Dark/Light Mode

Sama-sama Orang Belitung

Yusril Dituduh Dekat Aidit

Selasa, 13 November 2018 13:05 WIB
Pengacara Jokowi - Maruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (Foto; IG #yusrilihzamahendra )
Pengacara Jokowi - Maruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (Foto; IG #yusrilihzamahendra )

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah memutuskan menjadi pengacara Jokowi-Ma’ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra diterpa isu tak sedap. Ketum PBB itu disebut dekat dengan tokoh PKI, DN Aidit. Soalnya, keduanya sama-sama berasal dari Belitung. Yusril buru-buru membantahnya. 


Tudingan itu, menurut Yusril, muncul di sebuah grup whatsapp salah satu kubu yang mendukung calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2019. Di jagat medsos tidak ada yang tahu soal tudingan ini jika Yusril tidak membeberkannya. Yusril menyebut, jangankan berkawan akrab, bertemu dengan Aidit pun dia tidak pernah. Usia mereka terpaut cukup jauh. Yusril lahir di Belitung Timur pada 1956. Sedangkan DN Aidit lahir di Belitung Barat 1923. Tuduhan kedekatannya dengan Aidit lantaran satu kampung halaman, dianggap Yusril terlalu naif. “Ya dibilang saya orang Belitung Pak Aidit orang Belitung, ya Aidit orang Indonesia, Anda orang Indonesia juga, berarti anda orang PKI juga. Saya kira terlalu naif berpikir seperti itu,” tegas Yusril di Kampus UIN, kemarin. 

Yusril menjelaskan, secara ideologi, keluarganya dengan Aidit sangat berbeda haluan politik. Keluarga Yusril, kental dengan Masyumi, parpol Islam terbesar pada zaman itu. Ayah Yusril, Idris bin Haji Zainal, adalah Ketua Partai Masyumi di Belitung. “Tentu pikirannya nggak ketemu dengan orang PKI,” imbuhnya. 

Baca juga : KH Maruf Amin: Dia Murid, Saya Guru

Di Belitung, PKI tidak laku. Pada Pemilu 1955, dari 15 kursi DPRD, Masyumi mendapat 10 kursi, PNI 1 kursi, Partai Buruh 1 kursi. Sementara PKI nihil. Meski berbeda ideologi dan politik, ayah Yusril berkawan dengan ayahnya Aidit, Abdullah Aidit. Soalnya, Abdullah Aidit juga berbeda haluan dengan anaknya itu. Abdullah adalah Ketua Nurul Islam Belitung, yang pada 1947 berubah menjadi cabang Masyumi. Sementara Aidit bersama adiknya, Sobron Aidit yang merantau ke Jakarta, jadi PKI. Murad Aidit, adik Aidit yang paling bungsu menjadi aktivis Partai Buruh. 

Meski berbeda ideologi, sebagai sesama orang sekampung, hubungan Aidit dengan keluarga Yusril tetap baik. Jika pulang ke Belitung, Aidit akan bertemu dan berbincang dengan ayahnya. Hubungan baik itu terjalin sampai ke anak Aidit, Ilham Aidit. “Anak DN Aidit, Ilham Aidit, sesekali bertemu saya dan dia memanggil saya 'abang'. Dia selalu bertanya bagaimana perkembangan PBB,” bebernya. 

Pada masa itu, meski politik menjadi panglima, hubungan pribadi orang-orang yang berbeda ideologi tetap berjalan baik. Dia mencontohkan, Aidit dan Ketua Masyumi, M Natsir yang kerap berdebat soal ideologi mereka. “Kalau sudah berdebat seperti orang mau berkelahi, tapi Aidit pas sidang DPR break bawa kopi membukakan bungkus rokok untuk disodorkan kepada Natsir. Mereka ngobrol masalah keluarga, nggak bicara soal politik,” tutur Yusril.

Baca juga : Jokowi: Saya Lelah Saya Bukan Robot

Selain itu, menurut Yusril, Natsir juga pernah bercerita kepadanya soal baiknya hubungannya dengan Aidit. Natsir bertutur, ketika sedang menunggu becak di depan Gedung DPR di Lapangan Banteng, tiba-tiba Aidit lewat naik sepeda. Lalu Aidit bilang, 'Bung Natsir, ayo saya bonceng'. Mereka pun bersepeda. Yusril meminta politikus masa kini belajar saling menghormati meski berbeda haluan politik seperti yang ditunjukkan Natsir dan Aidit. Bukan saling menebar kebencian seperti yang kini dialami Yusril setelah dia memutuskan menjadi pengacara pasangan capres-cawapres nomor urut 01 itu.

 
“Itu bukan ideologi. Itu masalah profesional dan pertimbangan praktis saja. Tapi karena nggak setuju temen lawyer meilhat saya seperti musuh saja. Sudah dikeluarkan fatwa, halal darahnya, udah bisa disembelih, udah segala macam, ini makin aneh, makin pendek akalnya,” sesalnya. “Bisakah kita tetap baik antar sesama dan saling menghormati seperti Natsir dengan DN Aidit?” tegas Yusril. 

Terpisah, anggota Direktorat Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaen menduga tuduhan itu dampak dari langkah Yusril yang mendukung Jokowi. “Isu itu sengaja ditiupkan,” kata Ferdinand. Dia menyarankan Yusril melapor ke kepolisian jika isu ini terus dihembuskan. “Jika merasa dirinya korban fitnah, silakan ambil langkah hukum,” tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.