Dark/Light Mode

Teliti Kaitan Pangan dan Pertahanan, Srikandi Golkar Raih Gelar Doktor Unhan

Sabtu, 22 Oktober 2022 18:30 WIB
Politisi perempuan Partai Golkar Dina Hidayana (Foto: Istimewa)
Politisi perempuan Partai Golkar Dina Hidayana (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Politisi perempuan Partai Golkar Dina Hidayana berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Pertahanan berpredikat Cumlaude pada Sidang Promosi Terbuka Program Studi (Prodi) Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan (Unhan), di Ruang Aula Merah Putih, Kampus Sentul, Kawasan IPSC Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (17/10). Dina Hidayana berhasil menjawab dan meyakinkan Dewan Promotor, beserta Dewan Penguji Internal dan Eksternal.

Dewan promotornya yakni Prof Purnomo Yusgiantoro, Letjen TNI (Purn) Wayan Midhio, Herlina Juni Risma Saragih, S.Si., M.Si. Sedangkan Dewan Penguji Sidang Terbuka Disertasi Internal adalah Mayjen TNI Joni Widjayanto, Brigjen TNI Prof Yusuf Ali, Prof Anak Agung Banyu Perwita, Moh Ikhwan Syahtaria, Pro Bomer Pasaribu, dan Prof Pantja Djati.

Dina menegaskan, sektor pangan dan pertahanan negara merupakan sektor vital yang saling terhubung dan mampu menentukan eksistensi dan kewibawaan negara. Hal tersebut dibuktikan bukan saja secara narasi kualitatif namun juga menggunakan metode kuantitatif, berupa analisis Input-Output (I-O), Computable General Equilibrium (CGE) dan SWOT IFAS EFAS.

Dalam disertasinya yang berjudul "Optimasi Kebijakan Sektor Pangan dalam Memperkokoh Sektor Pertahanan Negara", Dina melakukan penelitian mix method yang bertujuan untuk membuktikan keterkaitan sektor pangan dan sektor pertahanan negara serta mengidentifikasi, mengkombinasikan dan mengembangkan kebijakan sektor pangan dalam memperkokoh sektor pertahanan negara. Analisis kuantitatif I-O dan CGE yang Dina lakukan berhasil membuktikan keterkaitan antara sektor pangan dengan sektor pertahanan negara.

Baca juga : Mudahkan UMK Lakukan Transaksi, Pertamina Siap Gelar SMEXPO 2022

"Hasil penelitian I-O menunjukkan sektor pangan terkait lebih kuat secara forward linkage pada sektor pertahanan negara, dengan komoditas andalan padi dan kelapa sawit. Pemberian simulasi CGE optimis pada sektor pangan diproyeksikan dapat meningkatkan pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP), menurunkan laju inflasi, menurunkan pengangguran dan kemiskinan, mempersempit kesenjangan, dan meningkatkan volume ekspor hanneg," kata Ketua Depinas Soksi ini.

Meski begitu, perlu diwaspadai adanya trend peningkatan laju impor seiring pertambahan volume ekspor terhadap sektor hanneg akibat peningkatan produktivitas, SDM pangan dan multi shock. Hasil tersebut diperkuat dengan metode kuantitatif berupa SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threat), serta cara kualitatif berupa diskusi dan wawancara mendalam.

Secara makro, penelitian Staf Ahli MPR ini merekomendasikan perlunya redesign pembangunan nasional yang diarahkan pada penguatan sektor pangan sebagai soko guru. Selain itu, pentingnya SDM yang nasionalis, visioner, militan dan adaptif terhadap Ilmu, Pengetahuan, dan Teknologi (Iptek), kolaborasi astha helix serta melahirkan pemimpin nasional dan patriot pangan yang berpijak pada konstitusi menjadi catatan strategis dan fundamental yang dihasilkan dari penelitian mantan Staf Ahli Fraksi Partai Golkar DPR ini.

Aspek Strategis Nasional

Baca juga : Ajak Perempuan Percantik Diri, Srikandi Ganjar Jambi Gelar Beauty Class

Dina menjelaskan, isu pangan merupakan isu klasik yang bisa dipahami oleh semua masyarakat, yang merupakan aspek penting dalam kehidupan sebagai pemenuhan kebutuhan biologis primer dan belakangan telah bertransformasi menjadi aspek strategis nasional.

"Pasca pandemi dan konflik Rusia- Ukraina semakin memperkuat peran penting pangan dalam stabilitas keamanan dan pertahanan suatu negara secara utuh yang dampaknya menyentuh seluruh dimensi kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Ini bukan hanya menjadi kesadaran Indonesia saja tapi semua negara," katanya.

Ia juga menyebutkan bahwa Indonesia sudah menjadi penghasil pangan termahsyur sejak sebelum kolonialisme, dimana banyak bangsa yang datang ke bumi nusantara untuk mengambil rempah-rempah dan hasil kekayaan alam lainnya.

"Ironisnya, paska reformasi sektor pangan mengalami penurunan drastis. Yang ditunjukkan dengan angka importasi yang terus meningkat tajam bahkan untuk komoditas strategis yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Dan ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Karena importasi berarti ketergantungan pada asing yang sangat tinggi," paparnya.

Baca juga : Prodia Resmikan Lokasi Baru Cabang Kebayoran

Pandemi Covid-19 mengajarkan negara untuk mampu mandiri secara pangan karena setiap negara pada akhirnya akan mengamankan stok pangan nasional masing-masing dalam kondisi perang atau force majeur (bencana alam, pandemi dll), sehingga kran importasi tertutup dengan sendirinya. Akibat tersebut, FAO mengingatkan dampak munculnya negara-negara yang mengalami krisis pangan dan kelaparan akut akibat limitasi persediaan pangan global, utamanya dialami negara-negara berkembang yang selama ini menggantungkan hidupnya pada sektor pangan.

Ketergantungan pada asing ini, dalam jangka menengah dan panjang berpotensi membahayakan bagi pemenuhan kebutuhan nasional, pertahanan negara dan eksistensi negara. Kemerdekaan dan kedaulatan yang menjadi amanah konstitusi tidak akan pernah berhasil diwujudkan apabila ketergantungan pada importasi di sektor primer terus dilanjutkan. "Dari hasil penelitian disertasi saya, membuktikan bahwa sektor pangan bisa memperkuat sektor pertahanan negara dan stabilitas nasional," tegas Dina.

Dina menyampaikan, penguatan sektor pangan secara signifikan mampu memperkokoh pertahanan negara, khususnya dengan menggunakan variabel intervening berupa indikator pembangunan ekonomi. "Angka makro ekonomi meningkat tajam, yang ditunjukkan dengan angka GDP yang baik, computable general equilibrium dan analisis kuantitatif input dan output menunjukkan bahwa perbaikan sektor pangan mampu menekan angka kemiskinan dan Gini Ratio," ucapnya.

Keberpihakan pada sektor pangan, akan mendorong produksi pangan untuk menopang perekonomian nasional melalui pemenuhan kebutuhan pangan domestik dan perdagangan ekspor. "Negara yang besar adalah negara yang berdaya pada pertahanan dan perdagangan ekspor," tegas alumni UGM ini.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.