Dark/Light Mode

Masih Selisih 20 Persen

Prabowo Mengejar, Jokowi Tak Terkejar

Rabu, 9 Januari 2019 08:50 WIB
Presiden Jokowi, saat blusukan ke Pasar Ngemplak Tulungagung Jawa Timur, untuk mengecek harga bahan pokok. (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka)
Presiden Jokowi, saat blusukan ke Pasar Ngemplak Tulungagung Jawa Timur, untuk mengecek harga bahan pokok. (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Prabowo sekuat tenaga mengejar Jokowi. Jokowi lari sampai tak terkejar Prabowo. Jarak mereka masih saja tak berubah, ada di kisaran 20 persen. Apakah posisi ini akan tetap begini atau bakalan berubah? Kita tunggu 99 hari lagi.

Jarak kejar-kejaran Prabowo dan Jokowi ini terbaca dari survei Pilpres yang dirilis Indikator Politik Indonesia, Selasa (8/1). Survei digelar pada 16-26 Desember 2018, dengan metode acak sample bertingkat. Survei melibatkan 1.220 responden dengan rentang kesalahan lebih kurang 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini diberi tema: Media Sosial, Hoaks, dan Sikap Partisan dalam Pilpres 2019. Dihadiri langsung perwakilan dari dua kubu capres. Hasto Kristiyanto di kubu petahana, dan Mardani Ali Sera di kubu oposisi. Bagaimana hasilnya?

Hasil survei itu menyimpulkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf meningkat, meski tidak signifikan. Sebaliknya, elektabilitas Prabowo-Sandi melonjak lumayan pesat. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,9 persen, sedang Prabowo-Sandi 34,8 persen. Sebanyak 9,2 persen belum menentukan pilihan. Pada survei sebelumnya, Jokowi-Ma'ruf 53 persen sementara Prabowo-Sandi 30 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mengatakan, bila Pilpres digelar sekarang, Jokowi-Ma'ruf memang lebih unggul. Namun, hasil ini menurut dia, kurang menggembirakan. Karena sebenarnya elektabilitas paslon nomor urut 01 bisa lebih tinggi. Soalnya, pada survei September 2017 elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mendapat 57,7 persen.

Baca juga : Jokowi: Ulama Kok Mukul

Meski unggul 20 persen, Burhanuddin mengatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf belum aman. Pasalnya, jumlah swing voters atau yang belum menentukan pilihan masih 9,2 persen. Selain itu, pertarungan masih tiga bulan lagi. Di sisi lain, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tak cukup mudah dikejar Prabowo-Sandi. Meski kata dia, dalam tiga bulan terakhir ini, apa pun masih bisa terjadi.

"Angka swing voters yang berpotensi mengubah pilihannya masih tinggi, 25 persen. Maka, masih ada peluang pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi untuk memenangkan Pemilu 2019," kata Burhanuddin saat mempresentasikan hasil survei di kantornya, Jakarta, Selasa (8/1).

Burhanuddin menambahkan, Debat Capres-Cawapres akan mempengaruhi signifikan dalam Pilpres 2019. Menurut dia, Debat Capres-Cawapres bukan sesuatu yang bisa dipandang sebelah mata. Apalagi, ia mencatat di sejumlah Pilkada maupun Pilpres 2014, debat antar kandidat berpengaruh besar terhadap naik dan turunnya elektabilitas pasangan calon.

Lihat saja hasil debat antar kandidat di Pilkada Jakarta, Jawa Timur maupun Jawa Barat. Terbukti, debat membantu kandidat untuk memenangkan persaingan. Demikian juga pada Pilpres 2014. "Banyak orang yang selama ini underestimate terhadap peran debat. Padahal di 2014, salah satu titik balik paslon Jokowi-JK itu debat," ucapnya.

Baca juga : Jokowi Memaafkan, Jokowi Tidak Nabok

Burhanuddin mencatat, elektabilitas Jokowi-JK melejit sesudah debat Pilpres 2014. Menurut dia, banyak orang sempat pesimis Jokowi-JK bisa menandingi Prabowo-Hatta pada debat Pilpres 2014. Kenyataannya, Jokowi-JK tampil apik dan mampu meraup tambahan suara. Di debat pertama, Jokowi justru melampaui ekspektasi yang diharapkan publik. "Sementara pemilih saat itu sebelum debat merasa Prabowo akan tampil cemerlang di debat," kata Burhanuddin.

Hal ini dianggap Burhanuddin bisa saja terjadi di Pilpres 2019, meski ia memperkirakan Debat Capres-Cawapres mendatang kurang seru dibanding pada Pilpres 2014. Bagaimana tanggapan kedua kubu?

Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf, Hasto Kristiyanto menyoroti kemunculan hoaks yang menyudutkan Jokowi-Ma'ruf ternyata tidak mempengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Kemunculan hoaks justru meningkatkan militansi internal. Sementara Wakil Ketua TKN Jokowi-Maruf Arsul Sani sangat gembira dengan hasil survei ini. Sebab, ini menunjukkan preferensi pemilih di Pilpres 2019 tak banyak berubah.

Pemilih Jokowi dianggap tetap setia melabuhkan dukungan kepada pasangan nomor urut 01 itu. Sulit bagi Prabowo untuk mengejar Jokowi. "Bagi kami, ini cukup menggembirakan. Artinya sulit terkejar," kata Sani, Selasa (8/1). Politikus PPP itu pun meyakini, pihaknya mampu mempertahankan hasil survei yang sudah berada di angka 50 persen ke atas. Selain itu, dia yakin Jokowi-Ma'ruf akan dapat menggaet undecided voters.

Baca juga : Pasangan Jokowi-Maruf Berkuasa Di Media Sosial

"Kami yakin dapat mempertahankan, sekaligus mendapat tambahan dari undecided voters, yang makin akan bisa membedakan mana paslon yang jelas rekam jejaknya, dan mana yang hanya menebar janji tanpa agenda aksi atau kebijakan yang jelas," kata Arsul.

Kubu Prabowo-Sandi juga mengapresiasi hasil temuan dari Indikator. Namun, menurut Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi Mardani Ali Sera, hasil survei itu berbeda dengan hasil survei yang dilakukan tim internalnya. Menurut dia, hasil survei internalnya menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi hanya terpaut sebesar 11 persen dengan tren naik.

Karena itu, Mardani yakin dalam tiga bulan yang tersisa, Prabowo bisa menyalip Jokowi. "Trennya getting closer, dari 14 persen ke 11 persen. Harapan kami survei terbaru nanti lebih kecil," ucap Mardani. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.