Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Survei SPP: Elektabilitas Prabowo Jauh Lebih Unggul Dibanding Ganjar, RK, Hingga Puan

Senin, 25 Juli 2022 22:46 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Survei Politik Publik (SPP) melakukan jajak pendapat untuk mengetahui figur politik paling potensial menjadi pilihan publik (elektabilitas) dalam Pilpres 2024 mendatang. Data ini diharapkan dapat dijadikan sandaran oleh parpol untuk menentukan siapa capresnya.

Direktur Eksekutif Suara Politik Publik (SPP), Asrudin Azwar mengatakan, dalam survei kali ini, SPP menyodorkan 10 tokoh yang kini menjadi figur Parpol yang sekadar memiliki kedekatan dengan parpol kepada publik.

"Mereka adalah Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Puan Maharani, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, dan Erick Tohir," tutur Asrudin dalam keterangannya, Senin (25/7).

Dari kesepuluh nama itu, SPP mendapati bahwa jika Pilpres diadakan saat ini, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dipastikan unggul dari capres-capres lainnya dengan perolehan 28,7 persen.

Menyusul kemudian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (20,5 persen), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (13,9 persen), dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (5,75 persen). 

Baca juga : Survei ARSC: Simulasi 3 Paslon, Airlangga-Ganjar Menang Pilpres

Berikutnya ada Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY (3,45 persen), Menparekraf Sandiaga Uno (3,3 persen), dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani (2,44 persen).

Lalu, Menteri BUMN Erick Thohir (1,47 persen), Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (1,2 persen), dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (0.47 persen). Sementara itu yang tidak tahu/tidak jawab/rahasia/belum menentukan ada sebanyak18,82 persen. 

Ada sejumlah faktor penjelas yang membuat Prabowo unggul dibandingkan tokoh-tokoh lain. Yakni, selain karena Prabowo dikenal (97,2 persen) dan disukai mayoritas publik (83,7 persen), ia juga menjadi tokoh yang dianggap publik sebagai figur yang paling pantas (70,7 persen).

"Dengan merujuk angka-angka itu, kami menyimpulkan bahwa Prabowo berpeluang besar menjadi Capres potensial yang mungkin akan diperebutkan oleh sejumlah Parpol," tuturnya.

Kemudian, selain karena sudah mengantongi angka mayoritas dari sisi elektabilitas (pilihan publik), Prabowo juga sudah pasti dicalonkan oleh partainya sendiri, Partai Gerindra.

Baca juga : Survei LANSKAP: Prabowo Subianto Lebih Mentereng Di Jateng Dan Jatim

Sementara itu, capres-capres lain pilihan publik yang elektabilitasnya masih di bawah Prabowo belum juga memiliki kepastian dukungan resmi dari parpol manapun.

Ganjar, misalnya, sebagai pesaing terberat Prabowo hingga kini belum juga resmi mengantongi dukungan Parpol, bahkan dari partainya sendiri, PDIP.

Ia kini dalam posisi yang sangat dilematis. Satu sisi, PDIP terlihat enggan untuk mencalonkan dirinya. Tapi di sisi lain, ia tidak mungkin menerima pinangan dari partai lain (NasDem) kecuali memutuskan untuk menjadi kutu lompat.

Pun demikian dengan Anies. Meski Anies dimasukkan dalam daftar capres potensial pilihan Nasdem, namun hingga kini namanya belum resmi diumumkan.

Situasi ini diperburuk dengan posisi politik Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta yang akan berakhir pada Oktober tahun 2022.

Baca juga : Gibran: Saya Tak Mikir Survei

"Ini jelas adalah posisi kritis politik. Anies akan kerepotan melakukan self branding untuk bisa menarik dukungan parpol-parpol. Posisi politik dengan jabatan tertentu menjadi sangat penting untuk bisa terus menjaga memori kolektif publik," tuturnya. 

Sementara Puan yang kini digadang-gadang oleh PDIP hanya memiliki elektabilitas sangat minim. Puan dipastikan kesulitan untuk bisa mengimbangi Prabowo pada 2024 mendatang.

Setali tiga uang, Airlangga yang menjadi Ketua Umum Golkar juga tidak mungkin bersaing dengan Prabowo dengan kekuatan elektabilitas yang dimilikinya sekarang.

Sementara itu, calon-calon lain sudah pasti terdegradasi dalam persaingan memperbutkan tiket capres. Paling mungkin adalah mengincar posisi RI-2 alias wapres. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.