Dark/Light Mode

Bumil Di Subang Meninggal, Ditolak RSUD Saat Hendak Melahirkan

PSI: Pemerintah Harus Punya Protokol Penyelamatan Ibu Melahirkan

Senin, 6 Maret 2023 20:16 WIB
Ketua DPP PSI Kokok Dirgantoro. (Foto: Ist)
Ketua DPP PSI Kokok Dirgantoro. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyesalkan meninggalnya ibu hamil asal Subang bernama Kurnaesih, yang meninggal dunia ketika hendak melahirkan. Kurnaesih datang dengan kondisi kritis, tetapi ditolak oleh RSUD Subang.

Berkaca dari peristiwa ini, PSI meminta Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk menyusun protokol khusus untuk penyelamatan ibu hamil yang akan melahirkan.

"Sudah lama seharusnya digagas adanya kesepakatan mengenai baseline target utama kesehatan. Di mana salah satunya yang wajib muncul adalah penyelamatan ibu dan anak yang dikandungnya," ujar Ketua DPP PSI Kokok Dirgantoro, dalam siaran pers, Senin (6/3).

Dia mengatakan, jika keselamatan ibu hamil dan anak yang dikandungnya menjadi dasar khusus, maka urusan administrasi yang kerap menghambat dapat dituntaskan lebih cepat.

Saat ini, risiko ibu dan anak meninggal, berhadapan dengan administrasi berupa rujukan, kepesertaan BPJS yang terputus, dan lain-lain.

"Pemda level Kabupaten dan Kota seharusnya dapat memonitor berapa warga yang hamil, risikonya tinggi atau rendah karena usia, fisik dan hal lainnya. Apakah keluarga yang hamil memiliki BPJS. Harusnya pemerintah daerah juga melayani sungguh-sungguh masyarakat," jelas Kokok.

Baca juga : Pers Saat Ini Sedang Tidak Baik-baik Saja, Pemerintah Harus Ikut Turun Tangan

Kokok menambahkan, hingga saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) berada di kisaran 305 per 100 ribu Kelahiran Hidup. Sementara target yang ditentukan, yaitu 183 per 100 ribu Kelahiran Hidup di tahun 2024.

"Target ini akan menjadi jauh panggang dari api jika tidak ada perubahan mengenai baseline dalam penanganan secara khusus," ingat Kokok.

Dalam kesempatan yang sama, dia juga meminta Pemerintah Daerah serius menjaga kualitas layanan RSUD untuk ibu melahirkan.

"Jangan sampai timbul dugaan RS tidak siap layanan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif), sehingga mengakibatkan ibu hamil tersebut meninggal dunia," ingat Kokok.

Sebelumnya, seorang ibu hamil bernama Kurnaesih (39) meninggal dunia setelah ditolak untuk dirawat di RSUD Ciereng Subang, Jawa Barat, Kamis (16/2), sekitar pukul 21.00 WiB. 

Dia diduga ditolak karena tidak memiliki rujukan dari Puskesmas dan ruangan PONEK penuh. Setelah ditolak RSUD Subang, korban dilarikan ke salah satu rumah sakit di Bandung. Namun korban meninggal dalam perjalanan.

Baca juga : Puan Minta Pemerintah Fokus Penyelamatan

Pihak RSUD Subang sendiri sudah memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas peristiwa tersebut, lewat sebuah video.

Dalam video tersebut, Direktur RSUD Subang, Ahmad Nasuhi mengucapkan turut berbelasungkawa atas kejadian yang mengakibatkan seorang ibu hamil meninggal.

"Kami mohon maaf kepada keluarga yang ditinggalkan, suami dan anak semoga diberi kesabaran," ungkapnya, Senin (6/3).

Pihak rumah sakit merasa sangat berdosa dengan kejadian ini dan berharap peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

"Itu menjadi beban kesedihan bagi kami. Jujur kami sedih dan merasa berdosa atas kasus yang menimpa Kurnaesih, semoga tak terulang kemudian hari," lanjut Ahmad Nasuhi.

Ahmad Nasuhi memastikan, RSUD Subang akan melakukan evaluasi terhadap para pegawai terkait pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien.

Baca juga : Pelaku Usaha Justru Bantu Pemerintah Atasi Kelangkaan Migor

"Terkadang apa yang kami lakukan dari sisi medis tidak bisa dipahami oleh masyarakat. Kami tegaskan tidak ada satu pun niat, membuat pasien kami ini parah bahkan sampai meninggal dunia,” tegasnya. 

Menurutnya pihak RSUD Subang dan Dinkes Subang sudah berkomitmen untuk menurunkan kasus kematian dengan memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin.

"Kita akan benahi sistem rujukan yang baik, dan berjanji tak akan melakukan pembiaran pasien yang dalam keadaan darurat atau kritis," tandas Ahmad Nasuhi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.