Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Perusakan Baliho Partai Demokrat

Wayangnya Dapat, Dalangnya Belum

Selasa, 18 Desember 2018 08:05 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat yang juga mantan presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, kecewa melihat spanduk dan baliho Demokrat yang dirusak dan dirobohkan di Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12). (Foto: Twitter Hinca Panjaitan).
Ketua Umum Partai Demokrat yang juga mantan presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, kecewa melihat spanduk dan baliho Demokrat yang dirusak dan dirobohkan di Pekanbaru, Riau, Sabtu (15/12). (Foto: Twitter Hinca Panjaitan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus perusakan baliho Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau, mulai terungkap. Polisi telah menahan seorang pelaku yang diduga berperan sebagai wayang alias orang suruhan. Sementara dalangnya, alias otak kejahatan belum ditangkap. Ditangkapnya sang dalang sepertinya tinggal menunggu waktu. Sasarannya sudah ada. "

"Ya ada seseorang itu yang masih dalam penyelidikan," ujar Kapolda Riau Irjen Widodo Eko Prihastopo kepada wartawan di Mapolda Riau, Senin (17/12). Puluhan atribut Partai Demokrat sobek-sobek bahkan berserakan hingga ke comberan, di hari SBY berkunjung ke Pekanbaru Riau, Sabtu (15/12). Melihat atributnya berantakan, SBY sedih dan meminta seluruh atribut partainya diturunkan.

Partai Demokrat pun mempolisikan ini. Progresnya cepat. Polisi berhasil menciduk tiga tersangka di dua kasus berbeda. Pria berinisial HS ditangkap, karena diduga merusak atribut Partai Demokrat di Jalan Sudirman. Kemudian KS dan MW merusak atribut PDIP di Tenayan Raya. Ketiga pria ini langsung ditangkap dan ditahan karena ancamannya 5 tahun penjara. "Terkait perusakan bendera sebuah partai tertentu, baliho sebuah partai tertentu," tegas Widodo.

Baca juga : SBY Marah, Ani Nangis, Hasto Nangkis

Kapolda Riau itu mengamini pihaknya kerja cepat agar kasus serupa tidak terulang kembali. Utamanya di Pekanbaru. "Kita anggap masalah ini sudah selesai, karena kita sudah melakukan penyelidikan dan penyidikan. Saat ini, progresnya sedang berjalan dan kita lakukan penahanan. Karena ancaman hukuman 5 tahun, maka dapat dilakukan penahanan," terang Widodo. 

Ironisnya, ketika polisi mengorek informasi kepada pelaku kenapa merusak atribut partai politik, didapati motifnya adalah janji upah sebesar Rp 150 ribu. Uang belum didapat, pelaku sudah dibui. "Motif tersebut, didapat berdasarkan keterangan HS, terduga pelaku perusakan atribut Partai Demokrat. Tidak ada motif-motif yang lain," kata Widodo.

Nah, siapa dalang penyuruh HS inilah yang sedang diburu polisi. Widodo menegaskan, pihaknya masih menyelidiki, mencari orang yang menyuruh HS. Kasus ini direspons Menkopolhukam Wiranto. "Nah ternyata dari Pak Kapolri (Tito Karnavian -red) cepat sekali mengusut. Ternyata memang perbuatan oknum-oknum tertentu. Oknum itu sudah ditangkap," kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Senin (17/12).

Baca juga : PSSI Ogah Dibilang Nggak Becus

Wiranto menyebut, motif pelaku hanya ingin mendapatkan pujian. Padahal, perbuatan ini telah mencoreng semangat demokrasi Indonesia yang saat ini sudah berjalan aman dan damai. "Presiden juga sangat menyesalkan peristiwa ini. Saya juga sudah meminta untuk usut tuntas. Siapa pun pelakunya, kita tindak secara hukum," katanya.

Wiranto mengimbau kepada seluruh pimpinan partai politik dan masyarakat, agar tidak membesar-besarkan masalah itu hingga mengganggu pemerintah dalam mempersiapkan agenda Pemilu 2019. "Masalah ini sudah ditangani dengan baik oleh kepolisian. Oknum sudah diketahui, saksi juga sudah ada. Tinggal kita limpahkan," ujarnya.

Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto geram terhadap perusakan atribut Demokrat. Dia menganggap yang merobek baliho Demokrat, sama saja merobek baliho Gerindra. "Kalau Demokrat disakiti, kita merasa disakiti juga. Kalau ada yang robek-robek baliho Demokrat, sama dengan robek-robek balihonya Gerindra," tegas Prabowo saat menyampaikan pidato politiknya di Konferensi Nasional Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12). Prabowo mengingatkan masyarakat, agar melaksanakan demokrasi secara santun. "Kami imbau jangan robek-robek baliho, jangan robek-robek spanduk. Laksanakan demokrasi yang baik. Hati-hati, kami juga punya kekuatan," pungkasnya.

Baca juga : Meriahkan Alex Noerdin Cup, Ronaldinho Mau Datang Ke Palembang

SBY melalui akun Twitter-nya @SBYudhoyono menanggapi pernyataan Wiranto. Dia tak sependapat. "Maaf, saya punya pendapat yang berbeda dengan Pak Wiranto (pemerintah). Perbedaan pendapat ini bukan kejahatan. Ini hak warga negara," katanya. SBY hanya ingin kebenaran ditegakkan. Dia tak ingin PDIP dan Demokrat "dikorbankan". Berdasarkan informasi dan kesaksian di lapangan yang didapatnya, PDIP ataupun Demokrat bukanlah master mind dan inisiator dari kasus perusakan atribut. Kesimpulan politik yang salah (sementara proses hukum sedang berjalan) bisa rugikan nama baik PDIP dan Demokrat di musim kampanye ini," ucapnya.

Ketum Demokrat ini pun yakin dan tahu bahwa Presiden Jokowi tak memiliki keterlibatan apa pun. Pengungkapan yang jujur dan lengkap justru akan "selamatkan" Jokowi. Yang jelas, dia dan Demokrat cinta damai. Tak berniat membuat polarisasi karena paham demokrasi. Demokrat hanya menginginkan keadilan. Dengan kesimpulan Menkopolhukam yang seolah memvonis PDIP dan Demokrat bersalah, Demokrat akan menggelar rapat hari ini, Selasa (18/12). [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.