Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Setelah Amien Ngoceh-ngoceh

Koalisi Rame-rame Carmuk ke Jokowi

Jumat, 3 Juli 2020 05:01 WIB
Pertemuan para Sekjen Partai Koalisi menjelang Pemilu 2019 (Foto: Istimewa)
Pertemuan para Sekjen Partai Koalisi menjelang Pemilu 2019 (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Amien Rais ikutan ngoceh-ngoceh terkait video Presiden Jokowi ngomelin menteri. Dedengkot PAN ini mengaku sedih, ketawa, sampai-sampai bawa-bawa kasus tumbangnya Soeharto. Melihat Jokowi diserang Amien, partai koalisi rame-rame carmuk alias cari muka.  

Amien ngoceh dalam sebuah video yang diunggah ke akun Instagramnya, @amienraisofficial, Rabu (1/7). Awalnya, eks Ketua MPR itu mengomentari marah-marahnya Jokowi di Sidang Kabinet Paripurna kepada para menterinya yang dianggap lambat dalam masa pandemi corona ini. 

Amien mengaku kasihan dengan Jokowi, tapi juga ingin tertawa. "Ya, saya terbit kasihan, terbit ketawa juga. Kemudian seperti menepuk air di dulang terpercik muka sendiri," ucapnya. 

Dia menuding, Jokowi tengah melakukan sandiwara politik. Di mata Amien, Jokowi sedang melemparkan kesalahan pada para menterinya. "Dengan mengaduh-aduh, merintih-rintih, biar rakyat kembali menjadi mempercayai Pak Jokowi, mencintai, beliau harus dibela," cetusnya.

Menurut Amien, kalau memang mau reshuffle, hal itu harus dilakukan segera. Tidak perlu drama atau sandiwara. Dia juga mewanti-wanti Jokowi agar tidak lagi salah memilih menteri. Amien mengaku, sejak awal, sudah tak yakin dengan orang-orang yang dipilih Jokowi sebagai menteri. Hampir sepertiga menteri di kabinet, menurutnya, tak punya sifat kerakyatan. 

Baca juga : Pandemi, Masa Seleksi Menteri

Amien mengingatkan, jika tak segera merombak kabinet dan masih salah pilih menteri, nasib Jokowi bisa seperti Soeharto. Soeharto ditinggal banyak menterinya saat didemo besar-besaran pada 1998. Hanya satu menteri yang bertahan, yakni Saadilah Mursjid. "Pak Jokowi jauh lebih enteng dari Pak Harto. Jadi jangan macam-macam," katanya, seperti mengancam.

"Kalau sudah pakai bismillah, tapi masih cengengesan, kalau dalam Bahasa Jawa Solo itu, ya saya kira Allah malah akan membuat perhitungan. Kira-kira begitu saja," tutupnya.

Partai koalisi tidak tinggal diam dengan ocehan Amien ini. Dimulai dari PDIP. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memastikan, Megawati Soekarnoputri dan seluruh kadernya siap mengawal seluruh kebijakan pemerintah. "Demikian halnya di dalam menghadapi kelompok tertentu yang terus melakukan provokasi, memancing di air keruh," tegas Hasto, kemarin. 

Hasto mengingatkan, virus corona adalah masalah bersama. Dia pun meminta semua pihak bekerja sama menangani pandemi ini. "Skala prioritas kehidupan berbangsa saat ini adalah gotong royong menebar kebaikan, membantu rakyat. Dan itulah yang terpenting," tandas dia.

Nasdem ikut tampil. Waketum Nasdem Ahmad Ali menyatakan, kemarahan Presiden terhadap para menterinya bukan sandiwara. "Saya tidak melihat bersandiwara. Karena Pak Jokowi ini kan nggak pandai bersandiwara. Pak Jokowi ini bekerja dengan hati, bekerja dengan kejujuran," ujarnya.

Baca juga : Teladan Moral Pimpinan KPK

Dia kemudian menyindir Amien yang terkesan ikut campur soal susunan kabinet. "Kalau Pak Amien sudah jadi presiden, baru lah dia menunjuk menteri berdasarkan dia punya kapasitas," sindir Ketua Fraksi Nasdem itu.

PKB juga membela. Ketua DPP PKB Daniel Johan menegaskan, Jokowi tidak sedang bersandiwara. "Tujuan Presiden saat itu untuk memacu semangat sekaligus peringatan kepada para menteri agar lebih militan," tegasnya. 

PKB tak mau menganggap serius serangan Amien ke Jokowi. "Anggap saja obat kuat meskipun pahit mungkin berguna," imbuh Daniel. 

Sementara, PPP menyebut, yang dituduhkan Amien kepada Jokowi adalah pandangan subjektif semata.  "Kemarahan Presiden saat berada di forum resmi, yakni Sidang Kabinet Paripurna, bukan kegiatan stand up comedy. Audiensnya para menteri," tegas Waketum PPP Arwani Thomafi. 

Dia juga menegaskan, reshuffle kabinet merupakan hak mutlak presiden. Untuk melakukannya, Jokowi juga tidak perlu meminta dukungan partai politik. "Konstitusi telah memberi dukungan dan ruang sepenuhnya bagi Presiden untuk mengelola pemerintahan ini yang di dalamnya, termasuk mengelola kabinet dan para menterinya," tutupnya.

Baca juga : Ibu Kota dan Keberpihakan

Golkar meminta Amien tak sewot. Evaluasi Jokowi terhadap para menterinya disebut partai beringin adalah haknya sebagai presiden. "Pak Amien tak perlu sewot dengan sikap Presiden Jokowi. Itu hak Presiden dan harus dipahami bahwa apa yang dilakukannya sebagai akuntabilitas publik," ujar Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily.

Gerindra pun ikut membela. Jubir Gerindra Habiburokhman menyebut, tindakan Presiden Jokowi menegur menteri-menterinya sebagai hal positif. "Sebagai kepala pemerintahan, Pak Presiden memang harus selalu mengingatkan bawahannya agar kerja maksimal. Jadi kami tetap memandang sikap Pak Presiden itu sebagai sesuatu yang positif," tuturnya. 

Yang menarik, PAN, partai yang didirikan Amien, juga ikut membela Jokowi. Wabendum PAN Rizki Aljupri meyakini, Jokowi tak sedang bersandiwara.  "Hal ini tercermin dari track record beliau yang selalu memprioritaskan nasib rakyat kecil dalam setiap proses pengambilan kebijakan," ujar Rizki. 

Pengamat Politik Hendri Satrio menilai, partai-partai ini tengah cari muka alias carmuk kepada Jokowi. Tentu saja, tujuannya agar pos menteri mereka aman. Parpol akan rugi berat jika sampai kehilangan kursi menteri.

"Kenapa? Masih lama kan (periode pemerintahan). Banyak kesempatan mengambil hati konstituen untuk membantu Presiden dalam pembangunan," ujar Hendri, semalam. "Jadi kalau dibilang carmuk, saya harus bilang, saat ini parpol memang harus carmuk. Itu keharusan," imbuh pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.