Dark/Light Mode

Isu PKI Nanjak Lagi Di Jabar

Jokowi Gelisah

Senin, 12 November 2018 12:09 WIB
Presiden Jokowi (tengah) bersama komunitas motor
berkonvoi mengelilingi kota Bandung, Jawa Barat, kemarin. (Foto: IG @jokowi.marufamin2019)
Presiden Jokowi (tengah) bersama komunitas motor berkonvoi mengelilingi kota Bandung, Jawa Barat, kemarin. (Foto: IG @jokowi.marufamin2019)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi rupanya masih khawatir dengan tuduhan PKI yang menyudutkannya. Dalam kunjungan kerja ke Bandung, Jawa Barat akhir pekan kemarin, Jokowi berkali-kali menepis tuduhan ini. Jokowi gelisah karena isu PKI yang sudah mereda, kembali naik lagi di musim kampanye. Celakanya, masih saja ada yang percaya dengan fitnah ini.

Jokowi mengisi akhir pekan kemarin dengan blusukan ke Bandung, Jawa Barat. Tak main-main. Jokowi sampai menginap dua malam di Kota Paris Van Java itu. Jarang-jarang Presiden sampai menginap dua malam di satu kota. Jokowi tiba di Bandung pada Jumat (9/11) malam. Baru meninggalkan Bandung pada Minggu (11/11) sore. Selama dua hari itu Jokowi menjalani agenda yang padat merayap. Dari pagi sampai malam. Acaranya macam-macam. Dari yang serius, sampai yang serius tapi santai. 

Yang serius misalnya saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Pahlawan 10 November di makam pahlawan Cikutra, Bandung. Selebihnya, serius tapi santai. Seperti jalan sehat, blusukan ke pasar, menemui warga di car free day, motoran keliling Bandung sampai ngopi-ngopi cantik di mal. Di sela itu, Jokowi menyempatkan memberikan pengarahan kepada Tim Kampanye Daerah (TKD) Jabar Jokowi-Ma’ruf. Di setiap agendanya itu, Jokowi didampingi antara lain Gubernur Bandung Jawa Barat Ridwan Kamil dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Baca juga : Di Jabar, Jokowi Kalah

Acara yang agak formal misalnya saat Jokowi dianugerahi gelar Pinisepuh oleh Paguyuban Pasundan, Minggu (11/11) pagi. Paguyuban Pasundan adalah organisasi budaya Sunda, yang didirikan pada 1913. Organisasi tersebut masih eksis sampai sekarang. Beberapa tokoh Paguyuban yang hadir antara lain bekas Gubernur Jabar Solihin GP, Ginandjar Kartasasmita dan anaknya, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita. Ketua Paguyuban Pasundan Didit Tarmuzi berseloroh, saking terkenalnya Pak Ginanjar di Jabar, warga Ciamis dan sekitarnya menyebut Golkar itu sebagai Golongan Kartasasmita. Jokowi tertawa lebar mendengar kelakar itu.

Sebagai tanda penganugerahan gelar Pinisepuh, Didit menyematkan pin warna emas berbentuk miniatur kujang di baju bagian dada sebelah kanan Jokowi. Kujang adalah senjata khas masyarakat Sunda. Menurut Didit, Pinisepuh adalah orang yang penuh keikhlasan membela masyarakat, membantu dan berjasa bagi bangsa dan negara. Paguyuban menilai Jokowi telah berkontribusi besar bagi pembangunan infrastruktur, khususnya di Jawa Barat. Sehingga, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk bisa hidup layak dan berkembang. 

Ridwan Kamil dalam sambutannya berharap, penganugerahan gelar ini bisa membuat Jokowi semakin rajin berkunjung ke tanah Pasundan, untuk memberi arahan dan nasehat. “Karena jumlah penduduk Jabar jumlahnya 20 persen. Artinya kalau urusan Jabar selesai, 20 persen persoalan Indonesia juga selesai," kata Kang Emil.

Baca juga : 2 Anak Buah Jokowi Ladeni Para Milenial

Apa yang disampaikan Jokowi? Berpakaian beskap putih khas Jabar, Jokowi mengawali pidatonya dengan menyapa hadirin dalam bahasa Sunda. “Wilujeung enjing, kumaha damang (Selamat pagi. Bagaimana, sehat semua, red)?” tanya Jokowi. Hadirin tertawa mendengar suara Jokowi yang medok aksen Jawanya itu. Ia mengucapkan terima kasih atas penganugerahan tersebut. Jokowi kemudian menjawab pertanyaan Kang Emil. Kata dia, Jabar justru daerah yang paling sering dikunjunginya. Selama menjabat presiden, kurang lebih sudah 1.200 kali berkunjung ke Jabar. “Tinggal saya kan di Bogor. Jawa Barat. Tiap hari saya bolak-balik Jakarta–Bogor,” kata Jokowi yang disambut tawa hadirin.

Setelah itu, barulah bicara yang serius. Yaitu, soal tuduhan bahwa ia anggota PKI. Eks Walikota Solo itu menegaskan, ia bukan anggota PKI. Kalau tak percaya,  silakan masyarakat untuk mengecek kebenaran tersebut. Bisa tanya ke masjid di dekat rumahnya, atau orangtuanya. Atau tanya ke NU dan Muhammadiyah yang ada di Solo.  Ia mengatakan, dirinya dan keluarga adalah seorang muslim biasa. Lahir dari keluarga muslim. Ayah, nenek dan kakek muslim. “Kalau lihat di medsos sedih saya, saya diam dan sabar tapi lama-lama saya perlu jawab dan akhirnya saya jawab," kata Jokowi.

Jokowi mengungkapkan, isu PKI ini sebenarnya sudah mulai reda. Namun belakangan ini, di musim kampanye pilpres, isu tersebut kembali nanjak. Ramai sekali di media sosial. Jokowi mengaku gelisah, karena itu ia kembali menjawab soal ini. Sebab, masih ada saja yang mempercayai tuduhan tersebut.  “Survei terakhir yang kami lakukan, masih enam persen masyarakat yang percaya bahwa saya PKI," kata Jokowi.

Baca juga : Prabowo Banyak Pikiran?

Jokowi juga membahas foto DN Aidit yang tersebar di media sosial. Di samping foto DN Aidit yang berpidato, ada sosok pria yang mirip  Jokowi. Dengan gaya jenakanya, ia pun mengakui bahwa foto tersebut mirip dengan dirinya. “Saya lihat-lihat, loh kok mirip saya?" kata Jokowi yang mengundang tawa hadirin. Di acara Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat pun, Jokowi mengungkapkan hal yang sama. Kepada para kader partai koalisi dan relawan yang hadir, Jokowi menyebut ada 4 isu yang sekarang kembali naik. Tuduhan PKI, antek asing, serbuan tenaga kerja China dan kriminalisasi ulama. 
 
Seperti sebelum-sebelumnya, Jokowi meminta para kader partai dan relawan menjawab hoaks tersebut. Juga rajin bertemu warga.  Menjelaskan apa yang sudah dikerjakan dan keberhasilan pemerintah. Dengan begitu,  dia berharap Jokowi-Ma’ruf bisa menang dengan selisih tebal di Jabar.  Kata Jokowi, sekarang sebenarnya dirinya sudah unggul di Jabar. Hanya saja, selisihnya masih tipis. Ia ingin selisihnya tebal. 

Ketum Golkar Airlangga Hartarto yakin suara Jokowi-Maruf bisa menang dengan selisih di atas 5 persen. Pasalnya, Jabar adalah salah satu basis suara Golkar. Namun berdasarkan survei, jumlah suara Golkar yang mendukung pasangan nomor urut 01 itu baru 65 persen. “Kalau Jokowi rajin blusukan ke Jabar, suara suara Golkar yang 65 persen memilih presiden, bisa mencapai 95 persen. Dengan demikian, bisa meningkatkan suara Jokowi-Maruf sebesar 5-10 persen," kata Airlangga di sela acara blusukan Jokowi di Bandung, kemarin.  
 
Apalagi, lanjut Airlangga, Jokowi sudah mendapat gelar pinisepuh dari Paguyuban Pasundan. Menurut dia, pemberian gelar itu akan makin menyolidkan Golkar. Soalnya banyak pengurus paguyuban adalah kader Golkar.  Saat ditanya soal dukungan kepada Jokowi, Ketua Paguyuban Pasundan Didit memang secara tersirat memberikan dukungan itu. “Saya sudah katakan, saya mendoakan sing nanjung sing terus manggung, silakan cari tahu apa itu," kata Didit, usai acara. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.