Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia Harus Siap

Anis Matta Prediksi Krisis Global Akan Berlarut

Senin, 1 Juni 2020 18:22 WIB
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta, (kedua kanan) bersama Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah (kanan). (Ist)
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta, (kedua kanan) bersama Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah (kanan). (Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sampai saat ini belum terlihat tanda-tanda kasus covid-19 akan mereda begitu pun dampaknya. Korea yang baru saja mengakhiri lockdown terpaksa harus menutup kembali 200 sekolah lantaran munculnya kasus baru setelah kebijakan hidup new normal dibuka.

Amerika juga mengalami hal serupa, jumlah korban meninggal telah tembus diatas angka 100 ribu orang dengan tingkat kasus covid mencapai 30 persen dari total kasus dunia.

Indonesia sendiri belum ada tanda-tanda penurunan grafik bahkan mencapai puncak pun tidak. Sementara kebijakan new normal sudah akan mulai diberlakukan dengan harapan bisa hidup "berdampingan" dengan corona. Disisi lain dampak ekonomi dan sosial semakin nampak didepan mata.

Baca juga : Pemerintah Pusat dan Pemda Harus Persiapkan Matang Pelaksanaan New Normal

Rentetan krisis sosial sudah mulai muncul, sebagai contoh adanya buntut kematian pria kulit hitam George Floyd yang memicu kerusuhan meluas hampir ke seluruh Amerika Serikat (AS) dua hari lalu.

Adanya sentimen anti China membuncah di benua hitam, Afrika. Salah satunya terjadi di Zambia , tiga bos perusahaan tekstil China tewas dibunuh akhir pekan lalu. Situasi ini dikhawatirkan akan melebar ke negara lain di dunia sebagai rentetan ikutan dari kriris ekonomi global.

Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta mengungkapkan, ini adalah bagian siklus jatuh bangunnya suatu imperium atau negara. Dalam skala yang lebih besar Anis yang juga sebagai Pakar Geopolitik menyebutnya sebagai siklus peradaban.

Baca juga : Indonesia Bersiap Bergeliat Lagi, Ini Lima Kisi-kisi LSI Denny JA 

"Kalau Anda baca sejarah jatuh bangunnya negara atau imperium itu ada polanya, punya durasi waktu atau siklus dan itu dipercaya oleh para ahli sejarah" ujar anis Matta dalam acara Zoominari bertajuk Musim Perubahan dalam Alquran, yang diikuti hampir 500 orang, Minggu (31/5/2020).

“Dalam skala Indonesia kita mengalami siklus perubahan 20- 30 tahunan sejak Tahun 1908, 1928 , 1945, dan seterusnya tahun 1998. saat ini kita masuk masa 20 tahun terakhir sejak reformasi" lanjutnya.

Anis juga mengingatkan, menurut teori siklus yang berkembang di abad 19 sampai dengan 20 menyimpulkan siklus perubahan global terjadi setiap hitungan 100 sampai 120 tahunan dan ini sudah disadari oleh negara yang menyatakan dirinya sebagai negara superpower, dilihat dari usia negara tersebut sejak bangkit.

Baca juga : Ekonomi Indonesia Diprediksi Pulih Tahun Depan

“Kita sedang manjalani transisi panjang yaitu transisi generasi baru, teknologi baru, model ekonomi baru, aliansi global baru yang datang bersamaan sekaligus " Jelas Anis.

"Meskipun demikian harapan akan munculnya kepemimpinan global baru dan tatanan dunia baru menjadi bagian dari siklus dari musim perubahan yang akan dihadapi oleh kehidupan manusia. Selalu ada harapan, ini adalah musim dingin dan setelah ini kita memasuki musim semi" pungkas Anis. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.