Dark/Light Mode

CPCS: PSI Ibarat Sekolah Politik, Ada yang Cum Laude, Ada yang Drop Out

Rabu, 21 Desember 2022 20:43 WIB
Logo Partai Solidaritas Indonesia. (Foto: Ist)
Logo Partai Solidaritas Indonesia. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengundurkan diri, yang terbaru adalah Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar dan Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum DPP PSI Rian Ernest. Sebelumnya sejumlah nama lainnya diketahui mundur, seperti Tsamara Amany, Sunny Tanuwidjaja, hingga Surya Tjandra.

Baik Michael maupun Rian merupakan barisan pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kebetulan PSI menjadi pendukung kuat Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Sunny yang juga berasal dari lingkaran Ahok ditengarai berbalik arah mendukung bekas lawan Ahok, yaitu Anies Baswedan.

Kemunculan PSI menjelang Pemilu 2019 menjadi magnet bagi kalangan anak muda yang tertarik untuk berkecimpung di dunia politik. PSI mem-branding diri sebagai partai politik bagi generasi milenial agar melek politik. PSI menjadi kanal bagi anak-anak muda untuk membangun kesadaran politik di tengah cengkeraman elite-elite tua yang masih mendominasi perpolitikan.

Baca juga : Lestari: Agar Politik Beradab, Budaya Harus Jadi Alat Kontrol

“Bisa diibaratkan bahwa PSI merupakan sekolah politik untuk menggodok lahirnya politisi muda yang mumpuni, maka wajar saja jika ada yang meraih prestasi cum laude dan ada pula yang drop out,” ungkap Direktur Eksekutif Center for Political Communication Studies (CPCS) Tri Okta S.K. di Jakarta pada Rabu (21/12).

Menurut Okta, PSI telah melahirkan tokoh-tokoh muda yang berkecimpung dalam pemerintahan. Sebut saja Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Raja Juli Antoni, lalu advokat dan pegiat hukum PSI Dini Shanti Purnomo yang kini menjabat Staf Khusus Presiden, serta Faldo Maldini yang ditarik menjadi staf khusus Menteri Sekretaris Negara.

“Mereka telah melewati proses penggemblengan di kawah candradimuka PSI, hingga menjadi figur-figur muda yang tangguh,” lanjut Okta yang juga mengajar ilmu komunikasi di Universitas Bung Karno (UBK). Namun tentu saja dalam prosesnya ada saja orang-orang yang tidak sanggup bertahan dan memilih keluar.

Baca juga : DPRD DKI Dorong Sekolah Negeri Layani Anak Berkebutuhan Khusus

Setidaknya mereka telah mengalami proses di internal PSI, sehingga bisa tetap menularkan ideologi PSI dalam kiprah politik selanjutnya. “PSI juga diharapkan tetap konsisten sebagai rumah politik anak muda, dengan standar dan kualitas yang tinggi, agar mendapatkan input-input baru dari segmen anak muda,” tandas Okta.

Baru-baru ini mantan presenter berita televisi Cheryl Tanzil mengumumkan bergabung dan ditunjuk sebagai juru bicara PSI. Selain itu ada pula figur-figur publik lainnya yang memutuskan bergabung dengan PSI, di antaranya komedian Mongol Stress, mantan finalis Putri Indonesia Marsha Siagian, dan eks-atlet mixed martial arts (MMA) Rudy Agustian “The Golden Boy”. 

PSI telah dinyatakan lolos menjadi peserta Pemilu 2024, bersama 16 partai politik lainnya. Dalam pengundian nomor urut oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), PSI mendapatkan nomor baru 15. Pendaftaran secara resmi calon anggota legislatif pada tingkat DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota akan dibuka pada Mei 2023 mendatang.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.