Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Suharso Minta Maaf Soal Amplop
Kiai Memaafkan, Tapi Kasih Syarat
Senin, 22 Agustus 2022 07:47 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Setelah menuai protes dan kecaman, Suharso Monoarfa akhirnya minta maaf soal polemik “amplop kiai”. Sejumlah kiai yang sudah kadung kesal dengan omongan Ketum PPP itu, mau memaafkan, tapi dengan syarat...
Untuk diketahui, pernyataan Suharso yang bikin panas kuping ulama disampaikan saat dirinya memberikan sambutan di acara Pembekalan Antikorupsi Politik Cerdas Berintegritas (PCB) bagi kader PPP di KPK, Senin (15/8). Dalam sambutan itu, Suharso menyinggung soal ‘amplop untuk kiai’ di hadapan pimpinan KPK yang diakuinya sebagai pengalamannya saat berkunjung ke sejumlah pesantren.
Usai pernyataan itu disampaikan, Suharso langsung banjir protes. Bahkan sampai ada yang mengancam akan mempolisikannya, karena dianggap mencemarkan nama baik ulama. Mendapat protes dan kecaman itu, Suharso memilih meminta maaf.
“Saya mengaku itu sebuah kesalahan, saya memohon maaf dan meminta untuk dibukakan pintu maaf seluas-luasnya,” kata Suharso, di Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/8).
Ia mengaku khilaf telah menyebut "amplop kiai” di acara pembekalan antikorupsi.Namun, ia masih berdalih bahwa potongan videonya itu tidak utuh. Sehingga membuat penyataannya di luar kontek dan gaduh.
Baca juga : Suharso Singgung Amplop Kiai, PPP Minta Maaf
“Anggap saja, saya yang awam ini salah mengambil contoh untuk diilustrasikan, karena itu lebih mudah daripada menyimpulkan kesalahpahaman yang berkepanjangan,” tegas Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas itu.
Bagaimana tanggapan kiai? Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Kiai Fahmi Amrullah Hadzik berusaha memaklumi kalimat yang dinilai merendahkan martabat para kiai itu. Meskipun sempat kesal, dia mengaku menerima permintaan maaf dari bos Partai Ka’bah itu.
"Saya melihat, memang Pak Suharso ini bukan orang pesantren. Sehingga dia tidak tahu tradisi pesantren," kata Gus Fahmi, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Padahal, soal amplop kiai yang dipersoalkan itu adalah hal yang wajar-wajar saja terjadi. Tidak layak disampaikan di KPK. Jangan menganggap bahwa oleh-oleh buat kiai saat berkunjung sebagai embrio korupsi.
“Padahal, biasa wali santri datang, minta didoain anaknya lalu ketika pulang mengamplopi. Saya kira wajar. Diamplopi oleh menteri juga wajar. Walaupun itu nggak wajib sebenarnya," tambahnya.
Baca juga : Sambo Akui Kejahatannya
Jika Ketum PPP tidak merasa bersalah atas pernyataannya itu, ia menyarankan agar diganti saja dengan yang berlatar pesantren dan NU. Ia melihat ada sejumlah kader NU potensial di PPP yang bisa dijadikan Ketua Umum.
"Selain minta maaf, kunjung-kunjungilah ke pesantren besar. Tinggalkanlah amplop pribadi untuk menghilangkan kesan itu. Datang sajalah menjelaskan, apa gitu," sarannya.
Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Kiai Anwar Iskandar mengaku masih kesal dengan omongan Suharso. Dia mengaku heran, ketua umum dari partai Islam, justru membuat pernyataan yang malah merendahkan para ulama.
"Secara lahiriyah, itu merendahkan martabat kiai. Sebenarnya bunuh diri dia. Itu akan membawa partai yang dipimpinnya itu terjun bebas. Karena pendukung parpol ini adalah juga santri-santri kiai," kata Kiai Anwar, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.
Perkara Suharso punya niat lain di balik pernyataan itu, Kiai Anwar mengaku tidak tahu. Karena itu persoalan hati. Termasuk masalah penafsirannya. “Yang jelas, parpol ini perlu diselamatkan. Karena Indonesia masih butuh parpol Islam," lanjutnya.
Baca juga : Amanda Manopo Punya Pacar, Tapi Bukan Arya Saloka
Namun, Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini berharap agar masalah ini segera diselesaikan. Bukan sebatas kecam-mengecam. Karena masalah ini akan menjadi sejarah yang kurang elok bagi partai berlogo Ka'bah tersebut di masa depan. "Harus ada kesadaran pengurus parpol di bawahnya untuk melakukan sesuatu," saran Kiai Anwar.
Maksudnya, reshuffle kursi ketua umum? Kiai Anwar tidak menjawab secara eksplisit. "Soal penafsiran bagaimana kalimat saya itu soal lain, yang jelas parpol ini perlu diselamatkan," tutupnya.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya