Melonjak, Pertamina Pastikan Pasokan Energi Tetap Aman

Dia mencatat, sepanjang 2020, konsumsi minyak dunia hanya 88.5 juta barrel per hari, sedangkan di tahun 2021 meningkat terjadi peningkatan yang signifikan ke 96.2 juta per hari.

Tahun 2022 ini, konsumsi minyak dunia diharapkan mencapai 99.53 juta BOPD, menyamai konsumsi di tahun 2019 sebelum pandemi terjadi.

"Tinggal bagaimana suplainya, di tengah OPEC+ yang masih menahan untuk memompa lebih banyak lagi minyak mereka. Apalagi, Rusia sebagai anggota OPEC+ saat ini sedang berkonflik. Hal ini bisa menimbulkan ketidakpastian pasokan dan pertumbuhan ekonomi secara global," urainya.

Baca juga : Jokowi Ingatkan 4 Tantangan Berat, Solusinya Transformasi Ekonomi

Mamit menyampaikan, dengan kenaikan harga minyak dunia saat ini, maka bisa dipastikan ongkos produksi produk energi seperti BBM dan LPG akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Hal ini akan diikuti dengan kenaikan harga produk-produk lain lantaran BBM dan LPG merupakan sumber energi primer untuk produk lain.

"Tidak bisa dipungkiri, kita harus mewaspadai efek domino dari kenaikan harga minyak dunia saat ini. Tidak melulu bicara BBM dan LPG, tetapi juga produk turunan yang dihasilkan karena ada peningkatan ongkos produksi. Adanya kenaikan ini bisa menimbulkan inflasi. Kita mesti waspadai ini," ingat Mamit.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.