Dark/Light Mode

Strategi Demokrat Dipuji Sekjen PDI Perjuangan

Kamis, 15 November 2018 10:53 WIB
Sekjen  PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto; IG #hastokristiyanto)
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto (Foto; IG #hastokristiyanto)

RM.id  Rakyat Merdeka - PDI Perjuangan lagi girang. Keputusan Demokrat agar para calegnya mementingkan Pileg ketimbang Pilpres bagaikan angin segar bagi mereka. Bahkan mereka memuji manuver politik partai besutan SBY itu. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengklaim, strategi mengutamakan pileg dari Demokrat pasti akan menyelamatkan suara partai berlambang bintang mercy itu pada April 2019. Maklum saja, pencapresan Prabowo Subianto sebetulnya sudah mengiris suara Demokrat untuk Pileg.

Terbukti jika elektabilitas Gerindra naik, maka Demokrat cenderung turun. “Apa yang dilakukan oleh Pak SBY dan Partai Demokrat dengan memberikan kebebasan (caleg dan kader) itu sejalan dengan survei kami, bahwa memang (ada) irisan antara Partai Demokrat dengan Gerindra.

Sangat kuat. Kalau (suara) Gerindra naik, (maka) Demokrat turun,”ujarnya, di Jakarta kemarin. Menurut Hasto, manuver elektorat Partai Demokrat saat ini sudah on the track. Kalaupun Demokrat memaksakan diri untuk all out dalam pilpres maka efek elektoralnya dalam Pileg akan sangat tipis sekali.“Kebebasan itu kami nilai sebagai hal yang positif. Ini sesuai dengan realitas bahwa elektabilitas Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin lebih diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia. Jadi tren (coattail effect) yang di sana (Prabowo-Sandiaga) masih suram, kira-kira seperti itulah,” imbuhnya.

Baca juga : Perintah PTUN Ke KPU: OSO Harus Masuk Daftar Calon DPD

Terpisah, Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief menjelaskan, pada perhelatan Pileg 2019 ini partainya memasang target 15 persen suara untuk pileg, atau meningkat 4,2 persen dari capaianPileg 2014 lalu. Karena itu, kata dia, wajar jika Demokrat ingin mendahulukan pileg. “Hanya Partai Demokrat dan SBY serta kader yang bisa selamatkan suara Partai. Hormati sikap kami yang mana yang harus didahulukan,”ujarnya.

Sekalipun mendahulukan Pileg, Andi melanjutkan, partainya tetap berkomitmen mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres. Toh jika Demokrat mendapatkan kemenangan besar di pileg, ia yakin hal itu akan berdampak pada suara Prabowo-Sandi di Pilpres. “Kita partai Demokrat punya kemandirian dan tidak bisa didikte,” tandasnya.

Diketahui, Minggu (11/11) Ketua Komisi Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas meminta para caleg dan kader partainya agar lebih memfokuskan diri untuk kemenangan Pileg 2019. Hal ini disampaikan Ibas menyangkut efek ekor jas atau coattail effect yang disebut-sebut hanya akan dinikmati dua partai yang memiliki calon presiden, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra. Alasan inilah yang mendasari Partai Demokrat menerapkan strategi berbeda untuk pileg 2019 mendatang.

Baca juga : Keteteran Cari Dana Kampanye, Sandi Pontang-panting

Nasdem Juga Tidak Ngarep Efek Ekor Jas Tak hanya di Partai Koalisi Prabowo-Sandi, partai-partai Koalisi Jokowi-Ma’ruf sebetulnya juga mengalami kondisi sama terkait pemenangan pileg 2019 mendatang. Salah satunya yakni Partai Nasdem. Untuk menghadapi Pileg 2019 yang memiliki ambang batas atau Parlementary Treshold (PT) 4 persen, Partai yang dikomandani Surya Paloh tersebut memilih tak manfaatkan capres Jokowi untuk mendongkrak suaranya dalam menambah pundi-pundi parlemen di Pileg 2019.

“Untuk mencari kursi parlemen, kami cari suara sendiri. Sebab dukungan yang diberikan kepada Jokowi-Ma’ruf itu karena memang sangat dibutuhkan Indonesia. Nasdem bukan berpikir untuk kepentingan dirinya sendiri tapi untuk kepentingan Indonesia,” ujar Ketua Bappilu DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi di Surabaya, kemarin. Hal ini disebabkan Partai Nasdem sadar betul sehingga tidak berharap adanya coctail effect dari pasangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019. Alasannya, coat tail effect Jokowi diprediksi akan diterima Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sedangkan dari KH Ma’ruf Amin bakal diterima Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Gus Choi mengatakan pasangan nomor urut 01 sangat ideal karena merepresentasikan nasionalis dan relegius. Apalagi kinerja Presiden Jokowi selama memimpin Indonesia di periode pertama mampu membuktikan kinerjanya
bagus dan jelas adanyaperubahan yang signifikan dalam membangun Indonesia. “Menjadi pemimpin Indonesia itu berat sekali, akhirnya orang yang belum punya kiprah dipilih karena punya uang, seperti Sandiaga.
Tapi Nasdem ingin memperoleh pemimpin yang terbaik supaya dia bisa mengurus pemerintah dan rakyat secara sungguh-sungguh,” tutup Pria asal Gresik ini. [SSL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.