Dark/Light Mode

Soal Parpol Terafiliasi Terorisme

Partai Garuda: Harusnya BNPT Tindak Dulu, Baru Umumkan

Rabu, 15 Maret 2023 12:22 WIB
Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi. (Foto: Ist)
Waketum Partai Garuda Teddy Gusnaidi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Partai Garuda Teddy Gusnaidi menilai, seharusnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lebih dulu melakukan penindakan sebelum mengumumkan adanya partai politik yang terafiliasi kelompok terorisme.

BNPT bisa langsung menerapkan UU tentang Terorisme dan UU Partai Politik terhadap partai politik yang kadernya terafiliasi dengan kegiatan terorisme.

"Seharusnya tidak perlu diumumkan terlebih dahulu, tapi langsung eksekusi secara hukum. Setelah dieksekusi, baru diumumkan," kata Teddy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/3).

Baca juga : Partai Garuda: Jangan Beri Ruang, Tangkap dan Proses Hukum!

Teddy mengatakan, masyarakat seperti diminta bermain tebak-tebakan atas pernyataan BNPT soal dugaan afiliasi partai politik dengan jaringan terorisme.

Dia khawatir, pernyataan itu justru dijadikan koreksi bagi parpol tersebut untuk menyamarkan ideologi terorisme dan berpura-pura menjadi partai nasionalis.

"Kalau begini, sama saja membocorkan informasi sehingga partai politik yang beraliran sesat itu waspada, berpura-pura nasionalis. Tambah lagi setelah diinformasikan, tidak disebutkan nama partai politiknya. Masyarakat seperti disuruh bermain tebak-tebakan, partai politik apakah itu?" selorohnya.

Baca juga : Partai Demokrat Sudah Punya Jurus Jitu

"Ibarat rencana mau menangkap teroris, tapi rencananya malah dibocorkan," sambung pria yang juga menjabat Juru Bicara Partai Garuda ini.

Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, paham radikal sudah mulai menyusup menjelang Pemilu 2024. Menurut dia, ada partai politik yang tak lolos verifikasi Pemilu 2024 terafiliasi dengan jaringan terorisme.

"Jadi memang benar kalau dibilang tidak ada tidak mungkin saya bilang tidak ada, tapi yang benar itu ada. Ada itu sudah ada perubahan strategi dari peluru ke kotak suara. Ini adalah salah satu siasat jaringan-jaringan yang terafiliasi termasuk kelompok intoleran untuk bisa menjadi bagian dalam pesta demokrasi untuk masuk ke dalam pesta demokrasi kita," kata Boy Rafli kepada wartawan, di The St Regis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (13/3).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.