Dark/Light Mode

Target Nol Emisi, Indonesia-Jepang Kembangkan Energi Hidrogen & Amonia

Jumat, 7 Juni 2024 20:48 WIB
Penandatanganan Memorandum of Cooperation (MOC) Indonesia dengan Jepang soal promosikan pengembangan Hidrogen dan Amonia di Jakarta, 31 Mei 2024
Penandatanganan Memorandum of Cooperation (MOC) Indonesia dengan Jepang soal promosikan pengembangan Hidrogen dan Amonia di Jakarta, 31 Mei 2024

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia telah menetapkan peta jalan transisi energi untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060, yang terfokus pada pengembangan energi baru dan terbarukan seperti surya, air, angin, panas bumi, hidrogen dan ammonia. 

Hidrogen dan ammonia tidak hanya akan digunakan sebagai energi baru, namun juga sebagai penyimpanan dan pembawa energi untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan dan menghubungkan antara sumber energi dengan permintaan. 

Energi baru ini sangat diperlukan untuk mewujudkan transisi energi, termasuk dalam konsep Asian Zero Emission Community (AZEC) yang dipromosikan oleh pemerintah Jepang.

Guna mendukung pencapaian netralitas karbon pada tahun 2060, badan kerja sama internasional Jepang, yaitu Japan International Cooperation Agency (JICA) menyelenggarakan forum promosi Hidrogen dan Amonia pada Jumat (31/5). 

Tak hanya gelaran diskusi dan pengenalan status terbaru Hidrogen dan Amonia, juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Cooperation (MOC) antara JICA dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Indonesian Fuel Cell Hydrogen Energy Association (IFHE) untuk mempromosikan pengembangan Hidrogen dan Amonia.

Baca juga : Wapres Jelaskan Enam Percepatan Pembangunan DOB Papua

"Forum ini menjadi langkah awal dari ragam upaya potensial kolaborasi Indonesia dan Jepang. Saya yakin, kerja sama yang kuat dan solid ini dapat mengakselerasi transisi energi demi mencapai target NZE di kedua negara," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi yang dikutip Jumat (7/6)

Eniya menyampaikan, Indonesia telah meluncurkan strategi hidrogen nasional pada akhir tahun 2023, sebagai pedoman bagi para pemangku kepentingan untuk pemanfaatan hidrogen. 

Selain itu, telah disiapkan pula Peta Jalan Hidrogen Nasional yang dilengkapi dengan target secara rinci dan rencana aksi tahunan hingga tahun 2060, yang akan menjadi konsensus pada Juni 2024.

"Saat ini, kami tengah menyiapkan Standar Hidrogen Indonesia dan Standar Klasifikasi Bidang Bisnis Hidrogen Indonesia, agar ekosistem hidrogen dapat direalisasikan secepatnya. Juga sedang disusun naskah akademis yang ditargetkan selesai pada September 2024," ungkap Eniya.

Indonesia kini telah memulai pemanfaatan hidrogen, dimana PT Nusantara Power, anak perusahaan PT PLN (Persero) telah meluncurkan Pembangkit Hidrogen Hijau 100% pertama berlokasi di Jakarta. 

Baca juga : Dukung Industri Berkelanjutan, MMSGI Kembangkan Ekosistem Energi Hijau

Saat ini, ada beberapa proyek hidrogen yang sedang berjalan di Indonesia, di antaranya hidrogen hijau hibrida dari surya dan bayu di Sumba Timur, pembangkit hidrogen berbasis PLTA di Kalimantan Utara dan Papua dan proyek perintis di Ulubelu yang menggunakan kondensat panas bumi. 

Beberapa proyek ini memberikan gambaran tentang upaya Indonesia mengeksplorasi berbagai metode berkelanjutan pada produksi hidrogen.

Dengan pemanfaatan hidrogen dan amonia yang besar, Indonesia ingin menjadi pemain utama dalam pasar hidrogen global, dan menjadi pusat hidrogen regional. Karena posisi yang berada di dekat salah satu jalur laut strategi di dunia, yaitu selat Malaka, Indonesia memiliki posisi yang strategis untuk melakukan ekspor hidrogen hijau ke berbagai negara di Asia-Pasifik dan negara-negara lainnya di luar area tersebut.

"Kita akan mengembangkan ekosistem hidrogen komprehensif, yang terdiri dari produksi, penyimpanan, transportasi dan pemanfaatannya. Kami yakin dengan dukungan negara mitra, seperti Jepang, dalam upaya persiapan ekosistem hidrogen kompetitif, Indonesia bisa mencapai visinya untuk menjadi pusat hidrogen Dunia," pungkas Eniya.

Nota Kerja Sama  RI-Jepang

Baca juga : Pemain Indonesia Jay Idzes Bawa Timnya Promosi Ke Seri A Liga Italia

Adapaun nota kerja sama yang disepakati adalah di bidang kebijakan, peraturan dan sistem, teknologi dan standar terkait Hidrogen dan Amonia. Juga promosi kerja sama melalui forum-forum dengan sektor publik dan swasta di Jepang dan Indonesia, serta peningkatan kapasitas lembaga pelaksana di Indonesia terkait teknologi terbaru.

Berdasarkan nota kerja sama yang telah disepakati, JICA berencana untuk meluncurkan data collection survey baru mengenai rantai pasokan Hidrogen dan Amonia pada akhir tahun 2024. 

Melalui upaya-upaya tersebut, sektor publik dan swasta di Indonesia dan Jepang akan bekerja sama untuk mendorong transisi energi melalui pemasyarakatan Hidrogen, Amonia, dan energi baru lainnya. Hal ini pada akhirnya dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), nomor 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan nomor 13 (Penanganan Perubahan Iklim).
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.