Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tak Ingin Jadi Cawapres

Prabowo Pasang Harga Mati

Minggu, 8 Januari 2023 07:22 WIB
Prabowo Subianto dikelilingi para petinggi Partai Gerindra meresmikan Kantor Badan Pemenangan Pemilu dan Kantor Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra, di kawasan Slipi, Jakarta, kemarin. (Foto: Putu/RM)
Prabowo Subianto dikelilingi para petinggi Partai Gerindra meresmikan Kantor Badan Pemenangan Pemilu dan Kantor Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra, di kawasan Slipi, Jakarta, kemarin. (Foto: Putu/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memastikan kembali akan bertarung di Pilpres 2024. Prabowo bahkan sudah pasang harga mati. Eks Danjen Kopassus itu, hanya akan maju sebagai calon presiden, tak mau menjadi cawapres.

Penegasan itu disampaikan Prabowo usai meresmikan Kantor Badan Pemenangan Pemilu dan Kantor Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra, di kawasan Slipi, Jakarta, kemarin. Peresmian kantor tersebut sebagai simbol bahwa Prabowo bersama Partai Gerindra sudah siap menghadapi Pemilu 2024, baik untuk legislatif maupun presiden.

Awalnya, Menteri Pertahanan ini menyinggung saran dari beberapa lembaga survei agar dirinya legowo menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Mengingat dalam beberapa survei terakhir, elektabilitas Prabowo sudah tertinggal jauh oleh Gubernur Jawa Tengah itu. Bahkan, di beberapa survei, posisi Prabowo sudah disalip Anies Baswedan yang berada di satu tingkat di bawah Ganjar.

Menanggapi saran itu, Prabowo bergeming. Eks Pangkostrad itu menegaskan diamanahkan Gerindra untuk maju di 2024 sebagai capres, bukan cawapres. "Sudah jelas kan ini Badan Pemenangan Presiden, bukan Badan Pemenangan Wakil Presiden,” kata Prabowo.

Meskipun surveinya belakangan melorot, Prabowo tidak gusar. Dia yakin, untuk menang di Pilpres 2024, peluang selalu terbuka. Selama rakyat menghendaki, apa pun hasil survei saat ini, dia optimis dengan hasil yang akan dicapainya.

Baca juga : Wajib Cuti Dan Nggak Terima Gaji Double

"Biar rakyat yang menentukan ya, bukan lembaga survei. Lembaga survei kan bisa dibayar,” sindirnya.

Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani juga menegaskan, pencapresan Prabowo adalah harga mati. Artinya, capres yang akan diusung oleh Gerindra di 2024 hanya Prabowo, bukan yang lain. Jika ada yang mengklaim sebagai capres Gerindra selain Prabowo, Muzani menyebut itu ilegal.

"Prabowo adalah capres tunggal, berkali-kali Pak Dasco itu mengatakan tunggal. Tunggal itu artinya satu, hanya satu namanya Prabowo Subianto. Tak ada calon lain dari Gerindra," terang Muzani, di lokasi yang sama.

Wakil Ketua MPR itu lantas menyinggung soal Kantor Badan Pemenangan Pemilu dan Badan Pemenangan Presiden Partai Gerindra yang telah diresmikan Prabowo. Terbentuknya Bappilu merupakan bentuk loyalitas para kader mulai dari ranting hingga DPP yang ingin memenangkan Prabowo sebagai capres di Pilpres 2024.

"Loyalitas itu artinya taat berdiri di belakang calon yang kita dukung. Calon kita semua adalah Pak Prabowo," tegas Muzani.

Baca juga : Polemik Sistem Pemilu, Wapres Berharap Putusan Terbaik Dari MK

Muzani juga membantah sejumlah kabar yang menyebut Prabowo akan mendukung calon lain di Pilpres 2024. Menurutnya, itu kabar hoaks yang sengaja dihembuskan untuk mengganggu langkah Prabowo. "Per 7 Januari, Badan Pemenang Presiden sudah dideklarasikan. Tidak ada kata surut Prabowo capres tunggal Gerindra," tutupnya.

Sayangnya, meskipun sudah resmi mengusung Prabowo sebagai capres, Gerindra belum cukup memenuhi syarat threshold 20 persen kursi legislatif. Selama ini, Gerindra baru dekat dengan PKB. Namun, untuk menjalin koalisi bersama Gerindra, partai yang dikomandoi Muhaimin Iskandar alias Cak Imin itu, juga memasang harga tinggi. Seperti Prabowo, Imin sampai saat ini masih ngotot ingin maju sebagai capres, bukan cawapres.

Lantas setelah Prabowo pasang harga tinggi, mungkinkah PKB mau mengalah? Ketua DPP PKB Daniel Johan menganggap keputusan Prabowo untuk maju sebagai capres bukan harga mati. Menurutnya, Prabowo bisa saja akan turun kelas dengan maju sebagai cawapres, bukan capres.

Kok bisa? "Politik itu dinamis. Bisa berubah sesuai kepentingan yang lebih besar. Kita tunggu saja hasil rembuk antara kedua ketua umum koalisi. Yakni Cak imin dengan Pak Prabowo," tandas Daniel, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mendukung sikap tegas Prabowo. Menurutnya, majunya Prabowo sebagai capres demi keberlangsungan hidup Partai Gerindra. "Fakta di atas kertas, setidaknya dari IPO, Prabowo tidak dapat digantikan oleh tokoh lain di Gerindra," tukas Dedi, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Tahun Ini, Bank Mandiri Agresif Genjot Bisnis Kartu Kredit

Ada dua hal mengapa Prabowo harus capres bukan cawapres. Pertama, Prabowo punya pemilih militan. Dengan adanya foto Prabowo di kertas suara, maka pemilih militan ini akan ikut memilih Gerindra. Sehingga, kalau akhirnya Prabowo kalah lagi di Pilpres 2024, tapi Gerindra masih tetap berkibar. Minimal masuk dalam 3 besar di Pemilu Legislatif.

"Sebaliknya, jika Prabowo tidak maju dalam kontestasi, maka potensi kekalahan Pilpres akan diikuti dengan kekalahan Pemilu. Sebab, faktor pemilih Gerindra didominasi karena adanya Prabowo," tutur dia.

Kedua, jika tokoh lain yang dimajukan, maka peluang Gerindra memenangi Pemilu 2024 cukup kecil. "Gerakan golput di tingkat pemilih Gerindra bisa meningkat. Untuk itu, mengusung kembali Prabowo bukan soal menang Pilpres semata, tetapi mengejar ketertinggalan dengan PDIP di Pemilu," pungkas dia.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.