Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Setelah Ngomong Pemilu 2024

Kasian, Pak SBY Diserang Buzzer

Senin, 19 September 2022 07:48 WIB
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY (Foto: Dok. Demokrat)
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY (Foto: Dok. Demokrat)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dari para buzzer. Gara-gara ngomong soal Pemilu, Presiden ke-6 RI itu, diserang dari segala penjuru oleh para pendengung tersebut. Duh, kasihan ya...

Lama absen dari dunia politik, SBY kembali muncul lewat video pidatonya di TikTok. Video itu, diambil saat SBY memberikan arahan dalam Rapimnas Demokrat, di JCC, Jakarta, Kamis (15/9). Namun, video itu baru viral Sabtu (17/9) setelah diunggah di TikTok oleh akun @pdemokrat.sumut, Jumat (16/9). Videonya pendek saja, cuma 2 menitan.

Dalam video itu, SBY menyatakan akan turun gunung di Pilpres 2024. Alasannya, dia mendengar kabar ada tanda-tanda Pilpres akan diselenggarakan dengan tidak jujur dan tidak adil. Pilpres 2024 konon akan diatur hanya diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden saja. "Dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka," ucap SBY. Sayangnya, SBY tidak menjelaskan siapa identitas "mereka" itu.

Baca juga : Pemilu 2024 Kudu Jadi Panggung Perubahan

Dengan skema ini, lanjutnya, Partai Demokrat, sebagai oposisi akan dihalangi-halangi untuk mengajukan capres-cawapres. "Jahat bukan? Menginjak-injak hak rakyat bukan? ujar SBY.

Setelah video itu viral, SBY langsung jadi bulan-bulanan buzzer. Serangannya macam-macam. Mulai dari soal beberapa proyek yang mangkrak, SBY ketakutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak bisa nyapres, sampai soal SBY malah membuat 5 album lagu saat menjadi presiden. Sejak Sabtu, kata kunci “SBY” pun menjadi trending topic di Twitter.

Melihat hal ini, kader-kader Demokrat tidak tinggal diam. Mereka membuat banyak grafik untuk menunjukkan prestasi SBY saat 10 tahun menjadi presiden. Mereka juga membuat tagar #terimakasihPakSBY.

Baca juga : Pak Polisi, Kapan Ringkus Si Bjorka

Selain di dunia maya, SBY juga diserang di dunia nyata. Serangan datang dari para elite partai koalisi pemerintah. "Sebaiknya tidak menyampaikan informasi yang belum tentu kebenarannya dan harus dipastikan bahwa yang disampaikan harus sesuai dengan bukti," serang Ketua DPP PPP Achmad Baidowi, kemarin.

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyerang lebih keras. Dia sampai bicara dua kali, Sabtu (17/9) dan Minggu (18/9). Pada Sabtu, Hasto mengingatkan untuk tidak mengganggu pemerintahan Presiden Jokowi. Kemudian kemarin, Hasto menyinggung soal psikologi SBY, yang disebutnya sangat ngebet ingin mendorong AHY di 2024.

"Itu kan menunjukkan suatu kekhawatiran yang berlebihan tanpa fakta. Kita bisa memahami bagaimana seorang ayah untuk bisa mendorong anaknya (menjadi capres) misalnya," sindir Hasto.

Baca juga : Tuh Kan, DPR Nggak Berani Garap Bosnya

Ketua Umum Projo Budi Arie ikut menyerang SBY. Dia menyatakan, ucapan SBY yang menuding Pilpres diikuti 2 capres tidak demokratis sebagai hal yang membodohi rakyat. "Jangan membodohi rakyat dengan menyatakan bahwa pilpres tidak demokratis jika diikuti dua pasangan calon," sergahnya.

Melihat hal ini, Ketua DPP Demokrat Yan Harahap tampil membela SBY. Dia menuding, ada yang mengerahkan buzzer untuk menyerang SBY. "Apa mau dikerahkan lagi buzzerp untuk menyerang statement ini?" tulis Yan, di akun @YanHarahap, sambil mengutip media online berita berjudul "Guru Besar IPB: 50 Persen Rakyat Indonesia Alami Kelaparan Tersembunyi".■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.