Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Eksklusif Bersama Ahmad Basarah, Wakil Ketua MPR RI

PDI Perjuangan, Rumah Besar Kaum Kebangsaan

Selasa, 10 Januari 2023 07:31 WIB
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah (tengah, kanan) bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka Kiki Iswara Darmayana dalam sesi wawancara eksklusif di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta. Direktur Pemberitaan Ratna Susilowati (kanan) dan Pemimpin Redaksi Riky Handayani, ikut mendampingi. (Foto: Khairizal Anwar/RM)
Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah (tengah, kanan) bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka Kiki Iswara Darmayana dalam sesi wawancara eksklusif di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta. Direktur Pemberitaan Ratna Susilowati (kanan) dan Pemimpin Redaksi Riky Handayani, ikut mendampingi. (Foto: Khairizal Anwar/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari ini, PDI Perjuangan genap berusia 50 tahun. Ulang Tahun Emas.

Tema peringatan HUT-nya yaitu: “Genggam Tangan Persatuan dengan Jiwa Gotong Royong dan Semangat Api Perjuangan Nan Tak Kunjung Padam".

Menurut Ketua DPP PDI Perjuangan, yang juga Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah, tema ini menunjukkan visi PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis.

“Artinya, sejak awal PDI Perjuangan didirikan sebagai Rumah Besar Kaum Kebangsaan. Visi persatuan itu tidak hanya menjadi visi partai, tetapi visi bangsa Indonesia sebagaimana dicontohkan oleh Bung Karno dan para pendiri bangsa,” ucap Basarah, dalam wawancara khusus dengan Rakyat Merdeka, Senin (2/1).

Wakil Ketua MPR ini lalu menerangkan pentingnya persatuan dan gotong royong, sebagai kunci keselamatan bangsa Indonesia.

Bentang sejarah di Tanah Air membuktikan bahwa persatuan nasional melahirkan peristiwa-peristiwa besar. Seperti Sumpah Pemuda 1928 hingga Proklamasi tahun 1945.

Menengok sejarah pendirian negara, lanjut Basarah, para pendiri bangsa yang berasal dari latar ideologi, agama dan suku yang berbeda, mau bersatu demi tercapainya kemerdekaan.

Baca juga : Ditersangkakan, Wakil Ketua DPRD Jatim Ditahan KPK

"Demi persatuan nasional, kepentingan pribadi dan golongan tidak ditonjolkan. Yang terbangun adalah titik temu yang menjembatani berbagai perbedaan. Titik temu itulah yang menjadi dasar negara dan ideologi bangsa yang bernama Pancasila,” terangnya.

Dalam menghadapi tantangan zaman yang makin kompleks, melalui Peringatan Ulang Tahun Emas ini, PDI Perjuangan ingin memberi pesan bahwa jalan persatuan dan gotong royong nasional, adalah kunci keselamatan bangsa Indonesia.

"PDI Perjuangan berkomitmen untuk merawat dan menguatkan visi kebangsaan Indonesia,” tegasnya.

Dia menekankan, persatuan nasional tidak dibangun secara pasif, tetapi aktif melalui gotong royong. Tahun 2023 sebagai tahun politik, sangat potensial menyebabkan perpecahan bangsa.

Karenanya, PDI Perjuangan mengajak bangsa Indonesia tetap bersatu. Mengutamakan gotong royong di tengah perbedaan politik yang tajam, yang mungkin terjadi pada Pemilu Serentak tahun 2024.

Dalam kesempatan itu, Basarah juga bercerita mengenai sejarah perjuangan partainya.

Baca juga : Selain Wakil Ketua DPRD Jatim, KPK Juga Tangkap 3 Orang Lainnya

Dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Bung Karno pada tahun 1927, kemudian berubah menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973 melalui fusi yang dilakukan Orde Baru, sampai terbentuk PDI Perjuangan pada 15 Februari 1999, dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Basarah menegaskan, PDI Perjuangan tidak dibentuk dalam kondisi politik yang sifatnya temporer, tetapi oleh perjuangan bangsa yang lahir sejak pergerakan nasional melawan penjajahan.

“Itulah yang membuat kami kokoh menghadapi rintangan apa pun, termasuk kondisi politik yang menyulitkan,” ucapnya.

Dalam sejarahnya, lanjut Basarah, PDI Perjuangan mengalami pasang surut kehidupan. Terutama, semasa 32 tahun Orde Baru berkuasa. Karena dianggap sebagai partai penerus ajaran Bung Karno.

Pernah ada usaha Desoekarnoisasi melalui TAP MPRS XXXIII Tahun 1967, dilanjut rekayasa kepemimpinan partai dengan politik adu domba, konflik internal, hingga melakukan segala cara menjegal Mega menjadi ketua umum. Puncaknya ada lag penyerangan kantor PDI pada 27 Juli 1996.

“Tidak ada partai yang mengalami pahit getir perjuangan seperti PDI Perjuangan. Berbagai romantika, dinamika, dan dialektika perjuangan tersebut, menjadikan PDI Perjuangan berdiri kokoh karena tempaan sejarah. Partai ini didirikan tidak dengan hamparan karpet merah, tetapi dengan darah dan air mata, bahkan nyawa, dari bernama PDI hingga PDI Perjuangan,” papar Basarah.

Baca juga : HokBen Luncurkan Menu Baru Hoka Ramen Dengan Cita Rasa Khas Jepang

Sampai saat ini, PDI Perjuangan telah tiga kali menang pemilu, yaitu di 1999, 2014, dan 2019.

Menurut Basarah, salah satu faktor penentu kemenangan PDI Perjuangan adalah konsistennya kepemimpinan Mega dalam menerapkan ajaran Bung Karno, yang disesuaikan dengan konteks zaman, untuk terus membela bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

“Selama PDI Perjuangan tetap berpijak pada akar sejarah kelahirannya yakni partai yang berpegang pada jalan ideologi Pancasila sebagai jiwa bangsa, maka selama negara Indonesia ada, PDI Perjuangan akan terus eksis di masa depan dan selamanya,” ujar Basarah, yakin. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.