Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Diperebutkan Penghuni KIB
Peluang Politik Kang Emil Lebih Besar Bersama PAN
Senin, 3 Oktober 2022 08:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Niat Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil masuk parpol di penghujung tahun 2022 ditangkap Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Dua sekutu dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) itu memberikan iming-iming menggiurkan.
Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (SIGMA) Hendra Setyawan memaklumi, orang nomor satu di Jawa Barat itu menjadi rebutan parpol menuju Pemilu 2024. Salah satu alasannya, Kang Emil-sapaan Ridwan Kamil, merupakan pimpinan wilayah dengan lumbung suara terbesar secara nasional.
“Saat ini, siapapun figur yang masuk dalam 5-10 besar lembaga survei akan dilobi parpol,” ujar Hendra kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Pertemuan Airlangga-Puan Buka Peluang Koalisi Pilpres 2024
Hendra menganalisa, meski Kang Emil masuk papan tengah di bursa Pilpres 2024, tetap menarik perhatian karena bukan dari kalangan parpol. Artinya, dia diharapkan bisa mendongkrak elektabilitas partai di Jawa Barat.
Mantan aktivis 98 itu menganalisa, sejauh ini sudah ada dua partai yang kelihatan ambisinya menggaet Kang Emil. Yaitu, Golkar dan PAN. Harapannya jelas, Kang Emil dianggap bisa menjadi magnet pemilih dan daya tawar parpol untuk Pilpres 2024.
Menariknya, kata Hendra, dampak yang diberikan Kang Emil terhadap partai ini beragam.
Baca juga : Disebut Patungan Beri Uang Lembur, Togar Keberatan
“Untuk Kang Emil, jika dibandingkan PAN atau Golkar tentunya tidak bisa disamakan. Karena Golkar partai yang selalu ada di tiga besar di setiap Pemilu dan PAN partai tengah,” katanya.
Namun, Kang Emil bisa menjadi pendongkrak elektabilitas jika akhirnya merapat ke PAN. Asumsinya, Kang Emil akan mendapatkan ruang yang lebih maksimal jika bergabung dengan partai pimpinan Zulkifli Hasan itu. Misalnya, menjadikannya capres atau cawapres alternatif.
“Jika di Golkar, karena partai besar dan banyak kader potensial, posisinya tidak signifikan mengubah keadaan,” pungkasnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya