Dark/Light Mode

Pengamat Ungkap Siapa Yang Tepat Dianggap Terbuka, PDIP atau Prabowo?

Jumat, 18 Agustus 2023 21:27 WIB
Prabowo Subianto (Foto: Ist)
Prabowo Subianto (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyambangi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) beberapa waktu lalu.

Pertemuan itu memunculkan narasi bahwa Prabowo merupakan sosok yang terbuka dibandingkan dengan PDI Perjuangan (PDIP).

PDIP dianggap tertutup dengan partai lain, seolah menyeleksi partai yang hendak mendekat.

Diduga, karena sikapnya yang tertutup, PDIP dikucilkan partai-partai besar.

Pengamat politik SMRC Saidiman Ahmad menilai, narasi yang menilai PDIP sebagai partai yang tertutup tidak tepat.

Baca juga : Mengundurkan Diri dari PDIP, Kirana Larasati Dukung Prabowo Subianto?

Dia mengingatkan, ada hal yang fundamental dan harus disadari, yakni PDIP merupakan pemenang Pemilu legislatif dan presiden sekaligus.

“Partai inilah yang sebenarnya merangkul Gerindra dan Prabowo masuk ke dalam koalisi pemerintahan padahal mereka sebelumnya berhadapan. PDIP merangkul lawan politik setelah mereka menang pemilu,” ujar Saidiman dalam keterangan resmi, Jumat (18/8).

“Merangkul Gerindra dan Prabowo atau tidak, tidak akan membuat posisi PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu menjadi batal,” imbuhnya.

Saidiman berkata, tindakan "merangkul" yang dilakukan Prabowo adalah demi memperluas dukungan untuk masuk ke kekuasaan.

Bagi yang sedang maju dalam pemilihan, adalah hal yang sangat wajar jika mencari dukungan seluas-luasnya.

Baca juga : Presiden Berikan Empat Arahan Terkait Penanganan Kualitas Udara

“Itu bukan soal dia terbuka atau tidak, tapi memang seharusnya begitu. Sikap terbuka atau tidak, berjiwa merangkul atau tidak, bukan ditentukan di masa kampanye penggalangan massa,” tutur Saidiman.

Saidiman menilai, karakter itu justru dibuktikan di luar masa pemilihan umum.

Ada juga yang memuji dan menganggap Prabowo legowo masuk ke dalam kabinet musuh politiknya. Saidiman tidak menilai begitu.

“Itu bukan sikap legowo. Legowo itu artinya mengakui keunggulan lawan di hari pertama anda terlihat kalah, bukan malah sujud syukur seolah-olah menang dan kirim massa ke Bawaslu,” ingatnya.

Saidiman pun menjelaskan alasannya membandingkan orang dengan partai.

Baca juga : Pengamat: Dukungan Golkar Dan PAN Terhadap Prabowo Terkesan Terburu-buru

Pertama, karena banyak narasi yang muncul memang membandingkan antara Prabowo dan PDIP.

Kedua, Prabowo memang punya keputusan absolut untuk partainya. Prabowo begitu berkuasa di partainya.

“Sementara partai yang saya bandingkan dengannya memang merupakan suatu lembaga politik terstruktur. Walaupun partai ini punya ketua umum yang kharismatik, tapi keputusannya berasal dari kehendak kolektif partai,” tandas Saidiman.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.